Shot peening DASAR TEORI 1.

Penumbukan steel ball secara tidak beraturan pada permukaan sehingga menyebabkan permukaan lebih kasar. Sehingga tumbukan dengan kecepatan tinggi pada permukaaan akan mengalami penekanan sehingga timbulnya tegangan tekan sisa pada permukaan material uji. Proses shot peening dapat menghasilkan permukaan logam menjadi lebih kasar dan rata, deformasi plastis, pengerasan regangan, menutup porositas, meningkatkan ketahanan terhadap freeting dan tegangan sisa tekan pada permukaan material yang akan meningkatkan sifat mekanik material Sunardi dkk 2013. Gambar 2.5. Mekanisme pembentukan tegangan tekan sisa Hidayat, 2013 Prinsip kerja dari perlakuan shot peening yaitu udara dan bola – bola baja secara bersamaan menumbuk permukaan material yang diuji. Pada gambar 2.4 menunjukan proses shot peening yang dimana steel ball akan ikut tersembur bersama dengan udara karena adanya tekanan dari kompresor yang bertekanan tinggi. Pada penelitian ini kompresor digunakan sebagai media penyembur udara bertekanan tinggi dan spray gun digunakan sebagai nozzle untuk meningkatkan kecepatan steel ball yang akan disemburkan ke material uji.

2.2.3. Pengamatan Stuktur Mikro

Pada proses pengamatan struktur mikro bertujuan mengamati bentuk butiran dan batas-batas butir pada permukaan material.struktur mikro dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop optik bertujuan untuk mengamati salah satu sifat mekanik dari bahan material uji. Pada pengamatan struktur mikro terdiri dari beberapa proses yaitu proses pembuatan holder, pengamplasan permukaan, pengetsaan, dan pengambilan gambar struktur mikro. Proses pembuatan holder bertujuan supaya sampel mudah untuk dipegang pada saat proses pengamplasan. Proses pengamplasan terdiri dari beberapa tingkatan kekasaran mulai dari amplas kasar hingga amplas halus. Sedangkan pada proses pemolesan dilakukan menggunakan autosol yang dioleskan pada kain beludru, kemudian pasta autosol digosokkan pada sampel hingga goresan tidak terlihat lagi di bagian permukaan. Untuk pengetesan dilakukan dengan menggunakan cairan etsa yang terdiri dari berbagai macam campuran disesuaikan dengan plat material yang akan dietsa. Semisalkan pada logam stainless steel yang menggunakan cairan aqua regia dengan kandungan nitrid acid NHO3 dicampurkan hidrocloric acid HCl dengan perbandingan 1:1. Fungsi dari Cairan aqua regia untuk menghilangkan lapisan oksidasi pada permukaan sampel dengan meneteskan pada permukaan dan menunggu beberapa detik sampai bereaksi tepat sebelum terjadi reaksi gelembung udara, kemudian sampel disiram menggunakan air bersih. Kemudian Setelah permukaan sampel dietsa maka dapat dilakukan pengambilan gambar menggunakan mikroskop optik dan direkam oleh kamera digital. Hukum Hall-Petch menyatakan bahwa kekerasan akan meningkat seiring dengan penurunan ukuran butir. Untuk ukuran butiran yang mengalami pengecilan butiran hingga berukuran nano Multigner dkk, 2009 dan akan kembali membesar seiring dengan jarak kedalaman pada permukaan hingga mencapai ukuran butiran yang menyerupai material dasarnya. Hasil pengambilan struktur mikro ditunjukkan pada Gambar 2.6. dibawah ini. Gambar 2.6. hasil uji Struktur mikro mikroskop optik.1 sampel Raw material, 2 durasi 5 menit, 3 durasi 10 menit, 4 durasi 15 menit Hidayat 2013

2.2.4. Kekasaran permukaan surface raughness

Kekasaran permukaan material merupakan ukuran dari tekstur permukaan yang setelah selesai proses penumbukan bola – bola baja. untuk mengetahui kekasaran suatu permukaan tidak bisa hanya dengan melihat langsung atau dengan rabaan tangan, tetapi harus menggunakan standar baku untuk acuan penelitian. Pengukuran standar yang biasa digunakan dalam pengujian kekasaran permukaan yaitu R a , R z , atau R max .Ra adalah tinggi rata-rata.Rz adalah, sedangkan Rmax adalah jarak antara bukit tertinggi dengan lembah terendah. Adapun

Dokumen yang terkait

Simulasi Proses Deep Drawing Pelat Jenis Stainless Steel 304 Dengan Menggunakan Software Abaqus 6.9-3

6 84 137

Pengaruh Penambahan Plat Netral Jenis Stainless Steel En Series 58A (AISI 302 B) Pada Dry Cell Pada Pemisahan H2(g) DAN O2(g) Dari H2O(l)

0 29 65

Restorasi Stainless Steel Crown Open Face Pada Gigi Molar Sulung

1 20 37

Simulasi Proses Deep Drawing Pelat Jenis Stainless Steel 304 Dengan Menggunakan Software Abaqus 6.9-3

3 55 137

PENGARUH SHOT PEENING DAN ELECTROPLATING Ni-Cr TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN, KEKERASAN DAN LAJU KOROSI DALAM MEDIA CAIRAN PBS PADA STAINLESS STEEL 304

0 6 37

PENGARUH VARIASI JARAK PENEMBAKAN SHOT PEENING TERHADAP STRUKTUR MIKRO, STRUKTUR MAKRO, KEKASARAN, KETEBALAN DAN KEKERASAN MENGGUNAKAN STEEL BALL 0.7 MM PADA MATERIAL STAINLESS STEEL AISI-304

4 18 8

PENGARUH VARIASI JARAK PENEMBAKAN SHOT PEENING TERHADAP STRUKTUR MIKRO, STRUKTUR MAKRO, KEKASARAN, KETEBALAN DAN KEKERASAN MENGGUNAKAN STEEL BALL 0.7 MM PADA MATERIAL STAINLESS STEEL AISI-304

2 11 103

PENGARUH VARIASI TEKANAN PENYEMPROTAN SHOT PEENING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN DYNAMIC COMPRESSION PLATE BERBAHAN STAINLESS STEEL 316L

0 4 21

Pengaruh Variasi Arus Pengelasan dan Variasi Diameter Elektroda Terhadap Kekuatan Tarik Pada Stainless Steel AISI 304

0 0 11

this PDF file PENGARUH DIAMETER STEEL BALL SHOT PEENING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN, WETTABILITY DAN LAJU KOROSI PADA STAINLESS STEEL AISI 304 | Sunardi | JMPM : Jurnal Material Dan Proses Manufaktur 1 PB

0 2 5