tentang yoghurt memiliki persepsi yang baik pula terhadap yoghurt. Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa semakin baik pengetahuan mahasiswa
tentang yoghurt maka akan semakin baik persepsi terhadap minuman yoghurt. Menurut penelitian Ruspriana 2008 mengungkapkan bahwa semakin baik
pengetahuan responden tentang produk yaitu yoghurt maka semakin baik persepsi responden terhadap manfaat dan berbagai atribut minuman probiotik.
Prihardany 2004 dalam Kurniasih 2012 menyatakan bahwa salah satu faktor yang berhubungan secara signifikan dengan persepsi adalah faktor
pengetahuan.Menurut Notoatmodjo 2010 bahwa pengetahuan adalah hasil yang didapat mahasiswa tentang yoghurt setelah dia melihat maupun mendengar
tentang yoghurt. Pengetahuan tentang minuman yoghurt yang didapat dari informasi yang berkembang baik dari teman, keluarga maupun media massa, ini
tentu akan mempengaruhi persepsi mahasiswa.Pengetahuan ini salah satunya mengenai manfaat minuman yoghurt.
5.3 Konsumsi Yoghurt Pada Mahasiswa FKM
Berdasarkan dari persepsi yang baik, sebagian besar mahasiswa mempunyai alasan mengonsumsi yoghurt yaitusebesar 60,4 untuk menjaga
kesehatan usus. Kesehatan usus dinilai mahasiswa menjadi hal yang penting karena usus merupakan hal yang penting bagi tubuh.Dengan pencernaaan yang
sehat makan nutrisi makanan akan terserap dengan baik. Mengenai informasi yang dicari mahasiswa mengenai yoghurt adalah
karena manfaatnya.Hal tersebut dapat diartikan kalau mereka mempercayai bahwa minuman yoghurt memiliki manfaat kesehatan.Menurut Sumarwan
2004 manfaat merupakan hal positif yang diberikan oleh atribut kepada konsumen.
Konsumen sering sekali berfikir mengenai manfaat yang ia akan rasakan jika mengonsumsi atau membeli suatu produk. Konsumen mungkin tidak tertarik
untuk mengetahui berbagai kandungan zat gizi suatu produk, ia lebih tertarik untuk mengetahui apa manfaat yang dirasakan Sumarwan, 2004. Hal inilah
yang membuat alasan seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk. Apa yang kita rasakan menimbulkan persepsi. Terbentuknya persepsi
yang tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat Suryani, 2008. Berdasarkan persepsi yang
baik inilah mahasiswa tertarik untuk mengonsumsi yoghurt. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi minuman
yoghurt berkisar dari satu hari sekali sampai tidak teratur. Terlihat pada mahasiswa yang memiliki persepsi yang baik namun frekuensi konsumsi
yoghurt termasuk kategori jarang yaitu seminggu sekali 50,0. Rendahnya tingkat konsumsi yoghurt dipengaruhi oleh persepsi seseorang yang memberikan
tanggapan yang berbeda.Selain itu pada kantin kampus akses untuk mendapatkan minuman yoghurt terbatas, karena pada umumnya minuman
yoghurt tersedia di supermarket.Penyedian jenis minumansusu fermentasi seperti minuman yoghurt yang tersedia di kantin kampus akan mempunyai peluang
yang lebih besar untuk dikonsumsi mahasiswa. Maka dengan menyediakan minuman yoghurt di kantin kampus dapat meningkatkan konsumsi minuman
yoghurt.Tidak hanya itu saja, lingkungan sosial juga mempengaruhi rendahnya
tingkat konsumsi yoghurt pada mahasiswa.Lingkungan sosial disini adalah teman maupun keluarga.
Minuman yoghurt yang mengandung bakteri baik mempunyai peranan yangbaik untuk membantu mengembangkan bakteri baik dalam usus dan
membunuh bakteri pathogen. Jika kita mengonsumsi minuman yoghurt dengan jumlah yang cukup manfaat seperti peningkatan sistem pencernaan dan sistem
kekebalan tubuh akan semakin terasa. Pada MahasiswaFKM sebagian besarmenghabiskan satu botol dalam ukuran 150 ml dalam sekali konsumsi
yoghurt. Menurut Dhyani 2008 menyatakan bahwa jumlah bakteri minimum yang dapat memberikan efek bagi kesehatan adalah 1x10
5
bakteri, sedangkan Fermented Milks and Lactic Acid Bacteria Association 2000 mensyaratkan
jumlah minimal 1x10
7
bakteri setiap satu gr atau ml produk probiotik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diartikan bahwa satu botol telah mencukupi
kebutuhan bakteri sehingga memberikan efek positif bagi tubuh. Menurut Hardiansyah 2013 dalam Sekar 2013 menyatakan bahwa
mengonsumsi yoghurt biasanya dianjurkan tiga porsi sehari, hal ini untuk mendukung
perkembangan bakteri
baik dalam
usus supaya
tetap seimbang.Menurut Isolauri 2011 menyatakan dalam penelitiannya bahwa
minuman probiotik baik jika dikonsumsi setiap hari dan konsumsi dalam jumlah yang banyak tidak berbahaya dan tidak akan menimbulkan efek samping bagi
kesehatan.Menurut Alonso 2015 dalam Rachmat 2015 bahwa mengonsumsi yoghurt dengan porsi tepat mampu mencegah atau setidaknya menurunkan risiko
serangan darah tinggi.
Sampai saat ini belum ada batasan takaran yang pasti mengenai jumlah konsumsi minuman yoghurt yang baik dalam setiap hari. Namun, berdasarkan
hasil penelitian Meance 2001 yang dikutip oleh Dhyani 2008 bahwa kelompok yang diberi perlakuan 3 kemasan minuman probiotik dalam sehari
maka lebih efektif dibandingkan yang hanya diberi perlakuan 2 kemasan minuman probiotik dalam sehari.
5.4 Uang Saku Mahasiswa Terhadap Konsumsi Yoghurt