sel tunggal dengan pembelahan sel melalui pertunasan. Identifikasi khamir serupa dengan identifikasi bakteri, yaitu dengan melalui tes biokimia, sedangkan
identifikasi kapang didasarkan pada kenampakan fisik morfologi, termasuk karakteristik koloni dan spora reproduktif Pratiwi, 2008.
Fungi lingkungan udara baru mendapat perhatian besar setelah cukup banyak kasus dilaporkan bahwa pengotoran udara bukan saja disebabkan oleh
partikel-partikel debu dan asap industri serta asap rokok, melainkan juga oleh spora-spora kapang yang ada di udara. Udara di tempat terbuka, misalnya di
lading atau sawah, banyak mengandung spora yang mudah terbawa angin dari tempat satu ke tempat lain Gandjar et al., 2006.
Beberapa fungi terutama fungi patogen memiliki sifat dimorfisme, yaitu memiliki dua bentuk pertumbuhan, sebagai kapang atau sebagai khamir. Sifat
dimorfisme ini tergantung pada temperatur, pada temperatur 37 ℃ merupakan fase
khamir, sedangkan pada temperatur 24-28 ℃ merupakan fase kapang. Bentuk
kapang juga terjadi pada kondisi fungi sebagai saprofit misalnya di dalam tanah, sedangkan pada kondisi fungi sebagai parasite misalnya di dalam tubuh hewan,
fungi terdapat dalam bentuk khamir Pratiwi, 2008.
2.5.1 Khamir
Khamir yeast merupakan fungi bersel satu uniseluler, tidak berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan berukuran lebih besar
dibandingkan sel bakteri, dengan lebar berkisar 1-5mm dan panjang berkisar 5- 30mm. Khamir bersifat fakultatif, artinya khamir dapat hidup dalam keadaan
aerob ataupun anaerob Pratiwi, 2008.
2.5.2 Kapang
Kapang molds adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara aseksual,merupakan organisme aerob sejati, tubuh kapang thallus dibedakan
menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filamenyang disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk
mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetatif. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara aerial hypha,
karena pemanjangannya mencapai bagian atas permukaan media tempat fungi ditumbuhkan Pratiwi, 2008.
2.5.3 Isolasi Fungi
Mempelajari mofologi, fisiologi, biokimia, genetika, atau kegiatan apa pun dari fungi hanya dapat dilakukan apabila kita telah mempunyai isolat murni.
Untuk hal tersebut fungi yang akan dipelajari harus dipisahkan terlebih dahulu dari substrat pertumbuhannya atau dari lingkungan sekitarnya. Sebelum
melakukan isolasi kita harus menyusun suatu rencana kerja dan mempersiapkan medium tepat yang segar, serta peralatan gelas yang akan diperlukan. Medium
umum untuk mengisolasi fungi umumnya menggunakan Potato Dextrose Agar PDA, Malt Extract Agar MEA, Czapek Dox Agar CDA, Carrot Agar CA,
Oat Meal Agar OA, Dichloran Rose Bengal Chloramphenicol Agar DRBC,
Taoge Extract 6 Sucrose Agar TEA Gandjar et al., 2006.
Sedangkan medium khusus mempunyai komposisi yang khusus sesuai dengan fungi yang akan diisolasi. Ada yang dapat dibuat sendiri dan ada yang
sudah tersedia komersial. Medium khusus ini misalnya Acetic Dichloran Yeast
Extract Sucrose Agar ADYESA untuk fungi yang tumbuh di lingkungan yang
sangat asam, dan Dichloran Creatine Sucrose Bromocresole Agar DCSBA untuk fungi yang memerlukan bahan yang berkadar protein tinggi seperti keju,
daging, dan kacang-kacangan. Isolasi kapang dari udara dapat dilakukan dengan menyediakan suatu cawan petri dengan medium PDA, TEA atau RBC tanpa tutup
dibiarkan selama 15-20 menit di tempat fungi akan “ditangkap”, kemudian cawan ditutup dan diinkubasikan pada suhu yang sesuai. Semua koloni fungi yang
tunggal, yang representative, dipindahkan ke medium di cawan petri yang lain untuk dimurnikan sebelum dipindahkan lebih lanjut ke dalam tabung reaksi, baik
sebagai stock culture maupun sebagai working cultureGandjar et al., 2006.
2.6 Media Kultur