Daya Hasil Pengujian Unjuk Kerja Mesin

64 Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Daya dengan Variasi 3 Jenis Busi Berbahan Bakar Premium. RPM Daya Hp DENSO NGK DURATION Standar Platinum Double Iridium 4250 5.2 2.3 5.2 4500 5.4 4.5 5.4 4750 6.3 6.1 6.3 5000 6.7 6.8 7 5250 7.2 7.3 7.5 5500 7.7 7.9 7.9 5750 8 8.1 8.3 6000 8.3 8.5 8.4 6250 8.4 8.6 8.7 6500 8.9 8.9 8.8 6750 8.9 9 9.1 7000 9.2 9.3 9.1 7029 9.2 9.3 9.2 7209 9.2 9.3 9.3 7250 9.2 9.2 9.2 7325 9.3 9.2 9.1 7500 9.1 9.2 9 7750 9 9.2 8.9 8000 9 8.9 8.8 8250 8.9 8.8 8.9 8500 8.7 8.7 8.7 8750 8.5 8.5 8.5 9000 8.1 8.2 8.2 9250 7.8 7.9 7.8 9500 7.6 7.5 7.4 9750 7 7 7.1 Grafik yang dihasilkan dari data pada Tabel 4.4 dapat dilihat pada Gambar 4.7. 65 Tabel 4.5. Perbandingan Daya dengan Variasi 3 Jenis Busi Berbahan Bakar Pertamax 95. RPM Daya Hp DENSO NGK DURATION Standar Platinum Double Iridium 4250 5.9 3.8 3.5 4500 6.1 4.9 4.7 4750 6.3 6.2 6.2 5000 6.7 6.7 6.7 5250 7.1 7.3 7.3 5500 7.7 7.6 7.7 5750 7.9 8.1 8 6000 8.3 8.2 8.3 6250 8.4 8.6 8.5 6500 8.8 8.7 8.9 6750 9 9.1 9 7000 9.2 9.1 9.1 7192 9.2 9.3 9.2 7250 9.2 9.2 9.2 7309 9.2 9.2 9.3 7349 9.3 9.2 9.2 7500 9 9.1 9 7750 9.1 9 8.7 8000 8.9 9 8.9 8250 8.7 8.9 8.8 8500 8.6 8.8 8.8 8750 8.4 8.5 8.5 9000 8.1 8.1 8.3 9250 7.7 7.9 8 9500 7.2 7.3 7.6 9750 6.8 6.8 7 Grafik yang dihasilkan dari data pada Tabel 4.5 dapat dilihat pada Gambar 4.8. 66 Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Daya Dengan Variasi 3 jenis busi, Busi DENSO Standar, NGK Platinum, dan DURATION Double Iridium, Menggunakan Bahan Bakar Premium. Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Daya Dengan Variasi 3 jenis busi, Busi DENSO Standar, NGK Platinum, dan DURATION Double Iridium, Menggunakan Bahan Bakar Pertamax 95. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 D aya H p Putaran rpm DENSO Standar NGK Platinum DURATION Double Iridium 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 D aya H p Putaran rpm DENSO Standar NGK Platinum DURATIO N Double Iridium 67 Dari grafik hasil pengujian daya dengan menggunakan variasi 3 jenis busi berbahan bakar premium dapat dilihat bahwa putaran awal mesin pada saat pengujian dimulai yaitu sekitar 4250 rpm. Ketika putaran mesin tersebut dinaikan maka nilai daya yang dihasilkan juga semakin tinggi sampai pada putaran mesin tertentu kemudian nilai daya yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan secara kontinyu. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa 3 jenis busi memiliki nilai daya maksimum yang sama yaitu sebesar 9,3 HP, tetapi terdapat perbedaan pada putaran mesin yang dicapai. Sehingga busi DURATION Double Iridium merupakan busi terbaik diantara 2 jenis busi lainnya, karena memiliki putaran mesin terendah sebesar 7029 rpm. Dari grafik hasil pengujian daya dengan menggunakan variasi 3 jenis busi berbahan bakar pertamax 95 dapat dilihat bahwa putaran awal mesin pada saat pengujian dimulai yaitu sekitar 4250 rpm. Ketika putaran mesin tersebut dinaikan maka nilai daya yang dihasilkan juga semakin tinggi sampai pada putaran mesin tertentu kemudian nilai daya yang dihasilkan cenderung mengalami penurunan secara kontinyu. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa 3 jenis busi memiliki nilai daya maksimum yang sama yaitu sebesar 9,3 HP, tetapi terdapat perbedaan pada putaran mesin yang dicapai. Sehingga busi DURATION Double iridium merupakan busi terbaik diantara 2 jenis busi lainnya, karena memiliki putaran mesin terendah sebesar 7192 rpm. Kinerja pada suatu mesin 4 langkah bukan hanya dipengaruhi oleh peningkatan nilai torsi, tetapi juga peningkatan nilai daya yang dihasilkan. Pada Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 menunjukkan hasil pengujian daya kinerja mesin 4 langkah 110 cc dengan menggunakan variasi 3 jenis busi berbahan bakar premium dan pertamax 95 dengan putaran mesin terendah pada 4250 rpm dan daya terendah sebesar 2,3 HP. 68 Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa busi DURATION Double Iridium adalah busi terbaik diantara 2 jenis busi lainnya. Karena untuk menghasilkan nilai daya sebesar 9,3 HP, busi DURATION Double Iridium berbahan bakar premium hanya membutuhkan putaran mesin sebesar 7029 rpm, nilai putaran ini merupakan nilai putaran yang terendah dibandingkan dengan 2 jenis busi yang lainnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan busi DURATION Double Iridium dapat memperbaiki sistem pengapian karena memiliki percikan bunga api yang konstan dan besar. Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Daya Pada Busi DENSO Standar Dengan Variasi 2 jenis Bahan Bakar. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 D aya H p Putaran Mesin rpm Premium Pertamax 95 69 Gambar 5.0. Grafik Perbandingan Daya Pada Busi NGK Platinum Dengan Variasi 2 jenis Bahan Bakar. Gambar 5.1. Grafik Perbandingan Daya Pada Busi DURATION Double Iridium Dengan Variasi 2 jenis Bahan Bakar. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 D aya H p Putaran Mesin rpm Premium Pertamax 95 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 D aya H p Putaran Mesin rpm Premium Pertamax 95 70 Dari grafik yang ditunjukan oleh gambar 4.9. ; 5.0. ; 5.1. menunjukkan bahwa 3 jenis busi tersebut memiliki karakteristik grafik yang serupa, yaitu ketika putaran mesin dinaikan maka terjadi peningkatan nilai daya sampai pada saat daya mencapai nilai maksimum maka terjadi penurunan nilai daya secara kontinyu. Pada busi DENSO Standar pada putaran rendah menghasilkan nilai daya yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan 2 jenis busi yang lainnya.

4.2.3. Perbandingan Nilai Torsi dan Daya Pada Spesifikasi Motor Dengan Hasil Penelitian

Perbandingan nilai torsi dan daya ini digunakan sebagai pembanding dari hasil penelitian dengan spesifikasi standar yang dimiliki oleh motor uji. Tabel 4.6. Perbandingan Nilai Torsi dan Daya Spesifikasi Motor Hasil Penelitian Torsi Maksimal Daya Maksimal Torsi Maksimal Daya Maksimal 8,43 Nm 5500 rpm 8,46 HP 7500 rpm 9,99 Nm 5457 rpm 9,3 HP 7325 rpm Dari hasil yang ditunjukan pada tabel diatas, baik dari nilai torsi maupun daya yang dihasilkan memiliki nilai yang berbeda dengan spesifikasi pada motor yang dikeluarkan oleh pabrikan. Hal ini disebabkan oleh faktor baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor yang mempengaruhi nya antara lain : kondisi kendaraan yang telah dipakai cukup lama sejak kendaraan mulai diproduksi, temperatur mesin yang cukup tinggi, dan perawatan rutin yang dilakukan. 71

4.2.4. Konsumsi Bahan Bakar

Di bawah ini merupakan data hasil pengujian dan perhitungan konsumsi bahan bakar terhadap penggunaan variasi 3 jenis busi menggunakan motor bensin 4 langkah dengan kondisi mesin standar berbahan bakar premium dan pertamax 95. Pengujian ini dilakukan dengan uji jalan dengan cara mengganti tangki motor standar dengan Burret yang memiliki volume maksimal sebesar 50 mL. Pengambilan data konsumsi bahan bakar ini didapat dari pengujian lingkungan yang dilakukan di Jl. Wates, Yogyakarta. Tabel 4.7. Data Konsumsi Bahan Bakar Menggunakan Bensin Premium. Jenis Busi Jarak Kecepatan Waktu Kecepatan Volume Bahan Rata- Rata Rata-Rata Bakar Terpakai Km Kmh h Kmh mL mL DENSO Standar 2,5 52 0,0711 52,5 44,2 43,6 53 0,0691 43 NGK Platinum 2,5 55 0,0575 55 43,2 41,8 55 0,0561 40,4 DURATION Double Iridium 2,5 54 0,0570 54,5 41,8 40,5 55 0,0558 39,2 Tabel 4.8. Data Konsumsi Bahan Bakar Menggunakan Bensin Pertamax 95. Jenis Busi Jarak Kecepatan Waktu Kecepatan Volume Bahan Rata- Rata Rata-Rata Bakar Terpakai Km Kmh h Kmh mL mL DENSO 2,5 55 0,0563 54 37,5 38,5 Standar 53 0,0575 39,5 NGK 2,5 52 0,0583 51,5 37,8 38,2 Platinum 51 0,0596 38,6 DURATION 2,5 54 0,0570 53,5 38 37,65 Double Iridium 53 0,0568 37,3

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95

1 9 6

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI KOIL TIPE STANDAR DAN RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS DAN PERTALITE

0 4 19

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

1 19 150

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 4 JENIS BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 135 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX PLUS

3 32 123

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 10 77

PENGARUH PENGGUNAAN CDI DAN KOIL RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 160 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

0 9 77

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

1 12 103

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 8 BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA SEPEDA MOTOR HONDA KARISMA X 125 CC BERBAHAN BAKAR PERTAMAX

3 16 93

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

3 27 99

PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN 8 BUSI DAN CDI BRT HYPER BAND TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA SEPEDA MOTOR HONDA KARISMA X 125 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM

5 36 101