Variabel Terikat Definisi Operasional 1. Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara

3.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang tidak dapat diperiksa rongga mulutnya atau tidak dapat membuka mulutnya. 2. Pasien yang makan dan minum kopi, teh atau jus dan melakukan kebersihan mulut 4 jam sebelum pengukuran. 3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Bebas Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara.

3.5.2 Variabel Terikat

Halitosis.

3.5.3 Definisi Operasional 1. Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara

Pasien RSGM USU adalah pasien yang berkunjung dan mendaftar sebagai pasien RSGM. Cara pengukuran melihat buku rekam medis pasien RSGM USU dan dicatat pada lembar pemeriksaan. Hasil pengukuran yang didapatkan yaitu dalam skala ukur kategorik. Pada pasien yang berkunjung ke RSGM USU dilihat faktor penyebab halitosis fisiologis dan patologis yaitu : a. Faktor penyebab fisiologis yaitu penyebab halitosis yang bersifat sementara seperti morning halitosis, merokok dan makanan yang berbau khas seperti bawang dan durian. 9,16 Pengukuran dilakukan melalui kuesioner dengan pertanyaan- pertanyaan yang diadopsi dari Journal Canadian Dental Association, pemeriksaan rongga mulut dan pengukuran menggunakan Breath Chceker. 22 Hasil pengukuran yang didapatkan akan menunjukkan halitosis fisiologis apabila pasien menjawab memiliki faktor penyebab fisiologis, pemeriksaan klinis rongga mulut normal dan pengukuran dengan Breath Checker tidak menunjukkan skor ≥ 2. 7,29 Hasil yang didapatkan dalam skala ukur kategorik. Universitas Sumatera Utara b. Faktor penyebab patologis yaitu penyebab halitosis yang permanen dan tidak dapat dihilangkan dengan metode pembersihan mulut biasa. 10 Pengukuran dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut dan pengukuran menggunakan Breath Checker. Hasil yang didapatkan dalam skala ukur kategorik. Halitosis patologis dapat disebabkan oleh faktor penyebab intra oral dan ekstra oral. 1 Intra Oral yaitu faktor penyebab halitosis yang berasal dari dalam rongga mulut. 10 Yaitu : i. Karies: proses demineralisasi struktur gigi disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh mikro-organisme dan ditandai dengan terbentuknya kavitas pada permukaan email, dentin atau sementum. 38 Cara pengukuran dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut dan sonde yang tajam sampai terasa menyangkut. 39 Hasil pengukuran karies yang didapatkan yaitu dalam skala ukur kategorik dan dicatat dalam lembar pemeriksaan. ii. Penyakit periodontal: merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi dalam plak yang menyebabkan gingiva mengalami peradangan. 10 Cara pengukuran dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut menggunakan indeks periodontal Russel dan Ramfjord yaitu pemeriksaan rongga mulut dengan menggunakan kaca mulut dan probe pada bagian interproksimal, fasial, bukal, lingual dari 6 gigi 16, 21, 24, 44, 41, 36. Hasil pemeriksaan dapat di nilai dengan skor dari indeks periodontal yaitu 0 negatif = tidak ada kerusakan jaringan periodontal, 1 gingivitis ringan = ada daerah yang mengalami peradangan pada margin gingiva bebas tetapi tidak mengelilingi gigi, 2 gingivitis sedang= peradangan mengelilingi gigi, tetapi perlekatan epitel masih utuh, 6 gingivitis disertai pembentukan poket periodontal = perlekatan epitel terputus, adanya poket periodontal, fungsi pengunyahan normal, gigi masih utuh pada soketnya dan tidak tilting, dan 8 kerusakan periodontal yang berat dan kehilangan fungsi pengunyahan= gigi goyang, tilting, bunyinya tumpul pada waktu dilakukan perkusi dengan logam atau gigi terlihat tidak stabil berada dalam soket. 10 Skor periodontal diperoleh dari total skor dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Hasil pengukuran yang didapatkan yaitu dalam skala ukur kategorik dicatat dalam lembar pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara iii. Coated tongue: permukaan dorsal lidah yang ditutupi oleh debris dan keratinisasi papilla filiform yang berlebihan. Secara klinis, tekstur lidah seperti berbulu dan terlihat ada bercak berwarna putih kekuningan yang dapat terhapus. 40 Cara pengukuran dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut atau spatel. Apabila pada saat kaca mulut atau spatel di swap pada permukaan lidah, maka bercak putih kekuningan tersebut akan terhapus. Hasil ukur yang di dapat yaitu dalam skala ukur kategorik dan dicatat dalam lembar pemeriksaan. iv. Xerostomia: suatu kondisi klinis dari mulut kering yang disebabkan oleh penurunan produksi saliva. 41 Cara pengukuran dilakukan dengan pemeriksaan rongga mulut menggunakan kaca mulut. Apabila pada saat kaca mulut ditempelkan pada mukosa terasa lengket atau saliva terlihat kental, maka dapat dikatakan xerostomia. Hasil pengukuran xerostomia yang didapatkan yaitu dalam skala ukur kategorik dicatat dalam lembar pemeriksaan. 2 Ekstra Oral yaitu faktor penyebab yang berasal dari luar rongga mulut seperti saluran pencernaan atau adanya gangguan sistemik, seperti: 10 i. Diabetes mellitus: adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin. 42 Cara pengukuran dilakukan melalui pertanyaan dalam kuesioner yang diadopsi dari Journal Canadian Dental Association. 22 Hasil ukur yang didapat dalam skala ukur kategorik. ii. Sinusitis: suatu peradangan membran mukosa yang dapat mengenai satu ataupun beberapa sinus paranasal. 43 Cara pengukuran dilakukan melalui pertanyaan dalam kuesioner yang diadopsi dari Journal Canadian Dental Association. 22 Hasil ukur yang didapat dalam skala ukur kategorik. iii. Gagal ginjal: penurunan fungsi ginjal yang irreversible yang biasanya pada keadaan tertentu memerlukan terapi hemodialisis. 44 Cara pengukuran dilakukan melalui pertanyaan dalam kuesioner yang diadopsi dari Journal Canadian Dental Association. 22 Hasil ukur yang di dapat dalam skala ukur kategorik.. iv. Sirosis hati: merupakan sirosis yang ditandai dengan nekrosis sel hati dan peradangan yang diikuti dengan perubahan fungsi normal hati dengan jaringan fibrosis dan regenerasi nodul hepatosit dan kekacauan pembuluh darah. 20 Cara Universitas Sumatera Utara pengukuran dilakukan melalui pertanyaan dalam kuesioner yang diadopsi dari Journal Canadian Dental Association. 22 Hasil ukur yang di dapat dalam skala ukur kategorik.

2. Halitosis

Halitosis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan bau nafas yang tidak sedap yang berasal dari dalam maupun luar rongga mulut dan dapat melibatkan kesehatan dan kehidupan sosial seseorang. 9,10 Cara pengukuran halitosis dapat ditentukan dari pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner yang diadopsi dari Journal Canadian Dental Association dan pengukuran tingkat halitosis menggunakan Breath Checker, dimana apabila alat ini menunjukkan skor ≥ 2 pasien dinyatakan memilki halitosis. 21,29 Hasil ukur yang didapatkan dalam skala kategorik dan dicatat dalam lembar pemeriksaan. 3.6 Sarana Penelitian 3.6.1 Alat a. Tanita Breath Checker b. Sonde c. Probe d. Kaca mulut e. Pinset f. Kapas g. Lampu senter unit h. Kantong sampah i. Lembar pemeriksaan

3.6.2 Bahan

a. Masker b. Sarung tangan c. Larutan Sterilisasi Universitas Sumatera Utara