19
2.1.5 Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan audit atas laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi
lainnya sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Selain standar audit, akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan
tugasnya harus memegang prinsip-prinsip profesi baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Prinsip-prinsip ini mengatur
tentang tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan,
perilaku profesional, dan standar teknis Rapina dkk, 2010. Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan. Peran utama auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material Mulyadi, 2002:12.
2.16 Fee Audit
Iskak 1999 dalam Suharli dan Nurlaelah 2008 mendefinisikan fee audit adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada
perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Penetapan biaya audit yang dilakukan oleh KAP
berdasarkan perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya
tenaga yaitu manager, supervisor, auditor junior dan auditor senior. Sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya percetakan, biaya
Universitas Sumatera Utara
20
penyusutan komputer, gedung dan asuransi. Setelah dilakukan perhitungan biaya pokok pemeriksaan maka akan dilakukan tawar menawar antar klien
yang bersangkutan dengan kantor akuntan publik. Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI menerbitkan Surat
Keputusan No. KEP.024IAPIVII2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit. Dalam bagian Lampiran 1 dijelaskan
bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktik sebagai
akuntan publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa profesional yang diberikannya.
Dijelaskan dalam Surat Keputusan mengenai penetapan fee audit, yang harus dipertimbangkan oleh akuntan publik adalah:
1. Kebutuhan klien;
2. Tugas dan tanggungjawab menurut hukum.
3. Independensi.
4. Tingkat keahlian dan tanggungjawab yang melekat pada pekerjaan
yang dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan. 5.
Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh akuntan publik dan sifatnya menyelesaikan pekerjaan.
6. Basis penetapan fee yang disepakati.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya fee audit yaitu menurut Sankaraguruswamy et al. 2003, fee audit merupakan
Universitas Sumatera Utara
21
pendapatan yang besarnya bervariasi tergantung dari beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien client size, ukuran KAP,
keahlian auditor tentang industri industry expertise, dan efisiensi yang dimiliki oleh auditor technological efficiency of auditors. Faktor-faktor ini
sangat berpengaruh terhadap penentuan fee audit yang dibebankan KAP kepada kliennya. Faktor lain seperti berapa target profit yang akan
didapatkan pemilik jelas sangat besar pengaruhnya juga. Penjelasan ini dibahas lebih lanjut oleh Surat Keputusan No.
KEP.024IAPIVII2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit dimana dalam menetapkan imbalan jasa harus sesuai dengan profesi akuntan publik
dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku. Imbalan jasa yang
terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan pendahulu atau dianjurkan oleh auditor atau
akuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar
profesional yang berlaku.
2.2 Penelitian Terdahulu