Hasil Uji Kekasaran Permukaan Surface Roughness
Pada Gambar 4.5. menunjukkan grafik kekasaran permukaan akibat proses perlakuan shot peening dengan sudut penembakan 30°, 60°, dan 90°, dengan
tekanan penyemprotan 6 bar, dengan jarak nosel 100 mm dan dengan waktu penyemprotan selama 10 menit dipertahankan. Dari grafik diatas dapat dilihat,
nilai rata-rata kekasaran permukaan tanpa perlakuan shot peeningraw material yaitu sebesar 0,894 µm. Kemudian setelah perlakuan shot peening permukaan
sampel mengalami peningkatan nilai kekasaran. Pada perlakuan shot peening sudut penyemprotan 30 nilai kekasaran meningkat mencapai 1,903µm,
selanjutnya pada sudut penyemprotan 60° nilai kekasaran permukaan meningkat sampai 2,416 µm, dan pada sudut penyemprotan 90° nilai kekasaran meningkat
yaitu sebesar 2,026 µm. Dari tabel 4.1. nilai kekasaran rata-rata permukaan sampel cenderung
fluktuatif. Nilai kekasaran pada penyemprotan sudut 30° meningkat yaitu mencapai 1,903µm, selanjutnnya pada penyemprotan sudut 60° nilai kekasaran
mengalami peningkatan sebesar 2,416 µm, dan pada sudut penyemprotan 90° nilai kekasaran cenderung mengalami penurunan sebesar 2,026 µm.
Gambar 4.6 . Ilustrasi penumbukan bola baja pada permukaan sampel
Hal ini kemungkinan disebabkan pengaruh terhadap sudut penyemprotan yang mengakibatan perubahan besar gaya tumbukan bola-bola baja terhadap
permukaan sampel. Dilihat pada gambar 4.6 proses shot peening sudut 30° steel ball hanya menyerempet pada permukaan benda uji. kemungkinan disebabkan
karena sudut penembakan benda uji terlalu miring membuat penumbukan bola- bola baja hanya bisa menumbuk di bagian permukaan serta tidak bisa menumbuk
hingga kedalam permukaan benda uji.
Selanjutnya pada sudut penyemprotan 60° proses shot peening membentuk cekungan serta bukit-bukit pada permukaan sampel lebih lebar dan dalam yang
disebabkan oleh tumbukan secara berulang-ulang pada steel ball. Kemudian pada sudut 60° nilai kekasaran permukaan mengalami peningkatan pada permukaan
sampel karena tekanan sehingga mampu menghasilkan deformasi yang lebih dalam pada permukaan sampel sehingga dapat menciptakan kembali bukit-bukit
baru pada permukaan sampel. hal tersebut mungkin disebabkan oleh sudut penembakan steel ball, karena pada sudut 60° penumbukan permukaan sampel
menghasilkan cenkungan-cekungan lebih lebar dan membentuk bukit-bukit tumbukan terlihat lebih besar pada permukaan setelah perlakuan shot peening
yang dapat dilihat nilai kekasaran permukaan yang semakin tinggi serta meningkat.
Kemudian pada proses shot peening sudut 90° permukaan sampel membentuk bukit-bukit yang diakibatkan oleh penumbukan steel ball yang terjadi
karena penumbukan sampel secara berulang-ulang dan pemadatan pada permukaan sampel. Selain itu, pada sudut 90° terjadi penurunan nilai kekasaran
permukaan yang mungkin disebabkan karena kekuatan tumbukan pada tekanan yang lebih tinggi ini mampu meratakan kembali bukit-bukit permukaan sampel
yang terbentuk karena tumbukan steel ball yang lebih tinggi, sehingga hancurnya bukit-bukit serta pemadatan permukaan sampel terlihat pada nilai kekasaran
permukaan yang mengalami menurun.
Tabel 4.1. Nilai kekasaran Ra permukaan pada sampel stainless steel
AISI-304.
Kode Sudut penembakan
Kekasaran permukaaan, Ra µm
RM 0°
0,894 µm ± 0,155 µm Sudut 30°
30° 1,903µm ± 0,204 µm
Sudut 60° 60°
2,416 µm ± 0,168 µm Sudut 90°
90° 2,026 µm ± 0,305 µm
Pada gambar 4.4 dibawah penelitian Widayarta, dkk 2015, menunjukkan grafik nilai kekasaran pada permukaan sampel akibat proses sand-blasting
tersebut mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya pembesaran variasi sudut penyemprotan terhadap permukaan sampel dari variasi sudut 30° sampai
dengan sudut 60° yaitu dari Ra 1.532 μm menjadi 2.176 μm. Kekasaran permukaan sampel cenderung tidak mengalami perubahan dengan meningkatnya
besar sudut semprotan dari sudut 60° sampai dengan sudut 90°, yaitu 2.176 μm untuk sudut s
emprotan 60°, 2.106 μm untuk sudut 75° dan untuk sudut penyemprotan 90° kekasaran permukaan sebesar 2.243 μm.
Gambar 4.7 . Grafik kekasaran permukaan Widiyarta,dkk 2015
Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh erupbahan penyemprotan sudut nozzle terhadap sampel yang mengakibatkan perubahan besar gaya tumbukan steel
ball terhadap permukaan sampel uji. Karena sudut nosel semakin kecil terhadap permukaan sampel, maka gaya tumbukan steel ball semakin kecil terhadap
permukaan sampel.