19 lilitan. Sedangkan pada kumparan sekunder mempunnyai lilitan kawat
dengan diameter 0,05 sampai 0,08 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 20.000 lilitan. Karena perbedaan pada jumlah gulungan atau lilitan
pada kumparan primer dan sekunder maka pada kumparan sekunder akan timbul tegangan kira-kira 10.000 Volt. Arus dengan tegangan
tinggi ini timbul akibat terputus-putusnya aliran arus pada kumparan primer yang mengakibatkan tegangan induksi pada
kumparan skunder. Karena hilangnya medan magnet ini terjadi saat terputusnya arus listrik pada kumparan primer, maka dibutuhkan
suatu saklar atau pemutus arus. Dalam hal ini bisa memakai platina contact breaker atau sistem CDI. Prabowo, 2005.
Gambar 2.6. Koil Pengapian Tipe Moulded
Sumber : Jama, 2008
2.2.5.4. Busi
Busi adalah suatu alat yang dipergunakan untuk meloncatkan bunga api listrik di dalam silinder ruang bakar. Bunga api listrik ini
akan diloncatkan dengan perbedaan tegangan 10.000 volt diantara kedua kutup elektroda dari busi. Karena busi mengalami tekanan,
temperatur tinggi dan getaran yang sangat keras, maka busi dibuat dari bahan-bahan yang dapat mengatasi hal tersebut. Pemakaian
tipe busi untuk tiap-tiap mesin telah ditentukan oleh pabrik pembuat
20 mesin tersebut. Jenis busi pada umumnya dirancang menurut keadaan
panas dan temperatur didalam ruang bakar. Secara garis besar busi dibagi menjadi tiga yaitu busi dingin, busi sedang medium type
dan busi panas. Busi dingin adalah busi yang menyerap serta melepaskan
panas dengan cepat sekali. Jenis ini biasanya digunakan untuk mesin yang temperatur dalam ruang bakarnya tinggi. Busi panas
adalah busi yang menyerap serta melepaskan panas dengan lambat. Jenis ini hanya dipakai untuk mesin yang temperatur dalam ruang
bakarnya rendah. Prabowo, 2005. Gambar bagian-bagian dari busi dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.7. Konstruksi busi
Sumber : Jama, 2008 Pada setiap jenis busi memiliki kemampuan tersendiri dalam
menghasilkan besar kecilnya percikan dan warna bunga api yang tergantung pada celah dari tiap-tiap busi, jenis bahan elektroda, dan
21 bentuk elektroda busi. Bunga api yang dihasilkan busi mempunyai
warna masing-masing dan mempunyai temperatur yang berbeda pada tiap warna yang dihasilkan. Beberapa warna dan temperatur yang
dihasilkan pada busi adalah sebagai berikut :
Gambar 2.8. Colour Temperature Chart
Sumber : http:tutorials.lifeinedit.comtagcolor-temperature
2.2.6. Proses Pembakaran
Proses pembakaran adalah suatu reaksi kimia cepat antara bahan bakar hidrokarbon dengan oksigen dari udara. Proses pembakaran ini tidak
berlangsung sekaligus tetapi memerlukan waktu dan terjadi dalam beberapa tahap.
Pada saat langkah hisap atau torak bergerak dari TMA menuju TMB maka katup masuk akan terbuka dan mengalirkan bahan bakar yang telah
bercampur dengan oksigen selama berada didalam karburator ke dalam silinder. Beberapa derajat sebelum torak mencapai titik mati atas TMA
busi akan memercikkan bunga apinya dan bahan bakar mulai terbakar dan api merambat secara perlahan di dalam silinder. Proses pembakaran
22 tersebut terjadi dalam suatu proses pengecilan volume selama itu torak
masih bergerak menuju TMA maka pada grafik ditandai dengan garis lurus yang menanjak. Torak bergerak kembali sampai beberapa derajat
sudut engkol setelah TMA, tekanannya masih bertambah besar tetapi laju kenaikan tekanannya berkurang. Hal ini disebabkan karena kenaikan
tekanan yang seharusnya terjadi dikompensasi oleh bertambah besarnya volume ruang bakar sebagai akibat bergeraknya torak dari TMA menuju
TMB. Laju kenaikan tekanan yang terlalu tinggi tidaklah dikehendaki karena dapat menyebabkan beberapa kerusakan. Maka haruslah
diusahakan agar periode persiapan pembakaran terjadi sesingkat- singkatnya sehingga belum terlalu banyak bahan bakar yang siap untuk
terbakar selama waktu persiapan pembakaran. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah tekanan maksimum yang diperoleh pada saat
pembakaran, karena erat sekali hubungannya dengan tingkat efisiensi bahan bakar. Supaya diperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya, pada
umumnya diusahakan agar tekanan maksimum terjadi pada saat torak berada diantara 15-20 derajat setelah TMA.
Gambar 2.9. Grafik Tekanan vs Sudut Engkol
Sumber : Arismunandar, 2002