Perdagangan Bebas Sektor Jasa dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

47 4. ASEAN framework arragement for the mutual recognation of surveying qualifications Jasa Surveyor, November 2007. 5. ASEAN MRA on dental practitioners Praktisi Dokter Gigi, Februari 2009. 6. ASEAN MRA Framework on accountancy services Jasa Akuntansi, Februari 2009. 7. ASEAN sectoral MRA for good manufacturing practice inspection of manufaturers of medicinal product Praktisi Medis, Februari 2009. Tantangan terberat di dunia pendidikan Indonesia adalah bagaimana menyiapkan para lulusan yang mampu beradaptasi, bersaing, dan menjadi pemenang di MEA.

E. Perdagangan Bebas Sektor Jasa dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara kawasan Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya.Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, ASEAN mendirikan AEC sebagai bentuk integrasi ekonomi. ASEAN Economic Community AEC merupakan suatu program bagi negara-negara ASEAN untuk lebih meningkatkan kualitas ekonomi khususnya perdagangan agar menjadi sebuah akses yang lebih mudah seperti menerapkan Universitas Sumatera Utara 48 penghapusan bea masuk Free Trade Area untuk mewujudkan sebuah pasar tunggal. Tentunya ini membuat banyak peluang khususnya bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas produk-produk maupun tenaga kerja profesional dalam memasuki tantangan ruang lingkup AEC. 46 Para pemimpin negara anggota ASEAN menyepakati kerangka hukum dalam mengembangkan empat pilar penting dalam mewujudkan MEA. Keempat pilar tersebut antara lain arus barang yang bebas, arus jasa yang bebas, arus investasi yang bebas, dan arus modal yang lebih bebas. Keempat pilar ini memiliki payung hukum yang telah disepakati berupa ASEANTrade in Goods AgreementATIGA yang mengatur tentang arus barang yang bebas, ASEANFramework Agreement on Services AFASyang mengatur arus jasa yang bebas,ASEAN Comprehensive Agreement on Investment ACIA yang mengatur arus investasi yang bebas, sertaChiang Mai Initiative Multilateralisation CMIM yang mengatur tentang arus modal yang lebih bebas. 47 Dari sisi barang free flow of goods, liberalisasi perdagangan barang akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat integrasi tinggi dalam berproduksi, berpeluang besar untuk mengembangkan industri dalam negeri melalui liberalisasi perdagangan barang.Sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing produk, kini Badan Standarisasi Nasional BSN 46 Potensi Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 https:smartplantersblog.wordpress.com20141129 diakses tanggal 26 Juli 2015. 47 Kesiapan Indonesia Dalam Rangka Liberalisasi Investasi Dalam Kerangka Hukum ASEAN Comprehensive Agreement on Investment ACIA Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015http:www.academia.edu9886725 diakses tanggal 26 Juli 2015. Universitas Sumatera Utara 49 tengah menyusun Strategi Standarisasi Nasional 2015-2025, yang nantinya menjadi acuan untuk membendung kemungkinan membanjirnya produk-produk impor dari luar negeri. 48 Dari sisi investasi dan modal free flow of investment and capital, hadirnya payung hukum dibidang investasi ASEAN yakni ACIA memberikan keuntungan bagi lingkungan investasi dan sektor bisnis.ACIA memberikan jaminan perlindungan investasi sehingga parainvestoryakin untuk berinvestasi di kawasan ASEAN. Perjanjian ACIA dalam menghadapi liberalisasi investasi lintas batas di lima sektor yaitu manufaktur, pertanian, perikanan, kehutanan, pertambangan dan penggalian, dan layanan yang terkait dengan masing-masing. Untuk membantu mempromosikan kawasan ASEAN sebagai kawasan investasi terpadu yang memiliki kondisi yang menguntungkan untuk investasi domestik dan internasional, semua negara anggota setuju melalui ACIA dalam menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk mempromosikan segala bentuk investasi dan daerah pertumbuhan baru di ASEAN, mempromosikan intra-ASEAN investasi, khususnya investasi dari ASEAN-6 Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand ke negara-negara ASEAN yang kurang maju, memelihara pertumbuhan dan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah, mempromosikan inisiatif investasi bersama berfokus pada kelompok regional dan jaringan produksi.Tujuan keseluruhan dari ACIA adalah untuk mendirikan sebuah rezim investasi bebas, terbuka, transparan dan terintegrasi bagi investor domestik 48 Potensi Indonesia Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 http:semarangdaily.com201412 diakses tanggal 26 Juli 2015. Universitas Sumatera Utara 50 dan internasional di seluruh kawasan ASEAN, dan manfaat ACIA termasuk liberalisasi investasi, non-diskriminasi, transparansi, dan perlindungan investor. 49 Menilik ke sektor jasa free flow of services, ASEAN telah menetapkan lima sektor jasa prioritas dari 12 sektor prioritas integrasi barang dan jasa yang akan diliberalisasi dalam MEA, yaitu jasa kesehatan, jasa pariwisata, e-ASEAN, jasa logistik dan jasa transportasi udara. Target penghapusan hambatan dalam perdagangan bidang jasa di empat sektor prioritas bidang jasa adalah tahun 2010 untuk jasa perhubungan udara, e-ASEAN, kesehatan, dan pariwisata dan tahun 2013 untuk jasa logistik. Adapun liberalisasi bidang jasa seluruhnya ditargetkan pada tahun 2015. Masing-masing sektor prioritas tersebut telah dilengkapi peta kebijakan roadmaps yang mengkombinasikan inisiatif-inisiatif khusus dengan inisiatif yang lebih luas secara lintas sektor seperti langkah-langkah fasilitasi perdagangan, antara lain: 50 1. Jasa Angkutan Udara Air Transport Services Sidang ke-18 ASEAN Air Transport Working Group ATWG di Kuala Lumpur pada tanggal 12-14 Agustus 2008 membahas berbagai hal terkait dengan upaya liberalisasi jasa angkutan udara ASEAN. 2. Jasa Angkutan Laut Maritime Transport Services Sidang ke-16 ASEAN Maritime Transport Working Group MTWG di Nha Trang, Vietnam pada tanggal 9-11 September telah membahas langkah- 49 Kesiapan Indonesia Dalam Rangka Liberalisasi Investasi Dalam Kerangka Hukum ASEAN Comprehensive Agreement on Investment ACIA Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015http:www.academia.edu9886725 diakses tanggal 26 Juli 2015. 50 Perkembangan Liberalisasi Jasa ASEAN http:belajartanpabuku.blogspot.com201304 diakses tanggal 26 Juli 2015. Universitas Sumatera Utara 51 langkah lebih lanjut dalam mengimplementasikan Roadmap Towards an Integrated and Competitive Maritime Transport kebijakan mengenai angkutan laut yang kompetitif dan terpadu. 3. Jasa Keuangan Finance Services Pertemuan para Menteri Keuangan ASEAN dan ASEAN Finance Minister Investors Seminar AFMIS diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab pada tanggal 7-9 Oktober 2008. Para menteri menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan sekaligus memperkuat tingkat kompetensi di pasar global. 4. Jasa Telekomunikasi Telecommunications Services ASEAN menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Terkait hal ini telah disepakati upaya sinergis untuk membangun infrastruktur komunikasi melalui “Siem Reap Ministerial Declaration on Enhancing Universal Access on ICT Services in ASEAN ” yang disepakati dalam sidang TELSOMTELMIN ke-7 tahun 2007 di Siem Reap, Kamboja. 9 th ASEAN Telecommunications Information Technology Senior Officials Meeting TELSOM-9 dan 8 th ASEAN Telecommunications Informations Technology Ministers Meeting TELMIN-8 dengan tema ‘’High Speed Connection to Bridge ASEAN Digital Divide” di Bali, pada tanggal 25-29 Agustus 2008 telah membahas dan mengesahkan indikator dan target dalam ICT Scorecard yang diperlukan untuk mencapai proses integrasi dan pengembangan sektor ICT ASEAN tahun 2008-2010. Universitas Sumatera Utara 52 5. Jasa Pariwisata Tourism Services Pertemuan ASEAN Tourism Meetings di Manila pada tanggal 6-9 Juli 2008, dibicarakan mengenai penyusunan MRA di bidang pariwisata yang selesai pada akhir 2008 dan ditandatangani oleh para Menteri Pariwisata ASEAN pada saat ASEAN Tourism Forum ATF 2009 di Hanoi, Vietnam, tanggal 5- 12 Januari 2009. 6. Jasa Logistik Logistic Services Jasa logistik telah ditetapkan sebagai sektor prioritas kedua belas yang akan diliberalisasikan oleh ASEAN. Roadmap for Integration of Logistics Services kebijakan untuk jasa logistik terpadutelah ditandatangani pada sidang ke-39 ASEAN Economic Ministers di Makati City, Filipina, pada tanggal 24 Agustus 2007. Aliran tenaga kerja terampil free flow of skilled labormenjadi salah satu topik yang menjadi fokus perhatian bersama. Terbentuknya MEA akanmemberikan peluang dan harapan, sekaligus tantangan bagi masa depan para pencari kerja. MEA akan menjadikan ASEAN sebagai satu negara besar yang akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pekerja untuk dapat mengisi lowongan kerja yang tersedia, keluar dan masuk dari suatu wilayah negara ke wilayah negara lain tanpa hambatan yang berarti. Mereka akan mempunyai kebebasan dan kemudahan untuk memilih lokasi atau tempat kerja yang sesuai dan dianggap menguntungkan. 51 Demikian pula halnya dengan 51 Sjamsul Arifin, dkk. Masyarakat Ekonomi ASEAN, 2015, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008, hlm. 243. Universitas Sumatera Utara 53 perusahaan-perusahaan atau kantor-kantor yang akan relatif lebih dimudahkan dalam mencari atau merekrut para pegawai yang diinginkan melalui bursa tenaga kerja yang menjadi relatif lebih banyak dan beragam. Langkah-langkah diperlukan untuk terwujudnya aliran bebas bagi tenaga kerja terampil.Bagian pertama dari Bab ini memaparkan pengertian dari aliran bebas tenaga kerja terampil sebagaimana tercantum dalam Cetak Biru MEA. Selanjutnya, ditemukan perkembangan terkini bagi inisiatif kerja sama di bidang ketenagakerjaan di kawasan ASEAN, diikuti dengan gambaran kondisi pasar kerja dan berbagai kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia pada dekade terakhir. Skema Aliran Bebas Tenaga Kerja Terampil dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015: 1. Cetak Biru MEA MEA yang menjadi tujuan akhir proses integrasi ekonomi regional ASEAN adalah terdapatnya aliran bebas yang terjadi baik dipasar produk maupun dipasar faktor-faktor produksi. Untuk menjamin terwujudnya MEA tersebut, telah disusun suatu kerangka kerja yang berfungsi sebagai pedoman bagi setiap negara anggota dalam mempersiapkan diri sebagaimana tertuang dalam cetak biru MEA.Namun demikian, pembahasan tenaga kerja dalam cetak biru tersebut dibatasi pada pengaturan khusus tenaga kerja terampil skilled labour dan tidak terdapat pembahasn mengenai tenaga kerja tidak terampil unskilled Universitas Sumatera Utara 54 labour.Pembahasan mengenai hal-hal terkait unskilled labour biasanya dibicarakan secara bilateral antara negara karena dipandang sebagi isu sensitif. 52 Skilled labour dapat diartikan sebagai pekerja yang mempunyai keterampilan khusus, pengetahuan, atau kemapuan dibidangnya.Pekerja terampil bisa berasal dari lulusan perguruan tinggi, akademi, atau teknisi, dan sebagainya.Pada umumnya pekerja profesional, tingkat keterampilannya yang berbeda-beda. Keterampilan yang dimiliki seorang pekerja akan menentukan tingkat keahlian yang dimiliki, yang pada akhirnya akan menentukan kinerja pegawai tersebut. Pengaturan mobilitas tenaga kerja atau fasilitas masuk bagi pergerakan tenaga kerja untuk mendukung kelancaran perdagangan barang, jasa, dan investasi dilakukan sesuai dengan peraturan yang bisa digunakan oleh negara penerima. ASEAN dalam hal ini, akan melakukan fasilitas bagi penerbitan visa dan employmant pass bagi para tenaga profesional dan tenaga kerja terampil yang bekerja disektor-sektor yang berhubungan dengan aktivitas perdagangan dan investasi antara negara di kawasan ASEAN. Dengan demikian, bagi para pekerja yang telah memiliki visa dan memegang employment pass dan tersebar diberbagai wilayah negara lain sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Dengan kemudahan tersebut, diharapkan tercipta pasar tenaga kerja yang efisien sehingga ASEAN sebagai produksi dan bagian dari mata rantai produksi dunia bisa memperoleh sumber daya manusia SDM yang handal yang tersebar di berbagai negara anggota dengan cepat dan mudah. 52 Ibid, hlm. 244. Universitas Sumatera Utara 55 Untuk memfasilitasi aliran jasa-jasa yang bebas pada 2015, ASEAN memberikan perhatian khusus dengan melakukan upaya untuk menciptakan harmonisasi dan standardisasi melalui berbagailangkah : a. Memingkatkan kerjasama di antara anggota ASEAN University Network AUN untuk meningkatkan mobilitas para pelajar dan jajaran staf di kawasan ASEAN. b. Mengembangkan kompetensi utama dan kulifikasi untuk pekerjaan dantrainers skills yang diperlukan di sektor jasa prioritas 2009, dan untuk sektor-sektor jasa lainnya 2010 hingga 2015. c. Memperkuat kemampuan riset dalam rangka meningkatkan keterampilan, penempatan kerja, dan pengembangan jejaring informasi pasar tenaga kerja diantara negara anggota ASEAN. 2. Jadwal Strategis Implementasi pedoman pembentukan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, akan menandai kemajuan penting yang dipandang sebagai tonggak utama untuk mencapai integrasi ekonomi secara komprehensif dan lebih mendalam. Dibidang ketenagakerjaan, tonggak penting milestone tersebut adalah berupa terbentuknya Mutual Recognition Arrangements MRA serta kompentensi utama untuk pekerjaan yang memerlukan kealihanketerampilan di sektor jasa. Penyusunan MRA dan kompentensi utama tersebut akan dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : a. Penyusunan MRA untuk jasa profesional utama, termasuk sektor prioritas dalam rangka integrasi pada 2008. Universitas Sumatera Utara 56 b. Membangun kompetensi inti untuk skill yang diperlukan disektor jasa prioritas pariwisata, kesehatan, penerbangan, dan e-ASEAN pada 2009. c. Membangun kompetensi inti untuk skill yang diperlukan di semua sektor jasa pada 2015. 3. Kerjasama Ketenagakerjaan Pembicaraan mengenai isu migrasi tentang tenaga kerja di ASEAN menjadi salah satu bagian proses negosasi perdagangan jasa-jasa yang dilakukan melalui kerjasama AFAS ASEAN Framework Agreement on Services dalam kerangka mode 4. Kerja sama dalam mode 4 tersebut terutama diarahkan untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja yang dilandasi pada suatu kontrakperjanjian untuk mendukung kegiatan perdagangan dan investasi disektor jasa. Aliran bebas tenaga profesional berserta pengaturannya baru mengemuka di Bali Summitpada tahun 2003, meskipun mekanisme dalam mencapai tujuan terciptanya aliran bebas tenaga kerja tersebut telah dilakukan sebelumnya. Para Menteri Tenaga Kerja ASEAN telah sepakat untuk menjamin bahwa angkatan kerja di seluruh kawasan ASEAN akan dipersiapkan agar bisa memperoleh manfaat yang optimal dari investasi ekonomi. Hal ini antara laindilakukan melalui peningkatan investasi yang dapat digunakan untuk memenuhi keperluan pendidikan dasar dan pendidikan yang lebih tinggi, pelatihan, pengembangan ilmu dan teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan perlindungan sosial bagi para pekerja. Selanjutnya, disadari bahwa untuk mendukung dan menjamin pertumbuhan ekonomi regional dan Universitas Sumatera Utara 57 berkesinambungan, pasar tenaga kerja dalam komunitas ASEAN tentunya harus bersifat dinamis, produktif dan fleksibel. Arah kerjasama dibidang ketenagakerjaan, secara umum akan ditunjukan untuk menyelesaikan segala persoalan ketenagakerjaan yang prinsip akan ditujukan pada hal-hal sebagai berikut: a. Memajukan mobilitas regional dan mutual recognition dalam rangka pengembangan professinal credentials, bakat, dan keterampilan para pekerja melalui upayainisiatif yang telah ada. b. Mengurangi pengangguran di kawasan ASEAN untuk mendukung upaya regional dalam mewujudkan komunitas masyarakat yang kuat, aman, dan self-relient. c. Memajukan efisiensi pasar tenaga kerja melalui penyusunan MRA untuk meningkatkan kemampuan kerja dan mobilitas tenaga kerja, meningkatkan sistem perlindungan, serta mengatasi dampak liberalisasi perdagangan terhadap tenaga kerja dan employment. Program kerja dibutuhkan untuk merealisasikan hal-hal diatas sebagai kerangka dasar untuk mempersiapkan angkatan kerja di kawasan ASEAN dalam menghadapi tantangan yang muncul dari globalisasi dan liberalisasi perdagangan.Terdapat enam skala prioritas dalam program kerja para Menteri Tenaga Kerja ASEAN Labour Ministerswork programme yaitu: a. Penciptaan lapangan kerja. b. Monitoring pasar tenaga kerja. Universitas Sumatera Utara 58 c. Mobilitas tenaga kerja. d. Perlindungan sosial. e. Kerja sama tripartit. f. Keselamatan dan kesehatan kerja occupational safetyand healthOSH. Pelaksanaan prioritas program kerja terkait masalah mobilitas tenaga kerja dan perlindungan sosial, pada tanggal 13 Januari 2007, ASEAN telah meletakkan landasan awal bagi upaya penyelesaian masalah pekerja migran melalui penandatanganan Deklarasi Perlindungan dan Hak-Hak Pekerja Migran Declaration on theProtecion and Promotion of the Rights of Migrant Workers.Deklarasi tersebut memberikan manfaat bagi negara anggota untuk memajukan keadilan dan perlindungan kerja, pembayaran upahgaji, dan askes yang cukup bagi kelayakan kerja dan tempat tinggal bagi pekerja migran. Untuk mengimplementasikan deklarasi tersebut, dibentuk sebuah komite yang diberi nama “ASEAN Comittee on the Implementation of the ASEAN Delaration on the Protecion and Promotion of the Rights of Migrant Workers” pada Juli 2007. Pada tahun 2002 telah diimplementasikan program hubungan industrial ASEAN Programme on Industrial Relations yang mendapat dukungan dari Jepang berupa bantuan teknis maupun keuangan untuk mendukung kerjasama tripartit. Program yang beranggotakan perwakilan tingkat tinggi dari para pemberi kerja, karyawan, dan pemerintah terutama dimaksudkan untuk membantu dan dan memfasilitasi upaya negara ASEAN dalam memajukan hubungan industrial yang sehat, harmonis, dengan produktivitas yang lebih tinggi serta keadilan sosial Universitas Sumatera Utara 59 sebagai elemen penting dalam pembangunan. Untuk priode 2005 – 2010, kegiatan program meliputi tiga bidang, yaitu: a. Jejaring informasi dan riset. b. Training dan capacity building. c. Koordinasi kebijakan. Pembentukan program tersebut telah berhasil membangun jejaring para ahli yang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman terutama dalam bidang hubungan industrial.Untuk menciptakan keselamatan kerja dan lingkungan kerja yang sehat, telah dibentuk ASEANOccupational Safety and Health Network ASEAN-OSHNET pada tahun 2000.Jejaring tersebut memfasilitasi pertukaran informasi OSH, sharing of training expertise, serta memajukan pembangunan dan harmonisasi standard and gyudelines OSH. Program ini harus dilakukan mengingat besarnya jumlah orang yang meninggal akibat penyakit atau kecelakaan di tempat kerja akan menimbulkan dampak negatif bagi produktivitas ekonomi dan pembangunan sosial. Untuk mendukung kegiatan tersebut, negara anggota ASEAN telah mengajak negara plus three Jepang, Korea, dan China untuk berbagi pengalaman mengingat pengalaman mereka cukup relevan dalam meningkatkan standar OSH terutama bagi perusahan kecil dan menengah. Untuk memberikan arah bagi negara-negara anggota dalam mengimplementasikan dan memperkuat kerangka OSH nasional dan untuk meningkatkan standar, sistem, strategi, dan program OSH, pada Januari 2007 diterapkan rencana aksi lima tahun 5-year Plan of Action untuk priode 2007- 2011. Rencana aksi tersebut difokuskan pada tiga bidang prioritas yakni: Universitas Sumatera Utara 60 a. Pengembangan National OSH Profile. b. Pengembangan national OSH Strategy and Programme. c. Memperkuat kerja sama OSH regional di ASEAN serta kolaborasi ASEAN dengan negara partner atau organisasi internasional. ASEAN mengadopsi standar ILO dan disesuaikan dengan international best practices apabila dimungkinkan. Untuk mendukung pengembangan SDM, ASEAN juga melaksanakan program ASEAN skills Competition sejak tahun 1995. Kemajuan signifikan dari bentuk kerja sama ini antara lain terlihat dari upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan para pekerja, membantu pembangunan SDM di setiap negara anggota, mengembangkan generasi baru dari para pekerja dengan keterampilan tinggi, serta menyiapkan keikutsertaan negara- negara ASEAN dalam World Skills Competition. 53 Kerja sama juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja terampil di bidang pendidikan melalui kerja sama antara perguruan tinggi di seluruh negara ASEAN yang dikenal sebagai the ASEAN University Network AUN. AUN yang dibentuk pada November 1995 berdasarkan the AUN Charter, telah melakukan berbagai aktivitas di bidang akademis seperti diskusi, workshop, seminar, studi, dan penelitian bersama dibidang-bidang yang menjadi prioritas ASEAN, program beasiswa, pertukaran mahasiswa, dan sebagainya. Secara khusus, pembentukan AUN antara lain dimaksudkan untuk: 53 Perkembangan Ketenagakerjaan di Indonesia http:www.ilo.org diakses tanggal 9 Agustus 2015. Universitas Sumatera Utara 61 a. Memajukan kerjasama dan solidaritas diantara para profesional, akademis, ilmuwan, dan para pelajar. b. Mengembangkan program akademik dan sumber daya manusia yang profesional. c. Memajukan informasi melalui electronic networking of libraries dan sharing informasi antara anggota komunitas akademik, pelajar, para pengambil kebijakan, dan sebagainya. AUN mempunyai kantor sekretariat yang terletak di kampus Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand, untuk mengkoordinasikan seluruh aktivitasnya. Dari seluruh anggota AUN yang berjumlah 21 perguruan tinggi per Juli 2007, tiga di antaranya merupakan perguruan tinggi yang ada di Indonesia yaitu Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Institut Teknologi Bandung. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN