Kualitas Audit Manfaat Penelitian

4. Leverage

Leverage merupakan besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio leverage menunjukkan semakin tingginya risiko ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Perusahaan cenderung akan menampilkan kinerja yang baik guna memberikan kepercayaan kepada kreditur akan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. leverage merupakan bentuk lain dari risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat penggunaan hutang. Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang maka semakin tinggi financial leverage-nya. Ini berarti juga semakin tinggi risiko finansial yang melekat pada perusahaan tersebut. Akibatnya prospek perusahaan dalam menghasilkan keuntungan menurun Budileksmana dan Andriani, 2005. Tingkat leverage dapat diketahui dengan cara membandingkan total hutang dengan total aset. Menurut Agustia 2013, rasio leverage merupakan rasio yang terdapat pada laporan keuangan yang dapat mengetahui seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal, atau dapat juga menunjukkan beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Leverage menunjukkan resiko yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan hutang yang dimiliki perusahaan. Semakin besar leverage menunjukkan semakin besar resiko investasi sedangkan semakin rendah leverage menunjukkan semakin kecil resiko investasi. Leverage mempunyai hubungan dengan praktik manajemen laba, ketika perusahaan mempunyai rasio leverage yang tinggi maka perusahaan cenderung akan melakukan praktik manajemen laba karena perusahaan terancam tidak bisa memenuhi kewajibannya dengan membayar hutangnya tepat waktu Yamaditya 2014.

5. Manajemen Laba

Praktik manajemen laba earnings management secara umum didefinisikan sebagai tindakan manajer untuk meningkatkan mengurangi laba, tanpa mengakibatkan peningkatan penurunan profitabilitas ekonomi jangka panjang Kumala, 2014. Manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas dari laporan keuangan karena tidak memcerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. manajemen laba terjadi ketika manajer membentuk transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan untuk memanipulasi jumlah laba yang nantinya akan berpengaruh terhadap bagian stakeholders atau keputusan stakeholder untuk menanamkan sahamnya Wangi 2010 dalam Fachrony 2015 mengusulkan tiga hipotesis yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan manajemen laba yaitu sebagai berikut: a. Hipotesis Program Bonus Bonus Plan Hypotesis. Hipotesis ini menyatakan bahwa manajer pada perusahaan yang menerapkan bonus lebih cenderung untuk menggunakan metode atau prosedur-prosedur akuntansi yang akan menaikkan laba periode mendatang ke periode berjalan. b. Hipotesis Perjanjian Liabilitas Debt Covenant Hypotesis. Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar atau menghadapi kesulitan liabilitas, maka manajer perusahaan akan cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan laba. c. Hipotesis Kos Politis Political Cost Hypotesis. Hipotesis ini menyatakan bahwa semakin besar biaya politik yang dihadapi suatu perusahaan maka manajer cenderung untuk menangguhkan laba berjalan ke masa yang akan datang. Dalam penelitian ini manajemen laba diukur dengan menggunakan Discretionary Accruals. Discretionary accruals merupakan komponen akrual yang memungkinkan manajer untuk melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan, sehingga laba yang dihasilkan tidak mencerminkan nilai atau kondisi keuangan yang sesungguhnya. Pola manajemen laba menurut Scott 2000 dalam Djatu 2013 dapat dilakukan dengan cara: a. Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa mendatang. b. Income Minimization Dilakukan saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas tinggi sehingga jika laba periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Praktik Manjemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2012.

1 75 90

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh dewan komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan enterprise risk management : dimensi iso 31000 : Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

0 17 157

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris pada Perusahan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 5 118

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMITE AUDIT, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016) -

0 0 12

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KOMITE AUDIT, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016) -

0 0 50