Hasil Pengujian Kekerasan Makro dan Mikro

commit to user 57

3. Hasil Pengujian Kekerasan Makro dan Mikro

Raw Material Pengujian kekerasan makro menggunakan metode Rockwell A, alat yang digunakan adalah macro hardness tester dengan penetrator Kerucut intan. Beban penekanan 60 kg dengan waktu tahan 5 detik. Pengujian dilakukan pada 18 titik uji pada 6 lokasi, dari bagian luar ke inti dengan variasi jarak 2 mm antar lokasi dan titik pertama diambil dengan jarak 1 mm dari tepi. Untuk pengujian Rockwell ini tidak menggunakan persamaan untuk menghitung hasil kekerasan, namun hanya dengan melihat dial gauge kekerasan yang sudah tersedia di alat tersebut. Sehingga dapat dilihat langsung kekerasan hasil uji tanpa harus mengukur besar penetrator seperti yang dilakukan pada metode Vickers. Gambar 21. Lokasi Titik Pengujian Kekerasan Makro Sedangkan pengujian kekerasan mikro menggunakan alat uji kekerasan knoop microhardness tester model MXT70. Pengujian ini dilakukan pada daerah permukaan maksimal 2,2 mm dari tepi front gear chain . Diambil 6 lokasi pengujian dengan variasi jarak 0,15 mm dari tepi luar, setiap lokasi diambil 3 titik yang sejajar. Pengujian kekerasan mikro ini menggunakan pembebanan 200 gf, dengan waktu pembebanan 5 detik. Untuk menghitung nilai kekerasan microvickers menggunakan persamaan berikut: ` commit to user 58 Hv = 1,854 x 2 D P gfµm 2 P= 200 g , D= 23,84 µm Penyelesaian: Hv = 1,854 x 2 84 , 23 200 = 652.2 gfµm 2 Keterangan : Hv = nilai kekerasan gfµm 2 P = beban identor gf D = diemeter jejak pengujian µm Data hasil pengujian kekerasan makro dan mikro adalah sebagai berikut : Tabel 7. Hasil Pengujian Kekerasan Makro raw material front gear chain Honda Supra X No Posisi titik Dari tepi mm lokasi Titik uji HRA Kekerasan rata2HRA 1 1 I 1 80 79.6 2 2 79 3 3 80 4 3 II 1 75.5 76 5 2 75 6 3 77.5 7 5 III 1 73 73.1 8 2 72.5 9 3 74 10 7 IV 1 73 73.1 11 2 73 12 3 73.5 13 9 V 1 73 73.3 14 2 73 15 3 74 16 11 VI 1 73 73.3 17 2 73.5 18 3 73.5 commit to user 59 Tabel 8. Hasil Pengujian Kekerasan Makro raw material front gear chain Dayang Super X No Posisi titik Dari tepi mm lokasi Titik uji HRA Kekerasan rata2HRA 1 1 I 1 71 71.9 2 2 72.2 3 3 72.5 4 3 II 1 69 70.8 5 2 71.5 6 3 72 7 5 III 1 60 64.3 8 2 64.5 9 3 68.5 10 7 IV 1 56 56.3 11 2 57 12 3 56 13 9 V 1 54 54.6 14 2 54.5 15 3 55.5 16 11 VI 1 52 52.8 17 2 52.5 18 3 54 No Posisi titik Dari tepi mm lokasi Titik uji d1 d2 d rata- rata Kekerasan VHN Kekerasan rata2VHN 1 0.2 I 1 23.66 24.03 23.84 652.2 645.0 2 2 23.35 23.99 23.67 650.3 3 3 24.06 24.36 24.21 632.7 4 0.6 II 1 24.10 24.25 24.17 634.6 643.9 5 2 23.88 23.80 23.84 652.5 6 3 24.62 23.35 23.98 644.6 7 1.0 III 1 23.84 23.84 23.84 652.5 636.1 8 2 23.64 24.57 24.10 638.2 9 3 24.20 24.81 24.50 617.6 10 1.4 IV 1 24.50 24.71 24.60 612.6 611.9 11 2 25.09 24.45 24.77 604.4 12 3 24.15 24.81 24.48 618.8 13 1.8 V 1 25.57 25.33 24.45 572.6 558.6 14 2 25.64 26.47 26.05 546.3 15 3 25.75 25.85 25.80 557.1 16 2.2 VI 1 26.37 26.84 26.60 523.9 515.8 17 2 26.78 27.49 27.13 503.7 18 3 26.67 26.75 26.71 519.8 Tabel 9. Nilai kekerasan Mikro Vickers raw material front gear chain Honda Supra X commit to user 60 10 20 30 40 50 60 70 80 90 I II III IV V VI Sproket honda Sproket Dayang Dari data hasil Pengujian tersebut kekerasan dapat disusun Grafik kekerasan makro dan kekerasan mikro yang diambil dari data diatas. Sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya distribusi kekerasan dari specimen front gear chain tersebut. No Posisi titik Dari tepi mm lokasi Titik uji d1 d2 d rata- rata Kekerasan VHN Kekerasan rata2VHN 1 0.2 I 1 27.40 27.82 27.61 486.5 486.7 2 2 26.54 28.53 27.53 489.1 3 3 26.65 26.55 26.60 484.6 4 0.6 II 1 31.35 31.56 31.45 374.8 377.6 5 2 31.55 31.34 31.44 375.0 6 3 31.19 31.04 31.11 383.0 7 1.0 III 1 31.91 32.12 32.01 361.8 365.4 8 2 32.06 32.04 32.05 361.0 9 3 31.80 31.23 31.51 373.4 10 1.4 IV 1 32.03 32.55 32.29 355.7 364.9 11 2 31.91 31.09 31.50 373.7 12 3 31.37 32.34 31.85 365.4 13 1.8 V 1 32.21 32.38 32.29 355.6 360.2 14 2 32.13 31.73 31.93 365.7 15 3 32.18 32.05 32.11 359.5 16 2.2 VI 1 32.22 33.37 32.79 344.8 344.7 17 2 32.54 32.50 32.52 350.5 18 3 33.17 32.98 33.07 339.0 Gambar 22. Grafik kekerasan Makro raw material front gear chain Honda Supra X dan Dayang Super X Tabel 10. Nilai kekerasan Mikro Vickers raw material front gear chain Dayang Super X HRA LOKASI UJI commit to user 61 100 200 300 400 500 600 700 I II III IV V VI Mikro Honda Mikro Dayang Gambar 23. Grafik kekerasan Mikro raw material front gear chain Honda Supra X dan Dayang Super X Pada pengujian kekerasan makro pada front gear chain Honda Supra X di dapatkan hasil uji kekerasan tertinggi berada pada lokasi I yang mencapai 79,6 HRA. Sedangkan kekerasan terendah pada lokasi III dan IV yaitu 73.1 HRA. Selanjutnya niai kekerasan makro juga diperoleh dari frot gear chain motor Dayang Super X dengan nilai kekerasan tertinggi pada lokasi I yang mencapai 71,9 HRA. Kekerasan terendah pada lokasi VI yaitu 52,8 HRA. Dari gambar Grafik kekerasan makro gambar 22, dapat terlihat bahwa distribusi kekerasan pada kedua front gear chain tersebut. Dapat diketahui juga bahwa nilai kekerasan pada front gear chain Honda Supra X lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kekerasan front gear chain Dayang Super X, hal ini ditunjukkan dengan nilai kekerasan kekerasan rata-ratanya. Sedangkan pada pengujian kekerasan mikro didapatkan Nilai kekerasan tertinggi terdapat pada lokasi I yang mencapai 645.0 VHN dan nilai kekerasan terendah terdapat di lokasi VI yang mencapai 515.8 VHN. Untuk front gear chain Dayang Super X memiliki nilai kekerasan mikro Vickers yang lebih rendah dari pada front gear chain Honda Supra X yaitu pada lokasi I yang mencapai 486,7 VHN dan nilai kekerasan terendah terdapat di lokasi VI yang mencapai 344,7 VHN. Dari Grafik kekerasan mikro gambar 23 terlihat adanya distribusi HRV commit to user 62 kekerasan dari kedua front gear chain yang mengalami kecenderungan menurun, yang titiknya diambil dari jarak 0,2 mm dari daerah tepi menuju ke inti dengan jarak 0,4 mm pada setiap titik. Dari kedua hasil pengujian kekerasan dapat diketahui bahwa pada bagian permukaan memiliki kekerasan yang tinggi kemudian terjadi penurunan menuju ke daerah poros front gear chain . Jadi dapat disimpulkan bahwa pada proses pembuatannya ada usaha untuk melakukan peningkatan kekerasan pada bagian permukaan. Dimungkinkan pada proses pembuatanya setelah front gear chain di casting cor dan di machining kemudian dilakukan proses heat treatment . Proses heat treatment yang memungkinkan pada kedua front gear chain tersebut adalah pengerasan permukaan surface treatment yang meliputi karburisasi carburizing, flame hardening, nitriding, cyaniding. Karena pengerasan yang terjadi hanya pada bagian permukaan dari mata gear yang semakin menuju ke titik puncak gear semakin keras. Jenis perlakuan panas yang memungkinkan telah dilakukan adalah antar carburizing dan flame hardening karena sangat tidak mungkin apabila menggunakan nitriding karena dilihat dari komposisi nitrogen cenderung kecil pada komposisinya. Untuk mengetahui perlakuan panas yang telah dilakukan lebih jelasnya bisa dilihat dengan foto struktur mikro, namun jika dilihat dari Grafik kekerasan makro maka pengerasan yang telah dilakukan dari kedua front gear chain tersebut adalah flame hardening pengerasan pada bagian ujung gear dengan menggunakan nyala api dan kemudian didinginkan dengan air secara cepat. Hal ini dilihat dengan nilai kekerasan yang cenderung tinggi dan mengalami distribusi kekerasan dari 0 - 4 mm dari tepi dan terdapat titik yang memiliki nilai kekerasan yang cenderung setara pada jarak 5 – 11 mm dari daerah tepi, daerah ini merupakan daerah diluar dari jarak mata gear gambar 22. Pada pengerasan flame hardening hanya mempengaruhi daerah pengerasan sejauh 4 mm dari tepi. Namun flame hardening ini memiliki kelemahan yaitu terjadi perbedaan kekerasan yang signifikan pada daerah perbatasan perlakuan flame hardening dan daerah yang tidak mengalami perlakuan. Daerah tersebut dinamakan daerah transisi, pada daerah transisi ini terdapat 2 struktur mikro yang berlainan yaitu pada jarak 4 mm commit to user 63 dari tepi. Dari daerah transisi tersebut akan terjadi daerah sambungan antara daerah keras dan yang lunak. Dapat disimpulkan bahwa akan mudah patah pada daerah tersebut. Jadi antara Dayang dan Honda, front gear chain Honda akan lebih tahan Patah dari pada Dayang karena front gear chan Honda lebih keras dari pada Dayang. Hasil dari nilai kekerasan antara kekerasan makro dan mikro maka dapat di tentukan perlakuan panas yang akan dilakukan selanjutnya untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis dari pada front gear chain Dayang Super X. Perlakuuan panas yang akan dilakukan adalah hardening Pengerasan. Namun untuk perlakuan panas hardening yang akan dilakukan memerlukan beberapa faktor- faktor yang menunjang proses perlakuan panas tersebut yaitu Titik panas Ac3, holding time dan media pendingin. Karena specimen yang akan di hardening merupakan baja karbon rendah tabel 5 dengan komposisi karbon 0,25 C maka titik panas Ac3 adalah dengan suhu 850° C suhu diagram fasa Fe-C dengan komposisi 0,25 C. Untuk holding time yang dilakukan adalah antara 5-15 menit untuk baja karbon rendah, serta untuk media pendingin yang digunakan adalah air garam 10 . Untuk didapatkan nilai kekerasan yang maksimal dibutuhkan pendinginan yang maksimal pula sehingga air garam sangat cocok untuk pendinginan tersebut. Kekerasan maksimal dari baja karbon rendah dengan kandungan karbon 0,25 C adalah ± 46 HRC yang mengandung 99,9 martensit tabel 2 atau kalau di konversikan kedalam satuan Rockwell A adalah 73 HRA Tabel Konversi. commit to user 64

B. Pembahasan Hasil