Cara Mengukur Lingkar Pinggang Ukuran Lingkar Pinggang

4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Lingkar Pinggang 2.1.1. Defenisi Lingkar Pinggang Lingkar pinggang merupakan metode pengukuran skrining terhadap lemak viseral dalam tubuh yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit metabolik. 15 Lingkar pinggang memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah lemak intraabdominal dan lemak total. Lingkar pinggang juga dapat memperkirakan luasnya obesitas abdominal yang sudah mendekati deposisi lemak abdominal bagian viseral. Selain itu, lingkar pinggang juga berkorelasi dengan IMT dan rasio lingkar pinggang-pinggul waist-to-hip ratio, baik pada laki-laki maupun perempuan. 16 Lingkar pinggang memiliki hubungan yang lebih besar dengan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan pengukuran IMT. 17

2.1.2. Cara Mengukur Lingkar Pinggang

WHO menganjurkan agar lingkar pinggang diukur pada pertengahan antara batas bawah iga dan krista iliaka, dengan menggunakan pita pengukur pada saat akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dilebarkan sejauh 20-30 cm. Subjek diminta untuk tidak menahan perutnya dan diukur dengan pita pengukur dengan tegangan pegas yang konstan atau nonelastis. 16

2.1.3. Ukuran Lingkar Pinggang

Ukuran lingkar pinggang masing-masing ras berbeda, sehingga untuk memudahkan klasifikasi IDF Internasional Diabetes Federation mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis. 18 Universitas Sumatera Utara 5 Tabel 2.1 Ukuran Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis 18 NegaraGrup Etnis LingkarPinggangcmpadaObesitas Eropa Pria94 Wanita80 Asia Selatan,populasi China, Pria90 Melayu, dan Asia Wanita80 Jepang Pria90 Wanita80 Amerika Tengah dan Selatan Sub-Sahara Afrika Timur Tengah Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersediadataspesifik Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersediadataspesifik Ukuran lingkar pinggang mempunyai hubungan dengan Indeks Massa Tubuh. Pengukuran lingkar pinggang dapat menentukan besarnya obesitas sentral dikarenakan lemak menumpuk pada regio abdomen, sedangkan pengukuran IMT merupakan pengukuran obesitas general karena distribusi lemak pada obesitas ini tersebar merata pada jaringan tubuh. Enam puluh lima persen obesitas general juga akan mengalami obesitas sentral. 19 Pada peraturan menteri keseharan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer, kategori obesitas dibagi menjadi enam kelas dengan pengukuran IMT maupun lingkar pinggang. Pembagian kelas klasifikasi diikuti dengan faktor risiko ko-morbiditas. 20 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Pinggang Menurut Kriteria Asia 20 2.1.4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkar Pinggang Peningkatan ukuran lingkar pinggang mengindikasikan peningkatan resiko obesitas sentral. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan ukuran lingkar pinggang dan obesitas yaitu: 1. Umur Meskipun terjadi pada semua umur, obesitas dominan terjadi pada umur pertengahan. Pada anak-anak penambahan berat badan berkaitan dengan pertumbuhan. Umur remaja yang mengalami obesitas terjadi pada tingkat sosial- ekonomi menengah keatas. Namun dalam hal ini umur bukan penentu utama obesitas. 21 Responden obesitas terdapat banyak dari urban dan rural. Prevalensi obesitas general dan sentral mulai meningkat pada usia ≥ 25 tahun dan tertinggi pada usia 45 – 54 tahun. 19 2. Jenis Kelamin Di Indonesia, pada usia 18 tahun jenis kelamin perempuan 7,9 dua kali lebih banyak mengalami obesitas dibandingkan laki-laki 3,5. 22 Berdasarkan data riskesdas tahun 2013, 23 obesitas pada umur 18 tahun menunjukkan bahwaproporsi laki-laki sebesar 19,7 dan perempuan sebesar 32,9 . Hal ini Universitas Sumatera Utara berkaitan dengan faktor hormonal.Pada wanita umumnya obesitas terjadi setelah kehamilan dan saat menopause. Pada saat setelah kehamilan peningkatan adiposa berguna untuk simpanan lemak selama menyusui. Tabel 2.3 Efek Estrogen pada Jaringan Adiposit 24 Efek langsung Lipogenesis : -Penurunan lipoprotein lipase mRNA dan ekspresi protein Lipolisis : -Peningkatan aktifitas hormon sensitif lipase -Peningkatan induksi lipolisis oleh epinefrin Adipogenesis : -Meningkatnya proliferasi prekursor adiposit -Menurunkan ekspresi faktor diferensiasi sel adiposit Efek sentral CNSHipotalamus -Menurunkan konsumsi makanan -Menurunnya sekresi leptin -Meningkatkan aktifitas dan pemakaian energi Estrogen memiliki efek negatif terhadap peningkatan nafsu makan di hipotalamus. Ketika dibandingkan antara tikus yang di-ovariektomi dan yang tidak maka dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan pada tikus yang di- ovariektomi. Disimpulkan bahwa estrogen dapat mempengaruhi penggunaan energi. Selain itu estrogen juga dapat mempengaruhi produksi leptin. 24 3. Tingkat Sosial Survei Manhattan menunjukkan bahwa obesitas dijumpai 30 pada kelas sosial-ekonomi rendah, 17 pada kelas menengah, dan 5 pada kelas atas. Hal ini berkaitan dengan pola makan. Kelas sosial-ekonomi rendah lebih banyak Universitas Sumatera Utara memakan karbohidrat dikarenakan kurang mampu untum membeli makanan tinggi protein. Sedangkat pada kelas sosial-ekonomi atas tingginya konsumsi lemak dan alkohol menimbulkan terjadinya obesitas. 21 4. Aktivitas Fisik Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan aktivitas fisik dan kebanyakan duduk. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara energi yang dikonsumsi dengan energi yang digunakan. Hal ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi menjadi adiposa. Industrialisasi dan modernisasi menjadi pencetus tinggi obesitas karena meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi sehingga menyababkan saat ini aktivitas fisik menurun. 21 5. Kebiasaan Makan Kebiasaan makan individu dengan obesitas memang berbeda dengan individu normal lainnya. Biasanya, obesitas terjadi pada individu dengan hobi memasak dan suka makan pada malam. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh pada munculnya obesitas. Pada penelitian Trisna tahun 2009 25 mengatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara makanan karbihodrat CI 95 P=0.000 dan lemak CI 95 P=0.031 dengan obesitas. penelitian tersebut menemukan 59,9 responden dengan konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak mengalami obesitas sentral. 6. Faktor Psikologis Faktor stabilitas emosi diketahui berkaitan dengan obesitas. beberapa ilmuan psikoanalisis berpendapat bahwa rasa marah yang selalu ditekan akan dimunculkan dalam bentuk keinginan ingin terus mengonsumsi. Selain marah, rasa cemburu kepada orang lain di mana ia merasa dirinya gemuk dan tidak menarik dapat menyebabkan keinginan mengonsumsi juga meningkat. Hal ini menyebabkan individu gemuk akan semakin gemuk. 21 7. Faktor Genetis Faktor genetis merupakan salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya obesitas. Telah lama diamati bahwa anak obesitas umumnya berasal dari orang tua obesitas. 21 Universitas Sumatera Utara 2.2. Trigliserida 2.2.1. Defenisi Trigliserida