Kesempatan Kerja Landasan Teori

15 ekonomi adalah alasan utama perempuan bekerja. Banyak perempuan menjadi kepala rumah tangga mereka sendiri. Wanita yang menikah pada posisi telah bekerja untuk mengisi kesenjangan antara pendapatan suami mereka dan apa yang dibutuhkan untuk bahkan standar moderat hidup. Ini adalah penghasilan tambahan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup keluarga individu sebagai unit ekonomi. Akhirnya, beberapa wanita sangat berkomitmen untuk pekerjaan profesional yang sangat terampil atau karier bisnis yang sangat menguntungkan. Dimana faktor pendidikan tidak lagi menjadi penentu wanita dalam memilih pekerjaan karena wanita lebih memilih pekerjaan yang fleksibel di dalam pasar kerja.

2.1.5 Kesempatan Kerja

Sagir 1982 menyebutkan perluasan kesempatan kerja atau pemerataan kesempatan kerja serta hak untuk menikmati kehidupan yang layak, harus menjadi sasaran strategi dalam pembangunan nasional, oleh karena ketahanan suatu bangsa atau Negara, akan sangat tergantung pada ketangguhan sumber daya manusianya. Tolok ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan, bukan saja di ukur dari keberhasilan laju pertumbuhan produksi fisik untuk pangan, sandang dan papan tetapi juga harus diukur dari kesempatan kerja yang berhasil diciptakan oleh adanya pembangunan itu sendiri. Dengan menjadikan pembangunan manusia sebagai titik sentral pembangunan nasional, maka diperlukan adanya perubahan orientasi pembangunan dari orientasi pada output atau laju pertumbuhan kepada orientasi perluasan kesempatan kerja produktif bagi angkatan kerja yang tersedia. 16 Lokakarya tentang “Perluasan Kesempatan Kerja” berpendapat bahwa kesempatan kerja yang merupakan kondisi dimana seorang penduduk dapat melakukan kegiatan untuk memperoleh imbal jasa ataupun penghasilan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Mankiw edisi keenam tahun 2006, para pekerja tidak dipekerjakan bukan karena mereka aktif mencari pekerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, tetapi karena ada ketidakcocokan yang mendasar antara jumlah pekerja yang menginginkan pekerjaan dan jumlah pekerjaan yang tersedia. Masalah Masalah Pokok Dalam Perluasan Kesempatan Kerja. 1. Oleh karena itu, kesempatan kerja yang dimiliki setiap individu semakin kecil karena adanya kekurangan lapangan pekerjaan yang tersedia serta semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk serta dengan kecilnya lapangan pekerjaan yang ada makin ketat persaingan angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan dalam pasar kerja. Mas Pertumbuhan Angkatan Kerja Pertumbuhan angkatan kerja merupakan penawaran dalam pasar kerja lebih besar dari pada daya serap kesempatan yang tersedia. Pertumbuhan angkatan kerja dalam Pelita I dan II diperkirakan menunjukan bahwa pertumbuhan 1,5 kali dari kemampuan daya serap kesempatan kerja yang tersedia. 2. Rendahnya Tingkat Produktivitas Angkatan Kerja Rendahnya tingkat produktivitas pada umumnya dilatarbelakangi oleh hal hal sebagai berikut : 17 a. Rendahnya tingkat pendidikan, baik tingkat pendidikan umum, kejuruan maupun keterampilan. b. Rendahnya tingkat gizi masyarakat yang berakibat pula rendahnya daya tahan terhadap penyakit. c. Rendahnya tingkat teknologi dalam proses produksi yang dapat dikuasai oleh tenaga kerja. d. Tingginya tingkat absenssisme bolos kerja dan labor turnover pindah lapangan pekerjaan, bosan dalam suatu pekerjaan tertentu. e. Rendahnya tingkat pendapatan atau balas jasa bagi tenaga kerja, sebagai pencerminan dari besarnya penawaran tenaga kerja terhadap permintaan dalam pasar kerja. 3. Rendahnya tenaga beli masyarakat pada umumnya Distribusi pendapatan kelompok masyarakat menunjukkan bahwa 80 dari penduduk Indonesia memperoleh tingkat pendapatan rata rata per kapita di bawah pendapatan per kapita nasional BPS 1976; keadaan tersebut mengakibatkan rendahya tenaga beli masyarakat terhadap produksi dalam negeri. Pasaran yang sempit untuk produksi dalam negeri tersebut kemudian ditambah dengan masih rendahnya daya saing terhadap produk import, mempersempit kemungkinan perluasan kesempatan kerja di dalam negeri. 4. Belum adanya kebijaksanaan yang terpadu dan konsisten. 18 Belum adanya kebijaksanaan yang terpadu dan konsisten, diantaranya dapat tercermin dalam : a. Masalah perpajakan, upah, penetapan harga belum merupakan unsur pendorong untuk para penanam modal dalam turut serta memperluas kesempatan kerja. b. Rendahnya mobilitas angkatan kerja, terutama sebagai akibat masih kurangnya prasarana yang memungkinkan terhambatnya mobilitas angkatan kerja. c. Masalah penempatan bagi tenaga kerja asing, terutama terlihat dari segi jangka waktu ijin menetap dan kemungkinan alih teknologi bagi tenaga kerja Indonesia.

2.1.6 Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja