Bakteri Media Kultur KESIMPULAN DAN SARAN

banyak orang di dalam ruangan tersebut dan aktivitas apa yang dikerjakan. Sinar ultraviolet dari lampu UV bekerja dengan baik terhadap mikroba udara. Bagaimanapun, keefektifan sinar UV tidak bekerja dengan baik bila mengalami kontak langsung terhadap partikel yang membawa mikroba. Selain dari itu, diperlukannya pencegahan dengan menggunakan perlengkapan keamanan untuk melindungi mata dan kulit dari pasien, pekerja kesehatan dan orang yang berada di dalam ruangan terhadap kontak langsung dengan sinar UV Fong et al., 1987. Metode lain untuk mengurangi pertumbuhan mikroba adalah dengan menggunakan bahan kimia. Bahan kimia ini disemprotkan dalam bentuk aerosol, dan mikroba akan terbunuh jika mengalami kontak dengan uap tersebut. Aerosol bakteri yang baik harus memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri yang tinggi, bekerja efektif pada temperatur normal dan lembap, tidak bersifat toksik pada organisme hidup, tidak menimbulkan pencemaran dan tidak bersifat korosif pada objek Fong et al,, 1987. Penyaringan adalah metode yang selanjutnya untuk membunuh mikroba udara. Penyaring biasanya terbuat dari bahan kapas, kaca atau zat berserat lainnya. Metode penyaringan biasanya digunakan pada sistem sirkulasi udara Fong et al., 1987.

2.4 Bakteri

Bakteri tunggal: bakterium adalah kelompok mikroorganisme yang sangat penting karena pengaruhnya yang membahayakan maupun menguntungkan. Mereka tersebar luas di lingkungan sekitar kita dan dapat dijumpai di udara, air dan tanah, dalam usus binatang, pada lapisan yang lembab pada mulut, hidung atau tenggorokan, pada permukaan tubuh atau tumbuhan. Beberapa bakteri dapat bersifat “motil” yang artinya bakteri dapat melakukan gerakan perpindahan Gaman et al., 1981. Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya memiliki diameter 0,4 �m mikrometer. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti dia tidak memiliki inti sel yang jelas. Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis bakteri, dinding sel ini dikelilingi oleh kapsula atau lapisan lendir. Kapsula terdiri atas campuran polisakarida dan polipeptida Gaman et al., 1981.

2.5 Fungi

Fungi adalah organisme kemoheterotrof yang memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya sumber karbon dan energi. Bila sumber nutrisi tersebut diperoleh dari bahan organik mati, maka fungi tersebut bersifat saprofit. Fungi saprofit mendekomposisi sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat yang lebih sederhana. Dalam hal ini, fungi bersifat menguntungkan sebagai elemen daur ulang yang vital. Beberapa fungi dapat bersifat parasit dengan memperoleh senyawa organik dari organisme hidup. Dalam hal ini, fungi bersifat merugikan karena menimbulkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tanaman Pratiwi, 2008. Pada fungi ada dua istilah, yaitu kapang mold yang merupakan fungi yang berfilamen dan multiseluler, dan khamir yeast yaitu bentuk fungi berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan. Identifikasi khamir serupa dengan identifikasi bakteri, yaitu dengan melalui tes biokimia, sedangkan identifikasi kapang didasarkan pada kenampakan fisik morfologi, termasuk karakteristik koloni dan spora reproduktif Pratiwi, 2008. Fungi lingkungan udara baru mendapat perhatian besar setelah cukup banyak kasus dilaporkan bahwa pengotoran udara bukan saja disebabkan oleh partikel-partikel debu dan asap industri serta asap rokok, melainkan juga oleh spora-spora kapang yang ada di udara. Udara di tempat terbuka, misalnya di lading atau sawah, banyak mengandung spora yang mudah terbawa angin dari tempat satu ke tempat lain Gandjar et al., 2006. Beberapa fungi terutama fungi patogen memiliki sifat dimorfisme, yaitu memiliki dua bentuk pertumbuhan, sebagai kapang atau sebagai khamir. Sifat dimorfisme ini tergantung pada temperatur, pada temperatur 37 ℃ merupakan fase khamir, sedangkan pada temperatur 24-28 ℃ merupakan fase kapang. Bentuk kapang juga terjadi pada kondisi fungi sebagai saprofit misalnya di dalam tanah, sedangkan pada kondisi fungi sebagai parasite misalnya di dalam tubuh hewan, fungi terdapat dalam bentuk khamir Pratiwi, 2008.

2.5.1 Khamir

Khamir yeast merupakan fungi bersel satu uniseluler, tidak berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5mm dan panjang berkisar 5- 30mm. Khamir bersifat fakultatif, artinya khamir dapat hidup dalam keadaan aerob ataupun anaerob Pratiwi, 2008.

2.5.2 Kapang

Kapang molds adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara aseksual,merupakan organisme aerob sejati, tubuh kapang thallus dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamenyang disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara aerial hypha, karena pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan media tempat fungi ditumbuhkan Pratiwi, 2008.

2.5.3 Isolasi Fungi

Mempelajari mofologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apa pun dari fungi hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat murni. Untuk hal tersebut fungi yang akan dipelajari harus dipisahkan terlebih dahulu dari substrat pertumbuhannya atau dari lingkungan sekitarnya. Sebelum melakukan isolasi kita harus menyusun suatu rencana kerja dan mempersiapkan medium tepat yang segar, serta peralatan gelas yang akan diperlukan. Medium umum untuk mengisolasi fungi umumnya menggunakan Potato Dextrose Agar PDA, Malt Extract Agar MEA, Czapek Dox Agar CDA, Carrot Agar CA, Oat Meal Agar OA, Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar DRBC, Taoge Extract 6 Sucrose Agar TEA Gandjar et al., 2006. Sedangkan medium khusus mempunyai komposisi yang khusus sesuai dengan fungi yang akan diisolasi. Ada yang dapat dibuat sendiri dan ada yang sudah tersedia komersial. Medium khusus ini misalnya Acetic Dichloran Yeast Extract Sucrose Agar ADYESA untuk fungi yang tumbuh di lingkungan yang sangat asam, dan Dichloran Creatine Sucrose Bromocresole Agar DCSBA untuk fungi yang memerlukan bahan yang berkadar protein tinggi seperti keju, daging, dan kacang-kacangan. Isolasi kapang dari udara dapat dilakukan dengan menyediakan suatu cawan petri dengan medium PDA, TEA atau RBC tanpa tutup dibiarkan selama 15-20 menit di tempat fungi akan “ditangkap”, kemudian cawan ditutup dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai. Semua koloni fungi yang tunggal, yang representative, dipindahkan ke medium di cawan petri yang lain untuk dimurnikan sebelum dipindahkan lebih lanjut ke dalam tabung reaksi, baik sebagai stock culture maupun sebagai working cultureGandjar et al., 2006.

2.6 Media Kultur

Bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme laboratorium disebut media kultur. Pengetahuan tentang habitat normal mikroorganisme sangat membantu dalam pemilihan media yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium. Karena mikroorganisme memiliki perbedaan pada kebutuhan nutrisinya, tidak ada satupun medium yang dapat menumbuhkan seluruh mikroorganisme yang sama Lee, 1983. Berdasarkan konsistensinya, media dikelompokkan menjadi dua macam yaitu media cair liquid media dan media padat solid media. Apabila media cair merupakan ekstrak kompleks material biologis, maka media tersebut dinamakan rich media atau broth. Media padat menggunakan bahan pembeku solidifying agent , misalnya Agar, suatu Agar memiliki komposisi kimia berupa D-galaktosa, 3,6-anhidro-L-galaktosa,D-glucuronic acid. Agar sebagai bahan pembeku akan mencair saat dididihkan, kemudian didinginkan pada suhu 40-42 ℃ sebelum dibekukan. Media Agar ini tidak akan mencair lagi kecuali pada suhu 80-90 ℃. Agar merupakan media yang paling sering digunakan dan terbuat dari rumput laut pilihan, media agar adalah agen pengeras yang bagus sekali karena tidak dapat didegradasi oleh mikroorganisme Pratiwi, 2008. Menurut kandungan nutrisinya, media dapat dibedakan menjadi beberapa macam Pratiwi, 2008: • Defined media synthetic media Defined media merupakan media yang komponen penyusunnya sudah diketahui atau ditentukan. Media ini biasanya digunakan dalam penelitian untuk mengetahui kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Contoh: media untuk Escherichia coli. • Media kompleks complex media Media kompleks merupakan media yang tersusun dari komponen yang secara kimia tidak diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi mikroorganisme tertentu tidak diketahui. Contoh: Nutrient Broth Nutrient Agar, Tryptic Soy Broth TSB Tryptic Soy Agar TSA, MacConkey Agar • Media umum general media Media umum merupakan media pendukung bagi banyak pertumbuhan mikroorganisme. • Media penyubur enrichment media Media penyubur merupakan media yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tertentu. Media ini digunakan bila kita ingin menumbuhkan salah satu mikroorganisme dari kultur campuran. Media ini menggunakan bahan atau zat yang serupa dengan habitat tempat mengisolasi mikroorganisme tersebut. • Media selektif selective media Media selektif merupakan media yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu seleksi dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang lain. Pada media ini ditambahkan bahan penghambat pertumbuhan, misalnya bile salt dan dye fuchsin, crystal violet, brilliant green yang akan menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan tidak memberi efek pada bakteri Gram negatif; antibiotik; dan selulosa untuk mengisolasi bakteri pendegradasi selulosa. • Media diferensial differential media Media diferensial digunakan untuk membedakan kelompok mikroorganisme dan bahkan dapat digunakan untuk identifikasi. Contohnya adalah media Agar Darah, media MacConkey. • Media khusus Contoh media khusus adalah media untuk bakteri anaerob. Biasanya ke dalam media tersebut ditambahkan bahan yang dapat mereduksi kandungan � 2 dengan cara pengikatan kimiawi. Contoh bahan-bahan itu adalah sistein, sebagai indikator anaerob digunakan rezasurin. BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Mikroorganisme Udara di Beberapa Area Filling Room Line II dengan Menggunakan Alat Mas 100 NT di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

2 64 31

Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

19 100 40

Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

0 0 9

Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

0 0 11

Uji Mikrobiologi Udara Pada Ruang Produksi Line 3 & 4 Menggunakan Alat MAS 100 NT Di PT Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan

0 0 1

Pemeriksaan Cemaran Mikroorganisme Udara di Beberapa Area Filling Room Line II dengan Menggunakan Alat Mas 100 NT di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

0 0 9

Pemeriksaan Cemaran Mikroorganisme Udara di Beberapa Area Filling Room Line II dengan Menggunakan Alat Mas 100 NT di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

0 0 3

Pemeriksaan Cemaran Mikroorganisme Udara di Beberapa Area Filling Room Line II dengan Menggunakan Alat Mas 100 NT di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

0 2 10

Pemeriksaan Cemaran Mikroorganisme Udara di Beberapa Area Filling Room Line II dengan Menggunakan Alat Mas 100 NT di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

0 0 1

Pemeriksaan Cemaran Mikroorganisme Udara di Beberapa Area Filling Room Line II dengan Menggunakan Alat Mas 100 NT di PT Coca-Cola Amatil Indonesia Unit Medan

0 0 3