Torsi Hasil Pengujian Unjuk Kerja Mesin

58 Tabel 4.2. Perbandingan Torsi dengan 3 Jenis Busi Berbahan Bakar Premium lanjutan. RPM Torsi N.m. DENSO NGK DURATION Standar Platinum Double Iridium 6250 9.57 9.73 9.91 6500 9.68 9.72 9.62 6750 9.4 9.47 9.64 7000 9.32 9.41 9.25 7250 9 8.96 9.04 7500 8.55 8.67 8.53 7750 8.25 8.36 8.14 8000 7.94 7.9 7.82 8250 7.63 7.59 7.61 8500 7.23 7.26 7.23 8750 6.84 6.84 6.89 9000 6.37 6.4 6.41 9250 5.93 6.01 5.96 9500 5.67 5.57 5.52 9750 5.1 5.08 5.13 Grafik yang dihasilkan dari data pada Tabel 4.2 dapat dilihat pada Gambar 4.2. Tabel 4.3. Perbandingan Torsi dengan 3 Jenis Busi Berbahan Bakar Pertamax 95. RPM Torsi N.m. DENSO NGK DURATION Standar Platinum Double Iridium 4250 9.06 6.15 5.62 4500 9.23 7.72 7.39 4750 9.45 9.28 9.39 5000 9.52 9.59 9.53 5250 9.65 9.82 9.89 5449 9.91 9.82 9.91 5500 9.9 9.81 9.93 5721 9.83 9.98 9.94 5750 9.76 9.95 9.95 59 Tabel 4.3. Perbandingan Torsi dengan 3 Jenis Busi Berbahan Bakar Pertamax 95 lanjutan. RPM Torsi N.m. DENSO NGK DURATION Standar Platinum Double Iridium 5851 9.79 9.81 9.99 6000 9.83 9.68 9.82 6250 9.57 9.73 9.68 6500 9.65 9.54 9.68 6750 9.41 9.55 9.49 7000 9.31 9.19 9.23 7250 8.95 8.97 9.03 7500 8.54 8.58 8.47 7750 8.26 8.2 7.96 8000 7.9 7.94 7.82 8250 7.47 7.63 7.55 8500 7.13 7.3 7.31 8750 6.78 6.87 6.9 9000 6.35 6.4 6.52 9250 5.91 6.02 6.12 9500 5.36 5.45 5.63 9750 4.89 4.9 5.09 Grafik yang dihasilkan dari data pada Tabel 4.3 dapat dilihat pada Gambar 4.3. 60 Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Torsi Dengan Variasi 3 jenis busi, Busi DENSO Standar, NGK Platinum, dan DURATION Double Iridium, Menggunakan Bahan Bakar Premium. Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Torsi Dengan Variasi 3 jenis busi, Busi DENSO Standar, NGK Platinum, dan DURATION Double Iridium, Menggunakan Bahan Bakar Pertamax 95. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 T or si N m Putaran rpm DENSO Standar NGK Platinum DURATION Double Iridium 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 T or si N m Putaran Mesin rpm DENSO Standar NGK Platinum DURATION Double Iridium 61 Dari grafik hasil pengujian torsi dengan menggunakan variasi 3 jenis busi berbahan bakar premium dapat dilihat bahwa putaran awal mesin pada saat pengujian dimulai yaitu sekitar 4250 rpm. Ketika putaran mesin tersebut dinaikan maka nilai torsi yang dihasilkan juga semakin tinggi sampai pada putaran mesin tertentu kemudian nilai torsi yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan secara kontinyu. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa busi DURATION Double Iridium memperoleh nilai torsi tertinggi sebesar 10,26 Nm pada putaran 5747 rpm dibandingkan dengan 2 jenis busi yang lainnya. Dari grafik hasil pengujian torsi dengan menggunakan variasi 3 jenis busi berbahan bakar pertamax 95 dapat dilihat bahwa putaran awal mesin pada saat pengujian dimulai yaitu sekitar 4250 rpm. Ketika putaran mesin tersebut dinaikan maka nilai torsi yang dihasilkan juga semakin tinggi sampai pada putaran mesin tertentu kemudian nilai torsi yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan secara kontinyu. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa busi DURATION Double Iridium memperoleh nilai torsi tertinggi sebesar 9,99 Nm pada putaran 5851 rpm dibandingkan dengan 2 jenis busi yang lainnya. Dari grafik pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 jika disimpulkan maka nilai torsi tertinggi didapatkan oleh busi DURATION Double Iridium berbahan bakar premium yaitu sebesar 10,26 Nm pada putaran 5747 rpm. Hal ini disebabkan karena karakteristik bahan bakar premium yang memiliki nilai batas kompresi 9,0 : 1 yang sesuai dengan spesifikasi motor bensin yang diuji yang memiliki nilai kompresi yang sama. Dari uraian hasil penelitian diatas serupa dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Setyono 2014, yang menunjukkan terjadinya kenaikan nilai torsi pada motor bensin torak 4 langkah 1 silinder Honda Supra-X 125 cc. Untuk busi platinum sebesar 4,84. Untuk busi iridium 8,42. 62 Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Torsi Pada Busi Denso Standar Dengan Variasi 2 jenis Bahan Bakar. Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Torsi Pada Busi NGK Platinum Dengan Variasi 2 jenis Bahan Bakar. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 T or si N m Putaran Mesin rpm Premium Pertamax 95 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 T or si N m Putaran Mesin rpm Premium Pertamax 95 63 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Torsi Pada Busi DURATION Double Iridium Dengan Variasi 2 jenis Bahan Bakar. Dari grafik yang ditunjukan oleh gambar 4.4. ; 4.5. ; 4.6. menunjukkan bahwa 3 jenis busi tersebut memiliki karakteristik grafik yang serupa, yaitu ketika putaran mesin dinaikan maka terjadi peningkatan nilai torsi sampai pada saat torsi mencapai nilai maksimum maka terjadi penurunan nilai torsi secara kontinyu. Pada busi DENSO Standar pada putaran rendah menghasilkan nilai torsi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan 2 jenis busi yang lainnya.

4.2.2. Daya

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan Daya HP pada setiap putaran mesin rpm menggunakan CDI standar, koil standar, dan 3 jenis busi, yaitu busi standar DENSO U20EPR9, platinum NGK CPR8EAGP-9, double iridium DURATION 071Z dengan menggunakan bahan bakar premium dan pertamax 95 dengan putaran mesin 4250-9750 rpm. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 T or si N m Putaran Mesin rpm Premium Pertamax 95 64 Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Daya dengan Variasi 3 Jenis Busi Berbahan Bakar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95

1 9 6

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI KOIL TIPE STANDAR DAN RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS DAN PERTALITE

0 4 19

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

1 19 150

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS

3 32 123

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 10 77

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 9 77

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

1 12 103

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 8 BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA SEPEDA MOTOR HONDA KARISMA X 125 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

3 16 93

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

3 27 99

PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN 8 BUSI DAN CDI BRT HYPER BAND TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA SEPEDA MOTOR HONDA KARISMA X 125 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

5 36 101