9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum penulis melaksanakan penelitian ini, penulis akan membaca serta memahami beberapa skripsi yang terkait dengan judul yang penulis ajukan
sebagai bandingan dalam menulis skripsi ini, antara lain yaitu: 1.
Skripsi karya Elisya Budiawati, angkatan 2004 mahasiswi Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang, dengan
judul “SYAIR KUMBANG DAN MELATI :SUNTINGAN TEKS DAN ANALISIS SEMIOTIK”. Hasil penelitiannya berupa suntingan teks
dalam bentuk transliterasi dan mengungkapkan makna atau nilai-nilai sosial dengan menggunakan dua teori, yaitu teori filologi oleh Baried
dan teori semiotik oleh Riffaterre. 2.
Skripsi karya Desy Natalia Pinem, angkatan 2005 mahasiswi Program Studi Bahasa dan Sastra Batak Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara, dengan judul “KAJIAN FILOLOGI TERHADAP NASKAH BATAK No.Inv.943071242075 KOLEKSI MUSEUM
NEGRI PROVINSI SUMATERA UTARA”.Penelitian ini menghasilkan sebuah suntingan teks dengan menggunakan teori Baried. Skripsi ini
juga membahas tentang kedudukan dan fungsi teks dalam masyarakat, kebudayaan dan pendidikan.
3. Skripsi karya Muhammad Ali Ritonga, angkatan 2006 mahasiswa
Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, dengan judul “SUNTINGAN TEKS DAN
NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM HIKAYAT KIAMAT”. Penelitian ini juga menghasilkan sebuah suntingan teks dengan menggunakan teori
Baried, dan menganalisis isi menggunakan pendekatan religiusitas.
Universitas Sumatera Utara
10
4. Skripsi karya Muhyiddin, angkatan 2008 mahasiswa Jurusan Aqidah
dan Filsafat Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dengan judul
“PEMIKIRAN K.H.R. AS’AD SYAMSUL ARIFIN TENTANG TAUHID DAN THARIQAT KAJIAN FILOLOGIS TERHADAP RISALAH
AS’ADIYAH”. Penelitian ini menghasilkan sebuah suntingan teks dan analisis isi dengan menggunakan dua teori, yaitu teori kodikologi dan
teori tekstologi. Untuk Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara sejauh yang penulis ketahui hingga saat ini belum ditemukan penelitian tentang kajian Filologi ini.Adapun yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa selain menghasilkan transliterasi filologi dari satu edisi naskah tahun 1968 M yang mudah dibaca dan dipahami
oleh masyarakat dengan menggunakan teori Siti Baroroh Baried, penelitian ini juga mengungkapkan isi dan pesan pada naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni.
Filologi merupakan salah satu disiplin yang berupaya mengungkapkan kandungan teks yang tersimpan dalam naskah
produk masa lampau. Sebagai penggali produk hasil budi daya manusia, filologi tergolong dalam ilmu-ilmu kemanusiaan atau
ilmu humaniora. Sebagai istilah, filologi muncul pada saat para ahli dihadapkan pada upaya mengungkapkan kandungan suatu naskah
yang merupakan produk masa lampau, yaitu beratus-ratus tahun sebelum penelitinya lahir. Dalam sejarah perkembangannya, istilah
filologi mengalami perubahan dan perkembangan. Penerapannya di Indonesia pada awal mulanya dipengaruhi oleh para ahli terdahulu,
yang sedikit banyak dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan pemahaman tentang filologi yang berlaku dan yang diperlukan
untuk karya-karya abad pertengahan yang menjadi sasaran dan objek kerja para peneliti filologi terdahulu Baried, 1994:11.
Dalam pengertiannya yang lebih khusus, filologi dipahami sebagai cabang ilmu yang mengkaji teks beserta sejarahnya tekstologi,
termasuk di dalamnya melakukan kritik teks yang bertujuan untuk merekontruksi keaslian sebuah teks, mengembalikan pada bentuk
semula, serta membongkar makna dan konteks yang melingkupinya Fathurahman, 2010:10.
Universitas Sumatera Utara
11
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, filologi adalah ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis, yang merupakan
kombinasi dari kritik sastra, sejarah, dan linguistik. https:id.wikipedia.orgwikiFilologi.
Berdasarkan etimologi, kata filologi berasal dari bahasa Yunani philologia yang berupa gabungan kata dari philos yang
berarti ‘teman’ dan logos yang berarti ‘pembicaraan’ atau ‘ilmu’. Dalam bahasa Yunani philologia berarti ‘senang berbicara’ yang
kemudian berkembang menjadi ‘senang belajar’, ‘senang kepada ilmu’, ‘senang kepada tulisan-tulisan’, dan kemudian ‘senang
kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’ seperti karya-karya sastra Baried,1994:2.
Objek dari filologi adalah teks atau naskah, sedangkan hasil kegiatannya antara lain berupa suntingan naskah. Secara tradisional masalah-masalah variasi
teks menjadi obyek studi cabang ilmu sastra yang disebut filologi Teeuw, 1988:252. Sastra pada umumnya memiliki pengertian sebagai kata-kata dan
ungkapan yang indah yang dirangkai sastrawan untuk disampaikan kepada pendengar Sofyan, 2004:8. Robson menyebut bahwa sastra klasik merupakan
sastra yang diciptakan sebelum timbulnya bahasa kesatuan Fadillah dkk, 2005:94.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, ada empat pengertian naskah, yaitu 1 karangan yang masih ditulis dengan tangan, 2 karangan
seseorang sebagai karya asli, 3 bahan-bahan berita yang siap untuk diset, dan 4
rancangan Kridalaksana, 1995:684.
Menurut wikipedia.com, suatu naskah manuskrip bahasa Latin manuscript: manu scriptus ditulis tangan, secara khusus adalah semua dokumen
tertulis yang ditulis tangan, dibedakan dari dokumen cetakan atau perbanyakannyadengan cara lain. http:www.e-jurnal.com201312pengertian-
naskah-menurut-para-ahli.html.
Kata naskah merupakan padanan bahasa Indonesia untuk kata ‘manuskrip’ yang berasal dari bahasa Latin, yakni: manu dan scriptus, dan secara harfiah
berarti ‘tulisan tangan’ written by hand Fathurahman, 2010:4.
Universitas Sumatera Utara
12
Teks menurut Baried, 1994:57 adalah kandungan atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak yang hanya dapat
dibayangkan saja. Perbedaan naskah dan teks menjadi jelas apabila terdapat naskah yang muda tetapi mengandung teks yang tua. Teks
terdiri atas isi, yaitu ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca, dan bentuk yaitu cerita dalam teks
yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya bahasa dan sebagainya.
Penjelasan yang sama dijumpai juga dalam keterangan Mulyadi yang menyatakan bahwa teks ialah apa yang terdapat dalam suatu naskah. Dengan
perkataan lain teks merupakan isi naskah atau kandungan naskah, sedangkan naskah adalah wujud fisiknya Mulyadi, 1994:3.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, teks
adalah naskah yang berupa a kata-kata asli dari pengarang,b kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan,c bahan
tertulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato, dan sebagainya Kridalaksana, 1995:1024. Dalam sebuah teks lama,
seringkali dijumpai kata atau istilah yang mungkin sudah tidak dikenal lagi oleh pembaca masa kini. Karenanya, sebuah daftar
kata glossary atau istilah yang disusun secara alfabetis dan disertai dengan sebuah penjelasan singkat sangat diperlukan,
setidaknya untuk kata atau istilah yang dianggap ‘sulit’. Daftar kata ini dapat dianggap sebagai ‘kamus kecil’ terkait dengan teks yang
disunting Fathurahman, 2010:41.
Kajian ahli filologi terhadap naskah-naskahnusantara bertujuan untuk menyunting, membahas serta menganalisis isinya, atau untuk kedua-duanya. Pada
taraf awal kajian terhadap naskah-naskah itu terutama untuk tujuan penyuntingan Baried, 1994:50. Djamaris dalam Istadiyantha,2008:16 menyebutkan ada
beberapa masalah pokok yang perlu dilakukan dalam penelitian filologi itu, diantaranya, yaitu : 1inventarisasi naskah, 2deskripsi naskah, 3perbandingan
naskah, 4dasar-dasar penentuan naskah yang akan ditransliterasi, 5singkatan naskah, 6transliterasi naskah.
Semua tahapan di atas diperlukan jika ada dua naskah yang akan diteliti. Jika terdapat lebih dari satu naskah,maka akan dilakukan perbandingan naskah.
Karena pada penelitian ini hanya terdapat satu naskah saja yang akan diteliti, peneliti hanya mengambil tiga masalah pokok saja, yaitu inventarisasi naskah,
Universitas Sumatera Utara
13
deskripsi naskah dan transliterasi naskah. Menurut Mulyadi 1994:38, analisis identifikasi naskah dilakukan dengan
menjaring berbagai data dari naskah yang hendak dideskripsikan, yaitu: a.
Judul Naskah b.
Tempat Penyimpanan Naskah c.
Ukuran naskah d.
Jumlah Halaman e.
Jumlah Baris f.
Panjang Baris g.
Huruf h.
Bahasa i.
Pengarang, Penyalin, Tempat, dan Tanggal Penulisan Naskah jika ada j.
Pemilik Naskah k.
Pemerolehan Naskah l.
Isi Naskah m.
Penghitungan jarak antar baris n.
Pengukuran panjang baris
1. Inventarisasi Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni.
Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga karya Al-Husni ini disimpan di surau Simauang,Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat,
Indonesia. Pada naskah ini tidak dicantumkan tahun berapa naskah ini ditulis. Naskah ini dibeli oleh seorang datuk yang bernama Abdul Rauf yang berasal dari
Sijunjung, Sumatera Barat, tepatnya di Desa Air Hangat pada tanggal 6 bulan 6 tahun 1968 M atau bertepatan dengan tahun 1388 H. Naskah ini tidak disewakan.
Naskah ini belum mempunyai nomor katalog. Zaman dahulu di daerah Sumatera Barat surau berperan
sebagai tempat menuntut ilmu agama atau tarekat. Di situlah para
Universitas Sumatera Utara
14
alim ulama mengajarkan tentang islam kepada siapa saja yang ingin belajar. Di surau ini juga tempat aktifitas penulisan dan
penyalinan naskah-naskah keagamaan berlangsung, misalnya surau Nurul Huda yang terletak di Batang Kabung, Tabing, Padang.
Surau ini memiliki 25 koleksi naskah yang disalin dan ditulis oleh Imam Maulana Abdul Manaf. Kemudian ada juga surau
Darussalam, terletak di Kecamatan Sungai Puar Kabupaten Agam. Di sini terdapat 5 koleksi naskah yang cukup tebal. Naskah-naskah
ini awalnya merupakan koleksi pribadi masyarakat yang tinggal di sekitar surau. Kemudian naskah-naskah tersebut dikumpulkan oleh
pengurus surau Anton, 30 tahun untuk disimpan dengan tujuan agar lebih terawat Fathurahman, 2010:244.
Namun seiring perkembangan zaman, masyarakat Minangkabau sudah
mulai meninggalkan tradisi atau kebudayaan lama,dan surau-surau yang dulunya sebagai tempat belajar agama sekarang sudah mulai tidak berfungsi lagi,
walaupun masih ada beberapa surau yang masih digunakan sebagai tempat belajar agama.Di surau-surau inilah banyak terdapat naskah-naskah lama disimpan
sebagai bukti sejarah dan untuk bahan ajar kepada murid-murid yang masih menuntut ilmu disana.
2. Deskripsi Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni.
Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga ini berbentuk syair yang cara penulisannya seperti bentuk syair Arab. Menurut
Husein 2005:309, syair adalah:
ﻮﻫ ﺮﻌﺸﻟﺍ ﻝﺍ
ﻡﻼﻛ ﻝﺍ
. ﺔﻴﻓﺎﻘﻟﺍﻭ ﻥﺯﻮﻟﺍ ﻰﻓ ﻡﻮﻈﻨﻣ
asy-syi’ru huwa al- kalāmu al-manẓūmu fi al-wazni wa al-qāfiyatisyair adalah
kata-kata yang teratur dalam bentuk wazan dan qafiyah. Syair dalam bahasa Arab disebut dengan
ﺮﻌﺸﻟﺍ
asy-syi’ru syair, pantun, pengetahuan
, sedangkan
ﺮﻋﺎَﺸﻟﺍ
asy- syā’iru
penyair, orang ahli syairpantun
Yunus,1990:199. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia syair
Universitas Sumatera Utara
15
berarti: 1. Puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik baris yang berakhir dengan bunyi yang sama; 2. Sajak; puisi Kridalaksana, 1995:983.
Syair itu sendiri dibagi menjadi lima golongan menurut isinya, yaitu : 1.
Syair Panji 2.
Syair Romantis 3.
Syair Kiasan 4.
Syair Sejarah 5.
Syair Agama. Syair agama terdiri dari empat bagian, yaitu: syair sufi, syair tentang ajaran Islam,
syair riwayat cerita nabi, dan syair nasihat. Menurut Eti, 2008:22 syair biasa digunakan untuk menceritakan hal-hal
yang panjang seperti dongeng, suatu kejadian, dan sebagainya. Isi syair mengandung nasihat, kiasan, khayalan, unsur-unsur agama atau kepercayaan.
Adapun ciri-ciri syair adalah sebagai berikut: 1.
Setiap bait terdiri dari empat baris 2.
Setiap baris terdiri dari empat atau lima kata 3.
Setiap baris terdiri dari delapan sampai dengan dua belas suku kata 4.
Bersajak aaaa 5.
Seluruh bait berupa isi 6.
Tidak mempunyai sampiran 7.
Setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan 8.
Isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng, cerita, atau ajaran agama. Pada halaman pertama sampai halaman kedua naskah terdapat pembukaan
atau kata pengantar dari pengarang. Pada halaman terakhir terdapat ralat atau pembetulan dari kesalahan penulisan pada syair sebanyak satu lembar. Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurgaini menggunakan aksara Arab Melayu jawi. Naskah ini terdiri dari 36 halaman. Dalam satu halaman
terdiri dari beberapa baris yang berbeda-beda, dan dipisahkan di bagian tengah naskah menjadi dua kolom. Cara membaca naskah ini yaitu menyambung ke
Universitas Sumatera Utara
16
samping, meneruskan baris pertama dan dilanjutkan dengan baris ke dua. Naskah ini memiliki panjang: 20,5 cm, lebar: 14,7 cm, ketebalan: 0,3 cm. Alas naskah
berupa kertas putih, dan tulisan pada naskah masih cukup bagus. Pada bagian depan naskah terdapat judul syair danbeberapa tulisan lain, yaitu keterangan siapa,
dimana dan tahun berapa naskah ini dibeli. Pada halaman pertama terdapat porolog yang diawali dengan tulisan
basmalah dan diberi bingkai atau yang disebut dengan iluminasi. Iluminasi adalah hiasan naskah yang bersifat abstrak, berfungsi sebagai hiasan yang
“memperterang” teks yang disajikan Fathurahman, 2010:200. Terdiri dari delapan belas baris pada halaman pertama, dan 18 baris pada halaman kedua.
Pada bagian akhir porolog terdapat ayat Al-Qur’an. Di bagian bawah porolog terdapat kata Wassalamdan tercantum nama penulis naskah.
Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurgaini adalah sebuah karya sastra berbentuk Syair yang bercerita tentang kehidupan
orang tua yang anaknya telah meninggal dunia diwaktu kecil. Bercerita tentang kesabaran dan buah dari kesabaran. Bercerita tentang dosa dan pembalasan untuk
dosa. Tentang doa yang dipanjatkan anak untuk kedua orang tuanya dan doa orang tua untuk anaknya. Syair ini banyak mengandung pelajaran, nasehat-nasehat dan
pandangan agama. Dalam cerita ini juga terdapat ayat-ayat Al-Quran dan Hadis. Dengan demikian syair ini termasuk jenis syair agama bagian nasihat.
3. Transliterasi Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni.
Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain Baried, 1994:63.Untaian syair pada naskah
ﺮﻴﻌﺷ ﻖﻧﺎﻛ
۲ ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ
ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurgaini dimulai pada halaman ketiga,sedangkan halaman satu dan dua berisi pendahuluan atau kata pengantar.
Naskah ini akan penulis transliterasikan dari huruf jawi, aksara Arab Melayu kedalam bahasa Indonesia, sesuai dengan kaidah transliterasi filologi
Universitas Sumatera Utara
17
yaitu mentransliterasikan apa yang ada pada naskah tanpa menambah atau mengurangi sesuatu, kecuali pada naskah yang rusak korup namun masih
mungkin untuk dibaca dengan sedikit perbaikan dan akan diperbaiki transliterasinya.
Untuk kepentingan transliterasi, maka dikemukakan beberapa kaidah transliterasi. Tulisan Jawi merangkum seluruh
abjad Arab 29 huruf seraya menambahkan enam abjad tambahan, sehingga jumlahnya menjadi 35 huruf. Enam abjad tambahan
tersebut tentu saja dimaksudkan untuk mengakomodasi bunyi dalam bahasa daerah yang tidak dikenal dalam bahasa dan tulisan
Arab. 29 huruf yang berasal dari abjad Arab adalah:
ﺍ a, ﺏ b, ﺕt, ﺙ tha, ﺝ j, ﺡ ḥ, ﺥ kh, ﺩ d, ﺫ dh, ﺭ r, ﺯ z, ﺱs,
ﺵsh, ﺹ ṣ, ﺽ ḍ, ﻁ ṭ, ﻅ ẓ, ﻉ ‘, ﻍ g, ﻑ f, ﻕ q, ﻙ k, ﻝl, ﻡ m, ﻥn, ﻭ w, ﻩ h, ء , ﻱ y. Sedangkan enam abjad
lainnya yang merupakan bentuk modifikasi adalah: ڧv, چc,
ﻍng, ڤp,
ڬ
g, پny Fathurahman, 2010:86.
Sistem tulisan Arab adalah abjad konsonan, jadi terdiri atas tanda-tanda yang mewakili konsonan, sedangkan vokal ditandai
dengan huruf saksi atau tanda diakritik, tetapi penandaan vokal hanya diberikan dalam Al-Qur’an dan teks-teks tertentu.
Selebihnya tidak ada vokalisasi. Dalam penyesuaian tata aksara yang baru untuk penulisan bahasa Nusantara, terjadi sejumlah
pengurangan dan penambahan, tetapi bentuk aksaranya tidak mengalami perubahan yang besar dan berlanjut Ikram, 2009:308.
Terlihat dari ragam dan jumlah abjadnya, tulisan Jawi dapat disebut sebagai bentuk domestikasi baca : penyesuaian aksara
Arab ke dalam bahasa daerah di Indonesia, khususnya Melayu. Domestikasi yang dimaksud terutama berkaitan dengan perubahan
di sana sini agar sesuai dengan sistem fonologi bahasa lokal yang digunakan Fathurahman, 2010:85.
Dalam mentransliterasi penulis mengetik ulang dari naskah yang ada. Huruf-huruf yang tidak ada dalam bahasa Arab, tetapi hanya ada dalam bahasa
Arab Melayu penulis ambil dari symbol, tetapi penulis tidak memberi baris dengan alasan panjangnya naskah dan naskah asli nantinya akan dilampirkan
dalam skripsi.
Universitas Sumatera Utara
18
Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 3
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺪﻳﺩ ڬ
۳
ﻡﺎﺳﺮﺑ ﻦﻛﺮݞﺩ ﺮﻴﻌﺷﺮﺑ ﻮﻛﺍ ﺍﻮﻴﺟ ﻦﻜݞﻨﻨﻣ ﻲﺗﺎﻫ ﺭﻮﺒﻴﻬݞﻣ
ﻥءﺎﺴﻜﺳ ݒﻨﻜﺑ ﻖﻧﺍ ﻦﻴﺗﺎﻤﻛ ﻦﻤﺣﺭ ﺔﻔﺻﺮﺑ ݞﻳ ﷲﺪﻓ ﻱﺭﺍﺩ
ﻲﺗﺎﻫ ݞﺘﻨﺠﺳ ﻖﻧﺍ ﻦﻴﺗﺎﻤﻜﺗ ﻑﺎﻴﺳ ﻲﺘﻨﻧ ﺓﺮﺧﺍﺩ ﻱﺍ ﻪﻟﺭﻮﺟﻮﻣ
ﺎﻋﻭﺩﺮﺑ ﺱﻭﺮﺗ ﻢﻟﺎﻣ ﻥﺍﺩ ݞﻴﺳ ﻡﺎﺳﺮﺑ ڬﺮﺸﻛ ﺍﺪﻨﺑ ﻪﻳﺍ ﻱﺎﻔﺳ
ﻡﺎﺳﺮﺑ ﺎﻋﻭﺪﻨﻣ ﻖﻧﺎﻛ ﻖﻧﺎﻛ ۲
ﺍﺮݢﺳ ﻦﻛﺭﺍﻮﻠﻛ ﺍﺪﻨﺑ ﻥﺍﺩ ﻪﻳﺍ ﻱﺮﻳﺩ ﻦﻫﻼﺑ ﻖﻧﺍ ﻦﻴﺗﺎﻤﻛ
ﻲݢݞﺗ ﺎﻬﻣ ﷲ ﻦݞﺎﻴﺴﻛ ﺍﺪﻨﺗ ﻝﺎﻬﻓ ﻖݒﺎﺑ ﺖﻓﺍﺪﻨﻣ ﻦﻛﺍ
ﺍﺪﺒﺳﺮﺑ ﻲﺒﻧ ﺮﺒﺧ ﻦﻴﻜﻣﺩ ﻥءﺎﺑﻮݘ ﻢﻳﺮﻨﻣ ﺮﺒﺻ ݞﻳ ﻑﺎﻴﺳ
ﻦﻜﻳﺮﺑ ﻦﻫﻮﺗ ﻰݢݞﺗ ݞﻳ ﻥءﺎﻴﻠﻤﻛ ﺎﻀﻳﺭ ﻲﺗﺎﻫﺮﺑ ﺮﺒﺻ ݞﻳ ﻦݞﺩ
ﺕﺮﻫ ﻦﻓﺆﺎﻣ ﻱﺮﻳﺩ ﻚﺋﺎﺑ ﻥﺎﻣﺯ ݞﺠﻨﻔﺳ ﻲﻛﺎﻓﺩ ﺐﺟﺍﻭ
ﻦﻜﻴﺠﻨﺟ ﻦﻫﻮﺗ ﺮﺴﺑ ﺙﻻﺎﻬﻓ ﻱﺭﺎﺘﺴﺑ ﻦﻤﺗ ﺭﺍﺩﻮﺳ ﻲﻫﻭ
ﻲﺘﻨݢ ﻲﺘﻨݢﺮﺑ ﻦﻳﺩﻮﻤﻛ ﻮﻟﻮﻫﺩ ﺍﺭﺩﻮﺳ ﺕﺮﺳ ﺔﺑﺎﺤﺻ ﻲﻫﻭ
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ڬﺮﺷ ﻢﻟﺍﺪﻳﺩ ݞﻮﻨﻣﺩ ﺮﻜﻴﻓﺩ ﻦݞﺎﺟ
۲ ﻦﻛ
ﻦݞﺎﻴﺴﻛ ﺍﺪﻨﺗ ﻪﻟﺍﺩﺍ ﻲﻓﺎﺘﺗ ﻰﺒﻧ ﺍﺪﺒﺳ ﺕﻮﺒﺳﺮﺗ ﺍﺩﺍ
ﻲﺗﺎﻫ ݞﻓﻻ ﻥﺍﺩ ﺎﺿﺭ ﻦݞﺩ ﻢﻳﺮﺗﺩ ڬﺮﺸﻛ ﺱﻭﺮﺗ ﺖﻳﺍ ﺚﻘﻧﺍ
ﺱﺍﻮﻛ ﺎﻬﻣ ݞﻳ ﻦﻫﻮﺗ ﺪﻔﻛ ﻙﺍﺮﻧ ﻖﺳﺎﻣ ﺍﺪﻨﺑ ﻪﻳﺍ ﻞﻴﺑ
ﺎﺴﻳﺃ ﺎﻬﻣ ݞﻳ ﻦﻫﻮﺗ ﺍﺪﻔﻛ ﻱﺮﻴﻜﻴﻓﺩ ﻝﻮﻓ ﻪﻠﻗﺪﻨﻫ
ﻲﻛﻻ ﻥﻮﻓﺅﺎﻣ ﻥﺍﻮﻔﻣﺮﻓ ﻚﺋﺎﺑ ۲
ﺙﺎﻤﻳﺮﻨﻣ ﺮﺒﺻ ݞﻳ ﻑﺎﻴﺳ ﺍﺮﻴﻛﺮﺗ ﺄﺕ ﺍﺪﻨڬ ﺖﻔﻴﻟﺮﺑ
ﻥﺁﺮﻗ ﻢﻟﺩ ﻩﺩﻮﺳ ﺕﻮﺒﺳﺮﺗ ﻦﻛﺎﻳﺪﺳ ﻦﻫﻮﺗ ﻖﻳﺎﺑ ݞﻳ ﻝﺎﻬﻓ
ﻡﺎﺳﺮﺑ ﻦﻛﺍ ﻮﻟﻼﺳ ﻦﻫﻮﺗ ﻒﻤﻨﻣ ݞﻳ ﻑﺍ ﻝﺎڬﺳ ﻢﻳﺮﻨﻣ
ﻥﺎﻤﻳﺍ ﻦﻧﻮﺘﻨﺗ ﺮﺒﺻ ﺔﻔﻴﺻﺮﺑ ﻦﻤﺣﺭ ݞﻳ ﻦﻫﻮﺗ ﻲﻬﻴﺳﺎﻛﺩ ﺮڬﺍ
ﻲﻜﻴﻠﻣﺩ ﺐﺟﺍﻭ ﺔﻔﺻ ﻪﻠﻨﻳﺍ ﻲﺗﺎﻣ ﻦﻛ ﻲﺘﺴﻓ ﻑﺪﻴﻫ ݞﻳ ﻒﻴﺘﺳ
Universitas Sumatera Utara
19
Syair Kanak-Kanak Dalam SyurgaKarya Al-Husni, hal: 3 Syair kanak2 di dalam syurga 3
Wahai sahabat serta saudara Syair kanak2 di dalam syurga
Jangan dipikir dimenung-menungkan Tetapi adalah tanda kesayangan
Ada tersebut sabda nabi Diterima dengan rida dan lapang hati
Anaknya itu terus ke syurga Kepada Tuhan yang maha kuasa
Bila ayah bunda masuk neraka Kepada Tuhan Yang Maha Esa
Hendaklah pula dipikiri Baik perempuan maupun laki-laki
Siapa yang sabar menerimanya Berlipat ganda tak terkira
Tersebut sudah dalam Quran Pahala yang banyak Tuhan sediakan
Tuhan selalu akan bersama Menerima segala apa yang menimpa
Bersifat sabar tuntunan iman Agar dikasihi Tuhan yang Rahman
Inilah sifat wajib dimiliki Setiap yang hidup pastikan mati
Aku bersyair dengarkan bersama Menghibur hati menenangkan jiwa
Kematian anak bukannya siksaan Dari pada Allah yang bersifatRahman
Siapa kematian anak sijantung hati Mujurlah ia di akhirat nanti
Siang dan malam terus berdo’a Supaya ayah bunda ke syurga bersama
Kanak kanak mendo’a bersama-sama Ayah dan bunda keluarkan segera
Kematian anak belahan diri Tanda kesayangan Allah Maha Tinggi
Akan mendapat banyak pahala Demikian khabar nabi bersabda
Siapa yang sabar menerima cobaan Kemuliaan yang tinggi Tuhan berikan
Dengan yang sabar berhati rida Baik diri maupun harta
Wajib dipakai sepanjang zaman Pahalanya besar Tuhan janjikan
Wahai saudara taman bestari Dahulu kemudian berganti-ganti
Universitas Sumatera Utara
20
Telaah Isi dan Pesan Naskah
ﻖﻧﺎﻛ ﺮﻴﻌﺷ ۲
ﺮﺷ ﻢﻟﺍﺩ ڬ
Syair Kanak-Kanak Dalam Syurga Karya Al-Husni
Hasil penelitian sementara dari penelitian ini adalah: a.
Pada halaman pertama dan kedua terdapat porolog atau kata pengantar. Pada kata pengantar ini pengarang sedikit menjelaskan tentang syair yang
ia tulis, dan pengarang ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa syair yang ditulis ini baik dibaca oleh ibu bapak yang anaknya sudah meninggal
dunia sewaktu kecil. Pengarang juga menjelaskan bahwa pada syair berisi gambaran bagaimana azab siksaan di padang mahsyar dan neraka.
Pengarang menyebutkan pada akhir naskah ini sengaja ditambah beberapa hadist tentang ruh anak yang sudah meninggal dan beberapa ayat al-
Qur’an mengenai kesabaran. b.
Pada halaman ketiga barulah pengarang mulai bersyair. -
Baris pertama dan kedua merupakan porolog pada syair. -
Baris ketiga dan keempat berisi tentang pujian terhadap Allah sang pencipta, bahwa kematian seorang anak itu bukanlah siksaan dari
Allah, tapi itu menandakan kasih sayang Allah yang bersifat Rahman. -
Baris kelima dan keenam merupakan hadist atau sabda nabi yang artinya barang siapa yang kematian anak, jika diterima dengan ridha
dan lapang hati maka akan selamat di akhirat kelak. -
Baris tujuh sampai sepuluh bercerita tentang anak-anak yang berdoa didalam syurga agar ibu dan bapaknya bisa masuk syurga, dan
dijauhkan dari api neraka. -
Baris sebelas sampai dua puluh dua menjelaskan tentang kesabaran dan pahala jika seseorang bersifat sabar, ridha dan lapang dada dalam
menghadapi kematian seorang anak. Pesan yang disampaikan pada halaman ketiga ini adalah barang siapa yang sabar
dalam menghadapi cobaan maka Allah menjajikan pahala yang besar, dan Allah selalu bersama orang-orang yang bersifat sabar.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN