Jam Kerja Pada Tenaga Kerja Usia Tenaga Kerja Penelitian Terdahulu

24 meningkatkan produktivitas tersebut. Investasi pendidikan tenaga kerja misalnya kursus ataupun keahlian lainya yang dibutuhkan perusahaan akan menunjang kinerja produktivitas lebih baik. Kondisi inilah memungkinkan kenaikan upah dapat terjadi menyeimbangi investasi pendidikan yang dilakukan tenaga kerja untuk perusahaan tersebut.

2.1.9 Jam Kerja Pada Tenaga Kerja

Berdasarkan hukum The Law Diminishing of return, dengan bertambahnya jam kerja pada suatu titik akan menurunkan pendapatan. Keadaan ini sesuai dengan kurva yang bersifat backward banding supply curve dimana pada jam kerja titik tertentu, pekerja tidak dapat lagi menambah jumlah jam kerja karena pada titik ini pendapatan tidak akan bertambah Polacheck dan Siebert, 1993:101. Semakin tinggi jam kerja seseorang akan mengakibatkan pendapatan yang diperoleh akan semakin menurun. Hal ini di sebabkan oleh sektor tertentu, kelebihan jam kerja tidak diperhitungkan sebagai tambahan penghasilan bagi pekerja. Keadaan ini menunjukan tenaga kerja belum dihargai dengan baik.

2.1.10 Usia Tenaga Kerja

Meningkatnya usia kerja diiringi dengan semakin meningkatnya posisi atau jabatan yang berimplikasi pada semakin tinggi pendapatan yang diperoleh. Usia meningkat biasanya akan meningkatkan pengalaman kerja dan dapat meningkatkan pendapatan. Pada titik usia tertentu penghasilan mereka akan lebih rendah dari penghasilan tenaga kerja yang berpendidikan tinggi. Terdapat juga fenomena semakin meningkatnya usia semakin membuat para tenaga kerja tidak 25 memilih pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan mereka, ini dapat terjadi karena kebutuhan ekonomi keluarga dan semakin menyempitnya lapangan pekerjaan. Tenaga kerja akan lebih memilih bekerja dengan titik usia tertentu tanpa memikirkan investasi pendidikan yang telah dilakukan dari pada menjadi seorang pengangguran. Kesimpulannya kurangnya lapangan pekerjaan dan permintaan upah yang tinggi para tenaga kerja terdidik mengakibatkan adanya kesenjangan yang terjadi dipasar tenaga kerja.

2.1.11 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang terkait tentang fenomena overeducation dan undereducation dalam pasar kerja wanita. Beberapa penelitian tersebut antara lain : 1. Ratna Juwita 2011 Judul : Analisis Pengaruh Undereducation Terhadap Pendapatan Tenaga Kerja Sektoral Di Kota Palembang. Hasil penelitian sebagai berikut : a. Pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Becker 1993: 29 serta Polachek dan Siebert bahwa jika pendidikan meningkat maka penghasilan juga meningkat. b. Usia mempengaruhi pendapatan secara positif. Meningkatnya usia pekerja diiringi dengan semakin meningkatnya posisi atau jabatan yang berimplikasi pada semakin tinggi pendapatan yang 26 diperoleh. Usia meningkat biasanya akan meningkatkan pengalaman kerja dan meningkatkan penghasilan. c. Jam kerja memiliki koefisien negatif berarti semakin tinggi jam kerja seseorang akan mengakibatkan pendapatan yang diperoleh semakin menurun. Hal ini disebabkan pada sektor tertentu kelebihan jam kerja tidak diperhitungkan sebagai tambahan penghasilan bagi pekerja. d. Koefisien jenis kelamin bernilai negatif menunjukan rata-rata pendapatan laki-laki sama dengan rata-rata pendapatan perempuan. Dengan demikian tidak terdapat diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, karena yang dinilai adalah hasil kerja yang dilatarbelakangi oleh pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja. 2. Wiko Saputra dan Junaidi 2011 Judul : Fenomena Over Education dan under Education dalam pasar kerja wanita di Sumatera Barat. Hasil penelitian sebagai berikut : Secara deskriptif hasil penelitian yaitu terdapat fenomena overeducation dan undereducation dalam pasar kerja wanita bila dilihat dari posisi pekerjaan utama, yaitu tenaga kerja bagian produksi dan tenaga kerja bagian penjualan. Pada dua posisi terdapat 100 persen gejala tersebut. Posisi yang sedikit mengalami fenomena overeducation dan undereducation adalah tenaga kerja profesional, tenaga kerja manajemen, tenaga kerja administrasi dan buruh tani. 27 Dari hasil uji regresi, terdapat pengaruh pendapatanupah terhadap fenomena overeducation dan undereducation dalam pasar kerja wanita di Sumatera Barat ditunjukan dari tiga aspek, yaitu : a. Over education diinterpretasikan sebagai penunjuk atau bukti adanya penurunan dari tingkat pengambilan secara ekonomis economic return di bidang pendidikan. Economic return di pendidikan lebih tinggi menurun secara relatif terhadap pendidikan yang rendah. b. Over education diasosiasikan dengan terjadinya credential education yaitu penelitian lebih dari masyarakat terhadap suatu jenis pendidikan yang tidak terkait dengan peningkatan keahlian yang dibutuhkan oleh suatu lapangan dan jenis pekerjaan tertentu. c. Over education merupakan salah satu indikator adanya occupational mismatch atau adanya pekerja yang tidak memperoleh pekerjaan yang dapat memaksimalkan tingkat pendidikan dan keahlian yang dimilikinya. 3. Chun - Hung A. Lin dan Chun-Hsuan Wang 2005 Judul : The Incidence and Wage Effects Of Overeducation: The Case Of Taiwan. Hasil penelitian sebagai berikut : Semua pengamatan dibagi menjadi empat kelompok dalam analisis empiris kami: lulusan universitas dengan gelar sarjana atau tingkat pendidikan yang lebih tinggi dengan 16 atau lebih tahun pendidikan, lulusan perguruan 28 tinggi perguruan tinggi junior, dengan 14 tahun pendidikan, Senior lulusan SMA dengan 12 tahun pendidikan dan SMP atau lulusan sekolah dasar dengan 9 tahun pendidikan atau kurang. Sebuah analisis durasi digunakan untuk menganalisis data yang terkait dengan durasi pengangguran untuk masing-masing kelompok. Dengan beberapa pengamatan yang terjadi selama periode pengangguran, yang disurvei jangka waktu pengangguran mereka dianggap benar disensor, sehingga kita mempekerjakan model regresi disensor dengan distribusi log normal untuk memperkirakan efek dari kelebihan pendidikan durasi pengangguran. Sebuah variabel untuk menunjukkan apakah durasi pengangguran tidak disensor 0, kiri disensor 1, atau benar-disensor 1 diciptakan untuk model. Regresi kami juga dianggap karakteristik individu sosial ekonomi, industri dan pendudukan kategori dan tingkat pertumbuhan ekonomi makro selama periode data. Untuk mengakomodasi kemungkinan bahwa data pengangguran di sampel kami mungkin ditandai dengan dalam kelompok yaitu, tren waktu dan tempat kerja korelasi serial, kami memperkirakan model disensor menggunakan 230 cluster, yang dibuat menggunakan 10 tahun dan 23 kabupaten. Dibandingkan dengan pekerja tepat berpendidikan, menunjukkan bahwa pekerja lebih terdidik harus bertahan pengangguran untuk jangka panjang 78,82 ketika mereka memiliki gelar sarjana atau 29 lebih tinggi. Mereka yang lulus dari perguruan tinggi junior yang menganggur untuk jangka waktu lama 52,01. Undereducation juga berkorelasi positif dengan durasi pengangguran, akuntansi untuk 59,99 dan 69,21 dari pekerja yang lulus dari sekolah SMA dan SMP atau SD, masing-masing.

2.2 Kerangka Konseptual