50
tidak signifikan terhadap variabel overeducation dalam pasar kerja wanita.
b. Nilai signifikansi dari variabel gaji X
2
adalah 0,020 dimana hasil tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda positif,
artinya bahwa variabel gaji berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel overeducation dalam pasar kerja wanita.
c. Nilai signifikansi dari variabel jam kerja X
3
adalah 0,694 dimana hasil tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda negatif,
artinya bahwa variabel jam kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel overeducation dalam pasar kerja wanita.
d. Nilai signifikansi dari variabel usia X
4
adalah 0,294 dimana hasil tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 dan bertanda negatif,
artinya bahwa variabel usia berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel overeducation dalam pasar kerja wanita.
4.3.4 Uji Multikolineritas
Menurut Rahayu 2004, umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai dari Variance Inflation Factor VIF atau tolerancevalue. Batas tolerance
value adalah 10. Apabila hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah nilai 10 dan tolerance value diatas nilai 0,10 maka tidak terjadi multikoleniaritas sehingga
model reliable sebagai dasar analisis.
51
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolineritas
MODEL Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Tingkat pendidikan .734
1.362 Gaji
.886 1.128
Jam kerja .879
1.138 Usia
.782 1.279
Sumber : Data Primer, diolah,2015
Hasil pengujian dalam tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang
cukup kecil. Menggunakan besaran tolerance dan variance inflation factor VIF jika menggunakan alphatolerance = 10 atau 0,10 maka VIF = 10. Dari hasil
output VIF hitung dari semua variabel menunjukan menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 10 dan nilai tolerance semua
variabel berada diatas 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas,
yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen.tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling
independen.
4.3.5 Uji Heterokedasitas
Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengamati ada tidaknya perubahan varian residu dari satu sampel ke sampel yang lain. Deteksi adanya
Heteroskedastisitas dengan melihat kurva Heteroskedastisitas atau diagram pencar chart, dengan dasar pemikiran sebagai berikut :
52
1 Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola tertentu yang
beraturan bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi Heteroskedastisitas.
2 Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik di bawah atau
di atas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan grafik heterokedastisitas antara nilai prediksi variabel dependen dengan variabel indepeden.
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedtisitas
Dari hasil output gambar scatterplot, didapat titik menyebar dibawah dan diatas sumbu Y, dan tidak memiliki pola yang teratur. Maka dapat disimpulkan
variabel bebas pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian.
53
4.3.6 Uji Koefisien Determinasi R