42 kurva permintaan Marshal, karena kurva permintaan tersebut dapat diestimasi secara
langsung dan mengukur kesejahteraan melalui surplus konsumen Djijono, 2002.
Gambar 2.2 Surplus Konsumen
F. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha danatau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di
Indonesia
. AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah
Q E
M N
P
D
Garis Harga R
Surplus Konsumen
43 aspek
fisik
-
kimia
,
ekologi
,
sosial
-
ekonomi
, sosial-
budaya
, dan
kesehatan masyarakat
. Dasar hukum AMDAL adalah
Peraturan Pemerintah
No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
AMDAL memiliki beberapa dokumen, dokumen AMDAL sendiri terdiri atas: Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup KA-
AMDAL, Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup AMDAL, Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup RKL, Dokumen Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup RPL. Ada beberapa tujuan atau manfaat dari pelaksanaan AMDAL yakni: bahan
bagi perencanaan pembangunan wilayah, membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan, memberi
masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana usaha dan atau kegiatan, memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup, memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
Suatu proyek atau pembangunan harus memperhatikan sisi lingkungan sebagai salah satu bagian yang tak terpisahkan dari evaluasi atas proyek yang akan
dilaksanakan maka AMDAL juga memiliki peranan penting dalam penentuan bagi sebuah proyek untuk dilanjutkan atau dihentikan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan AMDAL adalah komisi penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL, pemrakarsa, orang atau
44 badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha dan atau kegiatan
yang akan dilaksanakan, dan masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
Dalam pelaksanaannya ada hal yang harus diperhatikan dalam penerapan AMDAL yakni: penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia menggunakan
atau menerapkan penapisan satu langkah dengan menggunakan daftar kegiatan wajib AMDAL one step scoping by pre request list. Daftar kegiatan wajib AMDAL dapat
dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib menyusun
UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL
sesuai dengan Peraturan menteri Lingkungan Hidup Nomor 082006. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Peraturan menteri Lingkungan Hidup Nomor 052008.
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan