Kesimpulan Penelitian Terdahulu Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil uji t, variabel ROE dan DAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga Saham Karena Variabel ROE memiliki nilai signifikan dibawah 0,00 sedangkan variabel DAR memiliki nilai signifikan 0,152. 2. Hasil pengujian hipotesis secara simultan uji F memperlihatkan nilai F hitung adalah 5,844 dengan signifikansi 0,001. 3. Hasil uji koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,400 yang berarti bahwa hubungan antara Harga Saham dengan variabel bebasnya yaitu DER, DAR dan ROE adalah cukup erat. Pada nilai R Square sebesar 0,160 atau 16 nilai ini menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 16 sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori ini menjelaskan teori-teori yang mendukung hipotesis serta sangat berguna dalam analisis hasil penelitian. Landasan teori berisi pemaparan teori serta argumentasi yang disusun sebagai tuntuan dalam memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis

2.1.2 Teori Struktur Modal

Teori struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara menentukan struktur modal antara modal utang dan modal sendiri. Harmono, 2011:137 Pengertian struktur modal itu sendiri adalah bauran mix pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunya pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan financial structure. Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan sisi passiva, sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan. Warsono, 2003:235. Menurut Halim 2007:58 Struktur modal menunjukkan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat tetap, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Struktur keuangan menunjukkan cara bagaimana Universitas Sumatera Utara 14 perusahaan membiayai asetnya. Struktur keuangan dapat dilihat pada sisi kanan pasiva pada neraca, yang meliputi utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan ekuitas. Halim, 2007:85 Pemenuhan kebutuhan dana dapat diperoleh melalui internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal internal financing adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan hutang debt financing dan pendanaan modal sendiri equity financing. Pembiayaan hutang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru. Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan seandainya perusahaaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya. apakah harga saham akan berubah apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan berarti tidak ada struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik. Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh public terhadap kinerja perusahaan secara riil. Harmono, 2011:50. Teori mengenai struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para peneliti. Berikut ini akan diuraikan mengenai teori-teori tersebut : Universitas Sumatera Utara 15

2.1.2.1 Pecking Order Theory

Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hieraki sumber dana yang paling disukai. Secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa Halim, 2007:100: 1. Perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan. 2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis. 3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada kesempatan yang lain, mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki. 4. Apabila pendanaan dari luar external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling “aman” terlebih dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi seperti obligasi konversi, baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Universitas Sumatera Utara 16 Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable menguntungkan umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada modal sendiri karena dua alasan; pertama, pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun, hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.

2.1.2.2 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan Horne, 2005:6. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen Universitas Sumatera Utara 17 harus diberikan imbalan dan pengawasan. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemem bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham. Teori keagenan agency theory dapat menjelaskan kesenjangan antara manajemen sebagai agen dan para pemegang saham sebagai principal atau pendelegator. Harmono, 2011:3. Jensen dan Meckling 1976 dalam Horne 2007:8 menyatakan bahwa masalah keagenan berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal. Misalnya sebuah perusahaan yang semula dimiliki seluruhnya oleh satu orang, maka semua tindakannya hanya memperngaruhi posisinya sendiri. Jika pemilik yang juga manajer perusahaan itu menjual sebagian dari sahamnya kepada orang lain, maka akan timbul konflik kepentingan. Keuntungan sampingan yang dibayarkan kepada pemilik-manajer yang semula sepenuhnya dinikmati sendiri, sekarang dibayar sebagian kepada pemilik baru.

2.1.2.3 Signaling Theory

Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajemen akan menginformasikan prospek masa depan yang Universitas Sumatera Utara 18 baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya.Halim 2007:100 Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Peusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target strkutur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang prospek peusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negative yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal

Empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal menurut Brigham 2010 : 16 , yaitu: 1. Risiko bisnis, atau tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan utang. 2. Posisi Pajak perusahaan. Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak, sehingga Universitas Sumatera Utara 19 menurunkan biaya utang yang sesungguhnya. Akan tetapi, jika sebagian besar dari pendapatan perusahaan telah terhindar dari pajak,karena penghitungan penyusutan, bunga yang beredar saat ini, atau kerugian pajak yang dikompensasi kemuka, maka tambahan utang tidakbanyak memeberi manfaat sebagaimana yang dirasakan perusahaan dengan tarif pajak efektif yang lebih tinggi. 3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyediaan modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, yangmerupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang. Dalam keadaaan perekonomian yang sulit, atau bila perusahaan menghadapi kesuitan operasi, para pemilik modal lebih suka menanamkan modalnya pada perusahaan dengan posisi neraca yang baik . 4. Konservatisme atau agresivitas manajemen. Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Berdasarkan penjelasan tersebut, empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal akan membantu perusahaan menentukan komposisi yang baik dalam pemilihan sumber dana untuk memaksimumkan nilai harga saham. Sementara itu, dalam penelitian Rudi, 2011 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur pendanaan yang akan dijelaskan oleh peneliti yang antara lain: 1. Stabilitas Penjualan Universitas Sumatera Utara 20 Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Perusahaan umum, karena permintaan atas produk atau jasanya stabil, secara historis mampu menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada perusahaan industri. Penjelasan tersebut memperlihatkan stabilitas penjualan sangat berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jika perusahaan telah stabil maka pemilihan sumber pendanaan melalui utang akan menjadi lebih baik. 2. Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan. Karena itu, perusahaan real estate biasanya mempunyai leverage yang tinggi, sedangkan perusahaan yang terlibat dalam penelitian teknologi tidak demikian. Penjelasan tersebut memperlihatkan struktur aktiva mempengaruhi struktur modal yang dimiliki perusahaan. 3. Tingkat Pertumbuhan Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Lebih jauh lagi,biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat utang, yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan utang. Namun, pada saat Universitas Sumatera Utara 21 yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan utang. Tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung memperlihatkan pemilihan bagaimana modal yang ada di perusahaan di diperoleh. 4. Leverage Operasi Jika hal-hal lain tetap sama, perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena ia akan mempunyai risiko bisnis yang lebih kecil. 5. Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang Relatif kecil. Meskipun tidak ada pembenaran teoritis mengenai hal ini, namun penjelasan praktis atas kenyataan ini adalah bahwa perusahaan yang menguntungkan, seperti Intel, Microsoft dan Coca Cola memang tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan utang. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Profitabilitas perusahaan yang tinggi akan memperlihatkan pemilihan struktur modal dengan modal sendiri menjadi lebih baik daripada menggunakan sumber dana melalui hutang. 6. Pajak Bunga merupakan beban yang dapat dikurangi untuk tujuan perpajakan dan pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu, makin tinggi tarif pajak perusahaan, Universitas Sumatera Utara 22 makin besar manfaat penggunaan utang. Semakin tinggi sumber penggunaan dana melalui hutang maka pajak yang dibayar oleh perusahaan akan semakin kecil sehingga beban pajak menjadi lebih rendah. Hal tersebut jelas akan sangat menguntungkan bagi perusahaan 7. Pengendalian Pengaruh utang lawan saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur pendanaan. Apabila manajemen saat ini mempunyai hak suara untuk mengendalikan perusahaan mempunyai lebih dari 50 persen tetapi sama sekali tidak diperkenankan untuk membeli saham tambahan, mereka mungkin akan memilih utang untuk pembiayaan baru. Di lain pihak, manajemen mungkin memutuskan untuk menggunakan ekuitas jika kondisi keuangan perusahaan sangat lemah sehingga penggunaan utang dapat membawa perusahaan pada risiko kebangkrutan, karena jika perusahaan jatuh bangkrut,para manajer tersebut akan kehilangan pekerjaan. Penjelasan tersebut mempertegas bagaimana pengendalian menentukan struktur modal yang akan digunakan oleh perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya dengan lebih baik. 8. Sikap Manajemen Karena tak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur pendanaan yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi daripada struktur pendanaan lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur pendanaan yang tepat. Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen lainnya, sehingga Universitas Sumatera Utara 23 menggunakan jumlah utang yang lebih kecil daripada rata-rata perusahaan dalam industry yang bersangkutan,sementara manajemen lainnya lebih cenderung menggunakan banyak utang dalam usaha mengejar laba yang lebih tinggi. Sikap manajemen yang berbeda akan membentuk struktur modal yang berbeda juga 9. Kondisi Pasar Kondisi di pasar saham dan obligasi mengalami perubahan jangka panjang dan pendek yang dapat sangat berpengaruh terhadap struktur pendanaan perusahaan yang optimal. Misalnya, selama situasi kacaunya kredit di A.S, pasar obligasi bernilai rendah junk bonds kosong, dan tidak adanya pasar dengan tingkat suku bunga yang “wajar” untuk obligasi jangka panjang yang baru dengan peringkat di bawah 3B. penjelasan memperlihatkan bahwa perusahaan berperingkat rendah yang membutuhkan modal terpaksa beralih ke pasar saham atau pasar utang jangka pendek, tanpa memperdulikan struktur pendanaan yang ditargetkan. Tetapi,setelah keadaan membaik, perusahaan ini dapat menjual obligasi untuk mengembalikan struktur pendanaan yang ditargetkan semula. Kondisi pasar perusahaan yang berubah-ubah harus selalui diikuti dengan perubahan struktur modalnya 10. Kondisi Internal Perusahaan Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur pendanaan yang ditargetkan. Misalnya, andaikan suatu perusahaan baru saja menyelesaikan program litbangnya dan perusahaan tersebut meramalkan laba yang lebih tinggi dalam waktu dekat.Namun, Universitas Sumatera Utara 24 kenaikan laba tersebut belum diantisipasi oleh investor, karena belum tercermin dalam harga saham. Ia lebih menyukai pembiayaan dengan utang sampai kenaikan laba tersebut terealisasi dan tercermin pada harga saham. Kemudian, pada saat itu perusahaan akan menerbitkan saham biasa, melunasi utang, dan kembali pada struktur pendanaan yang ditargetkan. Seperti halnya kondisi pasar, perusahaan juga harus mengikuti kondisi internal perusahaan mereka tersebut. 12. Fleksibilitas Keuangan Jika dipandang dari sudut pandang operasional, mempertahankan fleksibilitas keuangan berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai.Menentukan kapasitas yang memadai tersebut bersifat pertimbangan tetapi hal itu jelas bergantung pada beberapa faktor termasuk ramalan kebutuhan dana perusahaan, ramalan kondisi pasar modal, keyakinan manajemen atas ramalannya,dan berbagai akibat dari kekurangan modal. Penjelasan tersebut memperlihatkan faktor- faktor yang ada harus selalu diperhatikan dalam menjaga fleksibilitas keuangan sehingga struktur modal yang dimilikinya tetap sesuai dengan keadaan dan menjadi lebih baik serta menguntungkan bagi perusahaan tersebut.

2.1.4 Pengukuran Struktur Modal

Ada beberapa cara untuk mengukur struktur modal suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, struktur modal diukur tehadap 3 rasio, yaitu : Universitas Sumatera Utara 25

2.1.4.1 Debt to Equity Ratio DER

Menurut mulyadi dan sisca, 2010:9, “Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Debt to equity ratio mengungkapkan bagaimana penggunaan pendanaan perusahaan dari struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas.” Semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan utang-utang relatif terhadap ekuitas dan mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi. Kreditur jangka panjang lebih menyukai rasio DER yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil resiko kreditur yang secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan harga saham bagi pemilik modal. Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah hutang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Rumusan untuk mencari DER dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total equitas berikut Wild, 2007:41. Debt to Equity Rasio = X 100 dimana : DER = Debt to Equity Ratio TL = Total Liabilities Equity = Total Equity Universitas Sumatera Utara 26

2.1.4.2 Debt to Asset Ratio DAR

DAR digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah keseluruhan kebutuhan dana perusahaan dibiayai dengan total hutang Retno, 2010:8. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. DAR yang rendah menunjukkan bahwa dana perusahaan sedikit dibiayai oleh hutang, hal ini dapat mempengaruhi peningkatan harga saham. Rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Rumusan untuk mencari DAR dapat digunakan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut John Wild, 2007:41. dimana: DAR = Debt to Total Asset Ratio TL = Total Liabilitie TA = Total Asset

2.1.5 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan Universitas Sumatera Utara 27 tersebut mengandung berita baik dan perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya Hilmi dan Ali, 2008. Menurut Houston 2009:107 Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang di gunakan adalah: Return on equity . Menurut Van Horne dan Wachowicz 2009:361, “Rasio ROE menggambarkan tingkat kekuatan pendapatan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham atas investasi yang dilakukan dan rasio ini pula dapat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dalam satu industri. Bentuk modal yang digunakan oleh pemegang saham dalam rasio ini bisa digunakan untuk menggambarkan pasar.” ROE yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemilik saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian saham besar. Rumusan untuk mencari ROE dapat digunakan perbandingan antara total laba bersih dengan total ekuitas sebagai berikut:

2.1.6 Harga Saham

Berdasarkan undang-undang perseroan yang berlaku di Indonesia, saham adalah surat berharga sebagai bukti pernyertaan atau pemilikan individu maupun Universitas Sumatera Utara 28 institusi yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT Sunariyah, 2008:127 Harga saham adalah sejumlah nilai dalam mata uang rupiah yang terbentuk berdasarkan penjumpaan penawaran jual dan permintaaan beli saham yang dilakukan oleh Anggota Bursa Efek di Bursa idx.co.id. Harga saham juga dapat didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Saham menurut F akhruddin 2009: 6 ialah “tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan”. Penjelasan tersebut memperlihatkan saham sebagai suatu bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Sedangkan saham menurut Manahan 2008 : 138 ialah “sumber keuangan korporasi yang berasal dari pemilik korporasi Stockholders dan merupakan bukti kepemilikan atas korporasi oleh pemegangnya serta surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar bursa “Penjelasan tersebut juga memperlihatkan saham sebagai sumber keuangan yang dimiliki oleh perusahaan serta sebagai bukti kepemilikan terhadap perusahaan Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan dalam bentuk surat berharga yang menjadi sumber keuangan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 29

2.1.6.1 Jenis-Jenis Saham

Berdasarkan hak kepemilikannya, menurut Fakhruddin 2009 : 12 dapat dibagi 2 jenis, yaitu: 1 Saham Biasa common stocks Saham Biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaantersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyakdikenal dan diperdagangkan di pasar., Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu: a Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. b Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini retained earning merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. Universitas Sumatera Utara 30 c Hak Preemtive - Hak preemtive preetive right merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah. 2 Saham Preferen preferred stocks Saham Preferen mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai struktur modal. Muhammad Ircham 2013 yang berjudul “ pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan food and beverage di BEI periode 2009-2014. Penelitian ini Menunjukkan bahwa Variabel DER, DAR, EPS, Universitas Sumatera Utara 31 dan ROE berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham. Variabel EPS berpengaruh dominan terhadap Harga Saham. Rudi Sitepu dalam penelitiannya 2010 yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan Debt to Asset Ratio DAR, Longterm, Longterm Debt to Asset Ratio LDAR, dan Equity to Asset Ratio EAR sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependen . Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa variable struktur modal Debt to Asset Ratio DAR, Longterm, Longterm Debt to Asset Ratio LDAR, dan Equity to Asset Ratio EAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan manufaktur. Secara parsial, variable DER adalah variable yang paling dominan. Penelitian yang dilakukan oleh Juventus 2008 menguji pengaruh ROA, ROE, DER, dan DAR terhadap harga saham perbankan di BEJ periode 2004- 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel ROE dan DAR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sumiati dalam penelitiannya 2007 yang ber Judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta”. Variabel independennya adalah Debt to Equity Ratio DER, Debt to Asset Ratio DAR, Longterm Debt to Equity Ratio LDER, Longterm Debt to Asset Ratio LDAR dan Equity to Asset Ratio EAR dan variabel dependen Universitas Sumatera Utara 32 adalah perubahan harga saham. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah variabel struktur modal Debt to Equity Ratio DER, Longterm Debt to Equity Ratio LDER, dan Longterm Debt to Asset Ratio LDAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham perbankan. Secara parsial, variabel LDAR adalah variabel yang dominan. Ulupui dalam penelitiannya 2005 yang berjudul “Analisis pengaruh risiko likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap Harga saham studi pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industry barang konsumsi di BEJ” menghasilkan kesimpulan DER berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Harga saham dan total Asset Turnover. Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu N o Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil 1. Muhamm ad Ircham 2013 Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap harga saham perusahaan makanan dan minumam yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2009-2012 Debt to Equity rasio, Debt to Asset rasio, Return on Equity Rasio, Earning per share, Harga Saham Secara simultan semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap harga saham, Variabel DER, DAR, EPS berpengaruh positif terhadaf harga saham, dan ROE berpengaruh negatif terhadap harga saham 2. Rudi Sitepu 2010 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perubahan Harga SahamPerusahaan Manufaktur di BursaEfe Indonesia - Debt to Asset Ratio DAR, - Longterm Debt to Asset Ratio LDAR - Equity to Asset Ratio EAR - Harga saham DAR Longterm, Longterm Debt to Asset Ratio LDAR, dan Equity to Asset Ratio EAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Secara parsial, variable DER adalah variable yang paling dominan. Universitas Sumatera Utara 33 3 Juventus 2008 pengaruh ROA, ROE, DER, dan DAR terhadap harga saham perbankan di BEJ periode 2004-2006. -Return on Asset ROA -Return on Equity ROE -Debt to Equity Rasio DER -Debt to Asset Rasio - Harga Saham secara simultan, semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel ROE dan DAR yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. 4 Satria 2008 pengaruh CR, DAR, TATO, ITO, ROE, NPM, dan PER terhadap harga saham perusahaan manufaktur -Current Rasio CR -Debt to Asset Rasio DAR -Return on Equity ROE -Harga Saham Secara simultan semua variabel independen yang diteliti memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial, hanya variabel NPM dan ROE yang berpengaruh signifikanterhadapharga saham. 5 Sumiati 2007 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta Debt to Equity Ratio,Debt to Asset Ratio,Longterm Debt to Equity Ratio,Longterm Debt to Asset Ratio, Equity to Asset RatioEAR,harga saham - Debt to Equity Ratio DER, Longterm Debt to Equity Ratio LDER, dan Longterm Debt to Asset Ratio LDAR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham 2.3 Kerangka Konseptual 2.3.1 Pengaruh Debt to Equity Rasio terhadap Harga Saham

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Aktivitas Dan Leverage Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

0 1 12

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, AKTIVITAS DAN Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Aktivitas Dan Leverage Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

0 2 15

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO MODAL SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 118

Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 10

Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 12

Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 23

Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 0 7

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 23