LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Persaingan di dunia bisnis sekarang ini sangatlah ketat, hal ini menuntut suatu perusahaan agar dapat merencanakan kapasitas produksi yang sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut. Pada umumnya perencanaan produksi dilakukan untuk satu tahun produksi dan jumlahnya relatif stabil jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Adanya fluktuasi penjualan memaksa manajer operasi mengambil keputusan yang rasional untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan. Manajer perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang dikombinasikan dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan agar dapat menghasilkan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya menjaga mutu dari barang atau jasa ditengah permintaan konsumen yang semakin kritis atas produk yang mereka inginkan. Perusahaan perlu mengantisipasi adanya fluktuasi penjualan ini agar tetap dapat menjamin kelangsungan hidupnya dan bersaing dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu ramalan penjualan sales forecast sangat penting. Dari peramalan ini perusahaan dapat mengatur produksi yang sesuai kapasitas perusahaan untuk memenuhi permintaan yang mungkin berfluktuasi. Selain itu dari peramalan ini juga dapat ditentukan commit to user 2 pola produksi yang tepat. Yang dimaksud dengan pola produksi adalah distribusi dari produksi tahunan kedalam periode yang lebih kecil misalnya : bulanan, minggu, atau unit waktu yang lainya untuk mengantisipasi rencana penjualan Yamit,1998:77. Pada umumnya terdapat tiga macam pola produksi yaitu pola produsi konstan, pola produksi bergelombang dan pola produksi moderat Yamit,1998:78. Masing-masing pola produksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Perusahaan akan menerapkan pola produksi konstan apabila jumlah barang atau jasa yang diproduksi sama setiap periodenya. Kelebihan atau kekurangan produksi akan masuk atau diambil dari persediaan. Pada saat permintaan meningkat melebihi jumlah yang diproduksi maka perusahaan akan melakukan lembur atau sub kontrak. Hal ini memungkinkan terjadinya tambahan biaya yaitu biaya lembur dan biaya sub kontrak. Sebaliknya ketika permintaan turun dari jumlah yang diproduksi maka akan terjadi penyimpanan barang yang menimbulkan adanya biaya penyimpanan. Pada pola produksi bergelombang jumlah barang atau jasa yang diproduksi tidak sama. Perusahaan umumnya akan melakukan lembur atau sub kontrak apabila permintaan diatas kapasitas produksi maksimal. Pola ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang produksinya didasarkan pada pesanan. Sedangkan pola produksi moderat biasanya akan diterapkan apabila fluktuasi antara persediaan dan produksi tak terlalu tajam sehingga dapat mendekati konstan. Biaya perputaran tenaga commit to user 3 kerja dan biaya simpan pada pola produksi ini tidak sebesar pola produksi lain Yamit,1998:79-82. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola produksi suatu perusahaan antara lain : pola penjualan, pola biaya, serta kapasitas produksi maksimal. Selain itu pola produksi yang diterapkan hendaknya dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dan menanggung beban biaya yang paling minimum Yamit,1998:78. Melalui penerapan pola produksi yang tepat diharapkan dapat merencanakan kebutuhan tenaga kerja, bahan baku, maupun fasilitas lain secara tepat. Apabila terlalu banyak tenaga kerja tentu saja biaya yang ditanggung perusahaan lebih besar dan tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh perusahaan. Begitu juga apabila perusahaan kekurangan tenaga kerja, akan banyak permintaan konsumen yang tak terpenuhi apabila terjadi peningkatan permintaan produk. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan. Begitu juga dengan bahan baku, perlu dikendalikan sesuai kebutuhan perusahaan agar tidak merugikan perusahaan. Misalnya apabila perusahaan mengalami surplus bahan baku, hal ini tentu akan menimbulkan biaya apabila disimpan dalam gudang, mulai dari biaya simpan dan biaya lain. Sama halnya jika perusahaan mengalami keterlambatan bahan baku, produksi akan terhambat dan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen tepat pada waktunya. Apabila perusahaan dapat menentukan pola produksi yang optimal maka commit to user 4 hal-hal tersebut dapat ditekan karena perusahaan dapat merencanakannya sesuai kapasitas yang dimiliki perusahaan sehingga biaya juga dapat ditekan. PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri textile, dengan produk utamanya yaitu kain printing dan kain grey tenun. PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta menerapkan pola produksi bergelombang untuk produknya, hal ini dapat dilihat dari produksi yang didasarkan dari permintaan konsumen khususnya pada Departemen Weaving yang memproduksi kain grey tenun. Menurut data yang penulis peroleh, terjadi fluktuasi penjualan kain grey tenun antara tahun 2006 sampai 2009 pada PT. Iskandar Indah Printing Textile. Selain itu biaya administrasi gudang juga mengalami peningkatan dari periode sebelumnya sedangkan kapasitas produksi perusahaan sendiri cenderung tetap. Dengan mempertimbangkan efisiensi biaya dan adanya fluktuasi penjualan penulis tertarik untuk mengetahui apakah pola produksi yang digunakan Departemen Weaving untuk produk kain grey tenun tahun 2010 sudah optimal atau tidak. Maka dalam penulisan tugas akhir ini penulis mengambil judul : “ANALISIS PENENTUAN POLA PRODUKSI YANG OPTIMAL UNTUK KAIN GREY TENUN PADA DEPARTEMEN WEAVING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA”. commit to user 5

B. RUMUSAN MASALAH