mengungkapkan penunjukan kepada pada orang lain, bukan menunjuk pada pelaku yang sama di yang dinyatakan dalam kl1. Konstituen toni mungkin saja
menunjuk ia, namun demikian bisa juga yang dimaksudkan dengan ia di dalam kl1 bukanlah toni yang diungkapkan di dalam kl2. Dengan demikian,
penggunaan toni di kl2 tidak berterima karena ketidaksesuaian makna antara pelaku di dalam kl1 dengan pelaku di kl2.
Hal demikian sama dengan konstituen kami dan kamu sebagai pengisi subjek di dalam kl2. Makna ia berbeda dengan kami, berbeda juga dengan
kamu , sehingga penggunaan konstituen-konstituen kami dan kamu menyebabkan
perbedaan pesan yang disampaikan. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa pelesapan predikat dilakukan di
urutan kedua. Pelesapan subjeknya pun dapat dilakukan pada predikat yang sama.
c. Pelesapan Objek
Pelesapan di dalam sebuah kalimat bisa terjadi di fungsi satuan lingual mana saja. Sebelumnya sudah dibahas pelesapan fungsi S dan fungsi P.
Selanjutnya dapat dilihat tentang pelesapan di dalam fungsi O. Pelesapan ini terdapat pada kalimat 9763.
97 Aku melumat, mengunci bibirnya.
Konstruksi struktur kalimat 97 menjadi 97a sebagai berikut.
97a kl1
kl2 Aku
melumat mengunci
bibirnya
S P
P O
Kalimat 97 terdiri dari dua klausa. Struktur kl1 terdiri atas unsur subjek-predikat dan kl2 terdiri atas predikat-objek. Ada perbedaan pemakaian
fungsi pada masing-masing klausa. Jika disyaratkan kalimat tersebut sejajar, sudah selayaknya masing-masing
klausa semestinya memiliki unsur yang sama. Unsur yang tidak ditemukan pada kalimat 97 pada kl1 adalah objek dan unsur yang tidak ada di kl2 adalah
subjek. 97b
kl1 kl2
Aku melumat
Ø Ø
mengunci bibirnya
. S
P O
S P
O
Perlu kiranya dilakukan pengujian apakah fungsi yang dilesapkan tersebut adalah O dan S.
Objek dalam kalimat dapat dipertanyakan dengan kata apa. Misalnya demikian.
97c 1 Aku melumat apa?
2 aku melumat bibirnya.
Ketika diajukan pertanyaan seperti kalimat a dalam 97c dan kemudian dijawab dengan jawaban bibirnya seperti pada kalimat b dalam 97c maka
konstituen bibirnya merupakan fungsi objek dalam kalimat tersebut.
Sebuah kalimat yang memiliki fungsi objek dapat dipasifkan, sehingga fungsi objek akan menduduki fungsi subjek dalam kalimat pasif. Jika benar
bibirnya merupakan fungsi objek dalam kalimat 97b maka dalam kalimat pasif
akan menjadi subjek. 97d
aku melumat
bibirnya Kalimat
aktif S
P O
bibirnya dilumat
oleh aku Kalimat
pasif S
P pelengkap
Meskipun susunan objek kalimat pasif 97d merupakan hal yang benar, namun struktur itu jarang dipergunakan. Bentuk itu merupakan susunan kalimat
yang tidak lazim dipkakai sehingga terasa janggal. Agar perubahan kalimat tersebut menjadi lebih menarik maka kalimat pasif pada 97d disusun menjadi
berikut ini. 97e 1
Bibirnya aku lumat .
2 Bibirnya kulumat.
Pada k2 fungsi yang tidak ditemukan adalah subjek. Pengisian subjek dalam klausa itu bisa dilakukan dengan menyisipinya dengan kata yang
berkategori nomina. Misalnya demikian. 97f ... aku mengunci bibirnya
toni dia
kamu
Konstituen pengisi subjek pada kl2 yang berterima adalah konstituen aku
, bukan toni, dia, atau kamu. Bisa saja, masing-masing diisikan sebagai subjek, namun ketiga konstituen itu menimbulkan makna yang berbeda. Makna yang
muncul tidak sesuai dengan makna yang dikehendaki. Dengan demikian, konstituen aku merupakan pengisi subjek.
Struktur lengkap dari kalimat 97 adalah sebagai berikut. 97g Aku melumat bibirnya, aku mengunci bibirnya.
Namun ternyata, susunan kalimat yang lengkap, gramatik, namun membuat struktur kalimat menjadi kurang menarik. Agar menarik, kalimat
memang perlu dilesapkan pada bagian-bagian yang sama. Dalam kalimat itu, terdapat bagian yang sama, yaitu subjek dan objek.
Pelesapan subjek dilakukan pada urutan kedua, sedangkan pelesapan objek dilakukan pada urutan pertama sehingga menjadi seperti kalimat 97.
97 Aku melumat, mengunci bibirnya.
B. Makna Semantis Konstruksi Parataksis
1. Kalimat Majemuk Koordinatif