norma-norma ataupun ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan, selain kebijaksanaan dalam pelaksanaannya. Pengawasan
dan penelaahan pada sistem pengendalian internal yang baik akan mampu melindungi terhadap kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan kesalahan dan ketidaktelitian yang terjadi.
C. Unsur-Unsur Pengendalian Internal
Ada pun struktur pengendalian internal satuan usaha terdiri dari tiga unsur berikut ini, yaitu :
1. Lingkungan pengendalian.
Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari berbagai factor dalam membentuk, memperkuat atau memperlemah aktivitas
kebijaksanaan dan prosedur tertentu. Faktor- faktor yang mempengaruhi
terdiri dari :
a. Falsafah manajemen dan gaya operasinya.
b. Struktur organisasi satuan usaha.
c. Berfungsinya dewan komisaris dan komite-komite yang dibentuk.
d. Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab.
e. Metode pengendalian manajemen dalam memantau dan menindaklajuti
kinerja, termasuk audit internal. f.
Kebijaksanaan dan praktek personalia. g.
Berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi operasi dan praktek satuan usaha seperti pemeriksaan yang dilakukan oleh badan legislative dan
lembaga pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan pengendalian pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Medan terdiri dari tindakan kebijakan dan prosedur yang mencerminkan
sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan sub-sub bidang lainnya terhadap pentingnya pengendalian di dalam perusahaan itu sendiri.
Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk untuk semua unsur pengendalian internal yang membentuk disiplin dan struktur.
2. Sistem akuntansi
Sistem akuntansi terdiri dari data dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan,
mencatat dan melaporkan transaksi suatu usaha dan untuk menuyelenggarakan pertanggung jawaban aktiva dan kewajiban yang
bersakutan dengan transaksi tersebut. Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan perbuatan metode dan catatan akan :
a. Mengidentifikasikan dan mencatat semua transaksi sah.
b. Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga
memungkinkan pengelompokan transaksi secara semestinya untuk pelaporan keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan pencatatan
nilai keuangan yang layak dalam laporan keuangan. d.
Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan transaksi pada periode akuntansi yang semestinya.
3. Prosedur pengendalian. Prosedur pengendalian adalah kebijakan prosedur sebagai tambahan