Pendekatan Tingkat Upah Pendekatan Biaya Perjalanan

34 digunakan untuk menilai sumberdaya manusia bila terjadi kematian, cacat tubuh permanen dan sebagainya sebagai akibat dari adanya suatu proyek.

c. Pendekatan Biaya Kesempatan

Apabila data mengenai harga atau upah tidak cukup tersedia, biaya kesemapatan atau pendapatan yang hilang dapat dijadikan sebagai salah satu metode alternatif. Pendekatan ini digunakan untuk menghitung biaya yang harus dikeluaran untuk melestarikan suatu manfaat dan bukan untuk memberikan nilai terhadap manfaat itu sendiri.

2. Pendekatan dengan Nilai Barang Pengganti atau Barang Pelengkap

Surrogate Market Price a. Pendekatan Nilai Kekayaan Pendekatan ini berusaha untuk menemukan pasar bagi barang atau jasa yang terpengaruh barang atau jasa lingkungan yang tidak dipasarkan

b. Pendekatan Tingkat Upah

Pendekatan ini menggunakan tingkat upah pada jenis pekerjaan yang sama tetapi pada lokasi yang berbeda untuk menilai kualitas lingkungan kerja pada tiap-tiap lokasi. Pendekatan yang dipakai adalah bahwa upah yang dibayarkan lebih tinggi pada lokasi yang lebih tercemar atau pada lokasi yang lebih berbahaya bagi kesehatan atau kehidupan.

c. Pendekatan Biaya Perjalanan

35 Pendekatan ini menggunakan biaya transportasi atau biaya perjalanan terutama untuk menilai lingkungan pada objek wisata. Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya perjalanan serta waktu yang dikorbankan para wisatawan untuk menuju objek wisata tertentu dianggap sebagai nilai lingkungan yang dapat dibayarkan oleh wisatawan. Pendekatan biaya perjalanan adalah suatu cara untuk memberikan nilai terhadap barang yang tidak memiliki harga. Pendekatan ini memakai contoh pemanfaatan fasilitas tempat wisata di luar sebagai barang lingkungan yang dapat dipertimbangkan, dan dikarenakan para pengguna tempat wisata ini terkadang tidak membayar atau membayar tarif masuk nominal maka pendapatan yang dikumpulkan untuk pemakaian fasilitas tersebut bukanlah merupakan indikator yang baik untuk menilai tempat atau kesediaan sebenarnya para pengguna tempat wisata untuk membayar. Nilai riil tempat wisata yang meliputi tarif pengguna dan surplus konsumen keseluruhan yang dinikmati oleh para pengguna menjadi penting bila harus diambil keputusan yang berhubungan dengan penyediaan sumberdaya untuk pelestarian Maynard, 1987. Kita memiliki anggapan bahwa tempat wisata tersebut tidak memiliki tarif masuk atau biaya pemanfaatan, para pengguna datang dari berbagai daerah untuk menghabiskan waktu di tempat tersebut. Ketika tidak ada tarif masuk, permintaan akan barang tersebut tidak terbatas karena ada biaya ke dan di tempat wisata tersebut, pada saat inilah pendekatan biaya perjalanan mulai dipakai. 36 Semakin jauh jarak tempat tinggal seseorang dari daerah tujuan wisata maka semakin kurang pula harapan pemanfaatan atas permintaan terhadap tempat tersebut. Para pengguna barang yang bertempat tinggal dekat dengan tempat rekreasi diharapkan meminta barang lingkungan lebih banyak karena harga tersirat, diukur dari biaya perjalanan yang jauh lebih rendah. Dalam kaitannya dengan surplus konsumen maka para pengguna yang datang dari tempat terjauh dengan biaya perjalanan yang paling mahal dianggap memiliki surplus konsumen yang paling rendah, sebaliknya mereka yang bertempat tinggal dekat dan biaya perjalanan rendah dianggap akan memiliki surplus konsumen terbesar Maynard, 1987.

3. Teknik Survei