Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Pemakaian

sebagai objek. Pada no 5 susunan kalimat yang digunakan adalah kalimat tunggal yaitu pada kalimat “sayang tolong aku dong”, kata sayang sebagai subjek dan ‘tolong aku dong’ sebagai objek. Variasi kolokial adalah variasi yang digunakan pada data di atas. Variasi kolokial merupakan bagian dari variasi bahasa dari segi penutur yang keempat yaitu variasi sosiolek atau dialek sosial. Kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 :67.

4.1.2 Penggunaan Variasi Bahasa Dari Segi Pemakaian

Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaanya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan lainnya. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 68. Ragam jurnalistik juga mempunyai cirri tertentu, yakni bersifat sederhana, komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah; komunikatif karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat; ringkas karena keterbatasan ruang dalam media cetak, dan keterbatsan waktu dalam Universitas Sumatera Utara media elektronika. Ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia dikenal ringkas dan tegas dengan menggunakan singkatan dan akronim. Ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas, jelas, dan bebas keambiguan, serta segala macam metafora dan idiom. Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 69. Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian antara lain : 1. Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang”. 2. Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya”. 3. Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “ 4. Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.” 5. Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling” 6. Soraya Larasati : “plester?, ga ada bang?” Universitas Sumatera Utara Kiki Farel : “kalo obat merah?” 7. Kiwil Bang Gombal : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?” Penggunaan variasi bahasa dari segi pemakaian pada no 1 1. Kiki Farel : “ini itu medali yang selalu diperebutkan banyak orang, tapi bagi aku kamu itu sama seperti medali ini, sama-sama diperebutkan banyak orang” terdapat pemakain kosakata medali yang biasanya digunakan pada bidang pendidikan dan kegiatan keilmuan bidang olahraga. Medali adalah tanda jasa atau tanda penghargaan yang dibuat dari logam berbentuk bundar yang diberi tali. Kosakata medali biasanya digunakan dalam suatu kompetisi atau pertandingan baik dalam bidang olahraga ataupun bidang yang lainnya. Tetapi kosakata medali paling sering digunakan dalam pertandingan olahraga sebagai hadiah atas kemenangan yang telah diraih. Pada no 1 sang dewa cinta Kiki Farel menggunakan kosakata ‘medali’ untuk merayu dewi cinta yang mengungkapkan bahwa sang dewi cinta layaknya seperti medali yang selalu diperebutkan oleh setiap lelaki. Pada no 2 Kiki Farel : “kalau aku boleh menerka-nerka, ayah kamu ceramah ya, penceramah maksudnya” menggunakan kosakata penceramah yang terdapat dalam bidang ilmu keagamaan atau kegiatan kerohanian. Penceramah adalah seseorang pembicara yang menyampaikan pidato mengenai suatu hal yang berhubungan dengan kegiatan ilmu keagamaan. Sang dewa cinta Kiki Farel mengibaratkan ayah sang dewi cinta layaknya seorang penceramah yang dapat membawa dewa cinta membimbing ke jalan yang benar. Universitas Sumatera Utara Pada no 3, 4, dan 5 3 Soraya Larasati : “aku di sini resepsionis. Biasanya nerima tamu, tapi kalo aku di sini nerima tamu yang dihati aku “ 4 “,Soraya Larasati : “bukan bang, kan resepsionis bang.” 5. Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling” menggunakan kosakata resepsionis yang biasanya digunakan dalam bidang kegiatan ilmu pariwiasata atau dalam dunia pendidikan perhotelan. Resepsionis diserap dari bahasa asing yang memeliki arti sebagai penerima tamu yang biasanya selalu ada didepan hotel untuk menyapa setiap tamu yang hadir. Melalaui pengguanaan kosakata resepsionis yang digunakan oleh dewi cinta Soraya Larasati bukan untuk menerima tamu hotel melainkan menerima tamu untuk hatinya. Pada no 6 dan 7 terdapat menggunakan variasi bahasa dari segi pemakaian dari bidang ilmu kesehatan atau kedokteran yaitu : 6 Soraya Larasati : “plester?, ga ada bang?” Kiki Farel : “kalo obat merah?”, 7 Kiwil : “sayang, kamu tahu nggak aku kena diabetes?”. Pemakaian atau penggunaan kosakata plester, obat merah, diabetes yang biasanya digunakan dalam bidang ilmu kedokteran dan kesehatan. Plester adalah perekat yang digunakan untuk menutup luka. Obat merah adalah cairan yang berwarna pekat yang biasanya digunakan untuk pengobatan awal pada luka untuk mengurangin rasa sakit atau menyembuhkan luka. Diabetes adalah nama suatu Universitas Sumatera Utara penyakit yang ditandai dengan berlebihnya kadar gula yang ada pada tubuh seseorang. Diabetes lebih dikenal dengan nama sakit gula. Variasi bahasa berdasarkan fungsi ini lazim disebut register. Dalam pembicaraan tentang register ini biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialaek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. Dalam kehidupan modern pun ada kemungkinan adanya seseorang yang hanya mengenal satu dialek; namun, pada umumnya dalam masyarakat modern orang hidup dengan lebih dari satu dialek regional maupun sosial dan menggeluti sejumlah register, sebab dalam masyarakat modern orang sudah pasti berurusan dengan sejumlah kegiatan yang berbeda Chaer, abdul dan Leonie agustina 2004 : 69-70. Dalam acara Raja Gombal di Trans7 juga terdapat beberapa penggunaan register, yaitu antara lain: 1 Kiki Farel : “ini bukan penjara ya neng ya?” Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” tangannya berdarah kena suatu benda tajam Kiki Farel : “o iya resepsionis, maaf ya neng, saya kira ini penjara, habis neng seperti maling” Kiki Farel : “tapi jangan khawatir neng, kalo maling itu ngambil barang-barang, tapi kalo eneng tu ngambil hati aku neng” Universitas Sumatera Utara Kiki Farel : “neng. Aduh neng berdarah” tangannya berdarah kena suatu benda tajam Kiki Farel : “iya, tadi lagi gini kena paku, neng punya plester?” Kiki Farel : tertawa. “tapi kalo hati eneng punyakan?. Karna abang mau mencuri hati eneng” Kiki Farel : “neng..ayah kamu maling ya?” Kiki Farel : “karena kamu telah mencuri hati aku, neng.” 2 Soraya Larasati : “kenapa bapak aye melulu? Iya kenape bang?” Pemakaian register dapat dilihat pada no 1 di atas yang banyak menggunakan panggilan Eneng atau Neng. Eneng atau Neng adalah sebuah sebutan dalam bahasa Jawa dan Sunda untuk anak perempuan yang masih muda dan lajang. Register atau fungsi Eneng atau Neng dikarenakan oleh satu faktor dialek yang biasa digunakan atau didengar oleh dewa cinta dalam acara Raja Gombal di Trans7. Hal ini dikarenakan dewa cinta tinggal didaerah atau datang dari daerah Jawa dan Sunda yang biasa memanggil anak perempuan dengan sebutan Eneng atau Neng. Sehingga dalam percakapan sehari-hari menggunakan panggilan Eneng atau Neng. Dalam percakapan di atas dewa cinta menggunakan pemakaian panggilan Eneng atau Neng untuk merayu sang dewi cinta sebagai panggilan yang lebih halus dan lebih sopan. Pada no 2 pemakaian register atau fungsi aye melulu? Iya kenape bang?” adalah sebuah bentuk kalimat yang biasa digunakan pada budaya Betawi. Register Universitas Sumatera Utara ini digunakan oleh dewi cinta sebagai bentuk kekecewaan atau rasa jengkel yang dialaminya karena pertanyaan yang diberi dewa cinta selalu menanyakan bapak dewi cinta. Mungkin dalam kehidupan dewi cinta terbiasa menggunakan dialek betawi sehinga dalam percakapan menggunakan dialek betawi. Dalam pemakaian dialek betawi banyak menggunakan akhiran huruf E yang seperti pemakaian kosakata kenape yang bentuk aslinya adalah kata Tanya kenapa. Pemakaian kosakata aye dan melulu merupakan bagian dari bahasa betawi yang berarti saya dan selalu.

4.1.3 Penggunaan Variasi Bahasa dari Segi Keformalan