2.1.6. Pengaruh Financial Leverage terhadap EPS
Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan memaksimalkan keuntungan pemilik perusahaan. Keuntungan perusahaan
tercermin dalam laba bersih pada laporan keuangan, sedangkan keuntungan pemilik perusahaan lebih spesifik lagi tercermin dalam laba untuk pemegang
saham biasa atau disebut sebagai Earning Per Share EPS atau laba per lembar saham.
Secara umum ada dua faktor yang bisa mempengaruhi besar kecilnya tingkat EPS, yakni struktur modal dan tingkat laba bersih sebelum bunga dan
pajak. Kedua faktor tersebut pada dasarnya sama-sama menekankan pada alternatif sumber pendanaan melalui hutang atau modal pinjaman, dimana
perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham, dan juga mengakibatkan perubahan harga saham perusahaan.
Perusahaan yang menggunakan lebih banyak leverage keuangan daripada yang kurang akan mengalami perubahan yang relatif besar dalam pendapatan per
lembar sahamnya. Efek Leverage berhubungan dengan tingkat pendapatan per saham pada EBIT tertentu dengan struktur modal tertentu. Perusahaan sebaiknya
terlebih dahulu menganalisa sejumlah faktor dan kemudian menentapkan struktur modal yang optimal agar tingkat pengembalian optimum. Struktur modal yang
optimal diperkirakan dengan identifikasi target rasio hutang Keown, 200:584. Alasan mengapa perusahaan melakukan pendanaan melalui utang
Brigham dan Houton, 2006:101 adalah :
Universitas Sumatera Utara
i. Karena beban dapat menjadi pengurang pajak, pengunaan utang akan
menurunkan tagihan pajak dan memberikan lebih banyak laba operasi perusahaan yang tersedia bagi para investornya.
ii. Jika laba operasi dinyatakan dari aktiva ternyata melebihi tingkat bunga
atas pinjaman, seperti yang biasa terjadi, maka sebuah perusahaan dapat menggunakan utang untuk memperoleh aktiva, membayar bunga atas
utang, dan masih memiliki sisa sebagai bonus bagi para pemegang
sahamnya.
Rasio leverage memiliki tiga implikasi penting: 1 Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka
atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. 2 Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh sendiri sebagai
suatau batas keamanan , sehingga semakin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil resiko yang harus dihadapi
kreditor. 3 Jika perusahaan mendapatkan hasil dari inventasi yang didanai dengan hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka
pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar Brigham dan Houston, 2006:101.
Menurut Brigham 2006:213 “leverage keuangan financial leverage merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba”. Penggunaan utang
dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh pemilik perusahaan, karena
aktiva perusahaan digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang tujuannya untuk menghasilkan laba. Selain itu ada dua alasan yang dikemukakan oleh Brigham mengenai alasan mengapa penggunaan utang
ataupun financial leverage lebih menguntungkan, yakni 1 bunga merupakan pengurang pajak sementara dividen untuk pemegang ekuitas bukan, serta 2
karena bunga merupakan pengurang pajak, laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar.
Brigham 2006:486 menyatakan bahwa hubungan financial leverage terhadap EPS yaitu sebagai berikut “Changes in the use of debt will cause changes
in earning per share EPS as well as changes in risk both of which will affect the company’s stock price”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
hutang akan mengakibatkan perubahan EPS demikian pula dengan risiko. Financial levarage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih
besar dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut, dan financial leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil
dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut. Jadi dalam penggunaan financial leverage faktor yang paling menentukan adalah
kemampuan pihak manajemen dalam memanfaatkan dana pinjaman itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi EPS yang digunakan dalam Penelitian
ini adalah Debt to Total Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt To Equity. Ketiga rasio ini merupakan bagian dari rasio leverage atau rasio utang
yang akan diteliti lebih lanjut pengaruhnya terhadap EPS. Kreditor lebih menyukai Apabila Financial Leverage memiliki rasio yang lebih rendah, karena
semakin rendah rasio nya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang
Universitas Sumatera Utara
akan terjadi. Sebaliknya, para pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar ekspektasi keuntungan Brigham dan
Houston, 2006:104.
2.2 Penelitian Terdahulu
Vani 2006 melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap earning per share pada PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk, Jakarta,
dengan menggunakan variabel debt to equity ratio DER sebagai variabel independennya, menemukan bahwa financial leverage debt to equity ratio
berpengaruh terhadap laba per lembar saham earning per share . Firani 2006 melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap rentabilitas
earning per share pada emiten sektor infrastruktur di Bursa Efek Jakarta, dengan menggunakan variabel long term debt to equity ratio LDER sebagai
variabel independennya. Menemukan bahwa bahwa tidak ada pengaruh antara financial leverage long term debt to equity ratio terhadap rentabilitas earning
per share. Niranda 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap earning per share pada sub sektor industri makanan dan
minuman di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2006, dengan menggunakan variabel degree of financial leverage DFL sebagai variabel independennya,
menemukan bahwa financial leverage degree of financial leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share. Dwi Armaya 2010
melakukan penelitian pengaruh financial leverage terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2006-
2009 dengan menggunakan variabel debt to total asset ratio dan total asset turn
Universitas Sumatera Utara