commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional yang telah dilaksanakan sejak jaman Orde Baru mempunyai tujuan utama untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan
makmur yang merata materil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu
dan berkedaulatan rakyat dalam suasana yang berkeprikehidupan bangsa, aman, tertib dan dinamis dalam pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat,
tertib dan damai. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, pemerintah Indonesia telah melakukan pembangunan di segala bidang baik ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam. Pembangunan yang difokuskan kepada manusia seutuhnya, mestinya
secara adil akan memperhatikan semua potensi sumber daya manusia yang ada. Kualitas sumber daya manusia yang ada tidak dihitung pada sumber daya
saja, tetapi dihitung pada sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu, harus dilakukan langkah-langkah untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam pembangunan. Salah satunya adalah peningkatan pemberian hak untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan, hak untuk berserikat
dan berkumpul serta masih banyak hak-hak lain yang dijamin dengan Undang-Undang.
Dalam tata kehidupan masyarakat Indonesia terdapat berbagai macam kepentingan dan keinginan untuk ikut berpartisipasi mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Maka berbagai ide dan gagasan dari sekelompok orang diwujudkan sebagai bentuk keikutsertaan dan keperdulian
untuk turut serta mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa ini. Karenanya tak heran kalau banyak sekali dibentuk perkumpulan-perkumpulan
di Indonesia. Perkumpulan-perkumpulan itu bekerja dan menerapkan ide dan gagasannya di luar struktur pemerintahan. Demikian juga spesifikasi
commit to user 2
pekerjaannya sangat beragam tergantung dari bidang-bidang yang paling mampu dilakukan oleh para pendiri dan pengurusnya. Sebut saja misalnya
bidang kesehatan, pendidikan, kependudukan, lingkungan hidup, kebudayaan, ekonomi, sosial, keagamaan, riset dan kajian, pemberdayaan rakyat di bidang
ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, dan lain-lain http:www.indepolis.orgd-tentang-prosedur-pembentukan-partai.
Indonesia adalah negara yang menganut paham demokrasi yang artinya kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kemudian
dijalankan melalui mekanisme pelembagaan yang bernama partai politik. Kemudian partai politik saling berkompetisi secara sehat untuk
memperebutkan kekuasaan pemerintahan negara melalui mekanisme pemilihan umum. Inilah wujud dari adanya hak asasi manusia yang telah
diakui dan dijamin oleh Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 yaitu hak merdeka untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pikiran serta pendapat. Sejalan dengan dinamika politik terutama sejak reformasi, yang diawali
dengan perubahan dan penambahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945, upaya pengaturan partai politik terus dilakukan, yang berarti penataan kembali
legislasi partai politik dengan membentuk Undang-Undang partai politik yang baru merupakan keharusan yang tidak mungkin dihindari.
Momentum pemilu tahun 2009 merupakan saat yang sangat bersejarah bagi perjalanan demokrasi di negeri ini. Pemilu di tahun 2009 ini menjadi uji
coba kedua pada sistem demokrasi di Indonesia setelah Pemilu tahun 2004. Semua saluran politik yang begitu beragam telah terbuka lebar untuk
diapresiasi dalam wujud kebebasan dan kemerdekaan menyampaikan pendapat dan ekpresi.
Di Indonesia, perkembangan partai politik tidak terlepas dari hak dan kewajiban warga negara dalam memberikan partisipasi politik serta
membentuk karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Bertitik tolak hal tersebut bahwa pendidikan politik
merupakan hak asasi setiap warganegara. Oleh karenanya pemerintah
commit to user 3
berkewajiban memenuhi, menjamin, dan melindungi hak asasi tersebut dengan memberikan kesempatan dalam berpolitik sesuai dengan hak dan
kewajibannya dalam berpolitik sebagai warga negara. Berdasarkan sistem demokrasi yang telah berjalan melalui
pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung sejak tahun 2004 merupakan bentuk pendidikan politik bagi masyarakat yang membawa
dalam situasi politik praktis dengan berbagai macam partai politik yang bermunculan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
politik bagi masyarakat merupakan bagian yang penting dalam membangun sistem pemerintahan yang kuat serta berkelanjutan.
Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik menyebutkan bahwa partai politik melakukan pendidikan
politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan memperhatikan keadilan dan keseteraan gender dengan tujuan antara
lain: Pasal 31 Undan-Undang Nomor 02 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
1. meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban masyarakat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan 2.
meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan
3. meningkatkan kemandirian, kedewasaan, dan membangun karakter
bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan Pasal 31 ayat 1 di atas, maka dapat dinyatakan bahwa pendidikan politik bagi masyarakat merupakan suatu ruang lingkup dalam
upaya meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajibannya dalam berpolitik terutama memberikan partisipasi politik dengan kemandirian, kedewasaan
dan membangun karakter bangsa dengan tujuan utama memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, partai politik diharapkan mampu
membangun iklim berdemokrasi yang berlandaskan pada Pancasila sebagai wadah bagi masyarakat dalam memberikan hak dan kewajibannya dalam
berpolitik secara praktis.
commit to user 4
Menyingkapi hal tersebut, maka lahirnya berbagai partai politik diharapkan akan membawa nuansa budaya politik bagi masyarakat itu
sendiri dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pendidikan politik oleh partai politik penting diimplementasikan kepada
usaha peningkatan kesadaran berdemokrasi sebagai salah satu upaya untuk menjabarkan pemerintahan dari rakyat dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat
yakni pemerintahan yang kewenangannya pada rakyat. Semua anggota masyarakat yang memenuhi syarat diikutsertakan dalam kehidupan
kenegaraan dalam aktivitas pemilihan umum. Pelaksanaan dari demokrasi ini telah dilakukan dari dahulu di berbagai daerah di Indonesia hingga
Indonesia merdeka sampai sekarang ini. Demokrasi di negara Indonesia bersumberkan dari Pancasila dan UUD ’45 sehingga sering disebut dengan
demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat, dengan berpangkal tolak pada paham kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Bersandarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2008 tentang Partai Politik, dinamika dan perkembangan masyarakat yang majemuk menuntut peningkatan peran, fungsi dan tanggungjawab Partai
Politik dalam kehidupan demokrasi dan konstitusional sebagai sarana partisipasi politik masyarakat dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional
bangsa Indonesia, menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan
Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejak 4 Januari 2008 berlaku Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, menggantikan Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2002. Alasan penggantian Undang-Undang lama antara lain adalah belum optimalnya UU No. 31 Tahun 2002 mengakomodasi dinamika dan
perkembangan masyarakat yang menuntut peran partai politik dalam
commit to user 5
kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui UU No. 2 Tahun 2008 diharapkan pula pembaharuan yang mengarah pada penguatan sistem dan
kelembagaan partai politik, yang menyangkut domokratisasi internal partai politik, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan partai
politik, peningkatan kesetaraan gender dan kepemimpinan partai politik dalam sistem nasional berbangsa dan bernegara.
Partai politik merupakan hal yang sangat krusial di negara kita, Indonesia. Betapa tidak, sebagai negara yang ‘ingin dikatakan’ demokratis,
tentu segala sesuatunya harus diaksanakan dengan demokratis pula, termasuk dalam hal penentuan pemimpin-pemimpin mulai dari presiden,
gubernur dan kepala pemerintahan lain yang lebih rendah. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, tentu harus ada pengaturan tentang siapa yang
akan menjadi pemimpin, salah satunya adalah Undang-Undang ini, Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. Undang-Undang ini
merupakan perbaruan dari Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002, mengingat dalam Undang-Undang tersebut tuntutan dan dinamika
masyarakat semakin berkembang. Bahkan pwemerintah sudah bersiap-siap mengundangkan Undang-Undang Partai Politik yang baru, yang sudah
selesai pembahasannya di tinggkat DPR. Perubahan regulasi yang menempatkan partai politik sebagai
“organisasi yang bersifat nasional” diharapkan dapat mengubah paradigma politik sekelompok kecil masyarakat yang gemar mendirikan partai politik.
Undang-Undang berfungsi sebagai “a tool of social engineering”, dalam hal ini tujuan regulasi partai politik dimaksudkan untuk membatasi kebebasan
warga negara mendirikan partai dengan menetapkan persyaratan yang lebih ketat. Persyaratan dimaksud antara lain melalui ketentuan mengenai
“pembentukan partai politik” serta organisasi dan kedudukan” partai politik. Dengan demikian para deklarator politik harus benar-benar berusaha
memperoleh dukungan publik secara nasional sebelum pembentukan partai diumumkan http:www.djpp.depkumham.go.idhtn-dan-puu439-dampak-
sistim-multipartai-dalam-kehidupan-politik-indonesia.html. Melihat begitu
commit to user 6
ketatnya persyaratan pendirian partai politik, ternyata di Indonesia masih saja muncul partai politik yang begitu banyak. Hal inilah yang menarik
penulis untuk melakukan sebuah penelitian tentang persyaratan pendirian partai politik terkait dengan Undang-Undang dasar 1945.
Melihat dari latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam sebuah penulisan hukum
Skripsi dengan judul “ANALISIS SYARAT DAN MEKANISME PENDIRIAN PARTAI POLITIK SEBAGAI IMPLEMENTASI HAK
ATAS KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERORGANISASI MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945”
B. Rumusan Masalah