Model Penanganan Konflik oleh Kanwil dan Pengembangannya

5 Di bidang penyelesaian sengketa: perlu terus dilakukan upaya peningkatan efektifitas dan peningkatan kualitas penyelesaian sengketa pertanahan, baik melalui kewenangan administrative secara musyawarahmediasi, melalui putusan pengadilan serta melalui koordinasi antar sektor. Tabel. 6 Bagan alur prores pengelolaan dan pengaduan Pemohon Kantor pertanahan Loket Proses pelayanan Loket Pelayanan Loket Pembayaran Pemohon pemohon

B. Peran Badan Pertanahan Dalam Menyelesaikan Konflik Pada Tahun 2000-2013

Untuk dapat mengtahui Peran Badan Pertanahan Nasional dalam menyelesaikan konflik pertanahan pada tahun 2000-2013, maka dalam bab ini penulis menyajikan data dari hasil penelitian yang mana penelitian tersebut di Kantor Pertanahan Kabupaten Penyampaian hasil penaganan pengaduan dan atau tanggapan Penerimaan pengaduan dapat disampaikan melalui kotak pengaduan loket layanan webside layanan Penanganan pengaduan dan penyiapan tangagapan Rekomendasi Pemmrosesan oleh unit kerja terkait Bantul, dan selanjutnya dianalisa sehingga dapat memperoleh suatu kesimpulan, ada pun data dari hasil penelitian di Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul adalah Sebagai berikut:

1. Mekanisme penanganan dan penyelesaian konflik oleh BPN.

Penanganan dan penyelesaian terhadap konflik pertanahan oleh BPN RI di dasarkan pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan, yang meliputi mekanisme pelayanan pengaduan dan informasi, pengkajian, penanganan, dan penyelesaian konflik pertanahan, serta bantuan hukum dan perlindungan hukum.

a. Mekanisme Pengaduan.

1. Pelayanan pengaduan sengketa dan konflik pertanahan dilaksanakan dan dikoordinir oleh Deputi Bidang Pengkajian dan Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan Deputi V di BPN RI, di Kantor Wilayah BPN Provinsi dilakukan oleh Kepala Bidang PPSKP dikoordinasi oleh Kakanwil, dan di Kantor Pertanahan KabupatenKota dilakukan oleh Kepala Seksi SKP dikoordinasi oleh Kepala Kantor; 2. Pengaduan sengketa dan konflik pertanahan dapat diajukan secara lisan atau tertulis dan dapat disampaikan secara langsung ke Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah BPN, dan Kantor BPN RI, atau melalui www.bpn.go.id. Khusus melalui www.bpn.go.id harus ditindaklanjuti dengan pembuatan permohonan secara tertulis; 3. Pengaduan paling sedikit memuat identitas pengadu, obyek yang diperselisihkan, posisikasus legal standing dan maksud pengaduan, serta dilampiri foto copy identitas pengadu dan data dukung yang terkait dengan pengaduan; 4. Surat pengaduan yang telah diterima diteruskan ke satuan organisasi yang tugas dan fungsinya menangani sengketa dan konflik pertanahan. Surat pengaduan yang diterima dicatat dalam register dan diditribusikan kepada pelaksana danatau tim pengolah untuk mendapatkan penanganan.

b. Pengkajian Konflik Pertanahan.

Pengkajian konflik dilakukan dengan melakukan pengkajian akar dan riwayat koflik untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya dan potensi dampak dari terjadinya konflik. Pengkajian konflik pertanahan dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisis data konflik yang terjadi. Hasil dari penelitian dan analisa data dipergunakan untuk menentukan dan merumuskan pokok permasalahan atas terjadinya konflik. Terhadap pokok permasalahan konflik dilakukan telaahan hukum berdasarkan data yuridis, data fisik danatau data pendukung lainnya, yang hasilnya kemudian dilakukan kajian penerapan hukum yang selanjutnya menghasilkan rekomendasi penanganan konflik.

c. Penanganan Konflik Pertanahan.

Penanganan konflik pertanahan dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum atas penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta untuk memastikan tidak terdapat tumpang tindih pemanfaatan, tumpang tindih penggunaan, tumpang tindih penguasaan dan tumpang tindih pemilikan tanah, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta bukti kepemilikan tanah bersifat tunggal untuk setiap bidang tanah yang diperselisihkan. Penanganan konflik pertanahan dilaksanakan secara komprehensif melalui kajian akar permasalahan, pencegahan