Universitas Sumatera Utara
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian merujuk kepada masalah yang di teliti. Objek penelitian ini adalah Peran Orang Tua murid TK Permata Bangsa Binjai Barat dalam
Membatasi Tayangan Televisi Anak disamping Rencana dihapuskannya Beberapa Tayangan Kartun Berdasarkan Wacana KPI.
3.3 Subjek Penelitian
Dalam menentukan subjek penelitian yang paling penting adalah subjek penelitian harus memungkinkan atau dapat diakses, menarik, dan tentu saja dapat
digeneralisasikan. Selain itu, subjek penelitian yang baik adalah orang-orang dengan peran tertentu dan memiliki pengalaman.Subjek penelitian haruslah
memiliki kaitan erat dengan kasus yang ingin diteliti. Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang dijadikan informan
dipilih berdasarkan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan adalah orang-orang yang memiliki pengalaman sesuai
dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja mudah untuk diakses.
Adapun subjek penelitian untuk penelitian ini adalah para orang tua yang memiliki anak usia 4 sampai 6 tahun. Subjek penelitian tentunya dipilih
berdasarkan keterbukaannya terhadap anak-anaknya dan mengetahui tayangan kartun favorit anaknya namun termasuk diantara golongan kartun yang akan
dihapuskan. Subjek penelitian ini terdiri dari salah satu orang tua saja, yakni ibunya atau ayahnya.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Kerangka Analisis Bagan 3.1
3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan field research. Penelitian lapangan adalah pengumpulan
data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui wawancara mendalam Indepth Interview.
Adapun metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Kriyantono 2006 : 43 menjelaskan data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Adapun cara untuk
mendapatkan data primer yaitu : a. Wawancara Mendalam
Wawancara secara mendalam secara umum adalah proses keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewanwancara dengan informan atau dengan orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.
Tayangan Kartun
Peran Orang Tua Pendampingan
Pola Menonton Anak
- Komunikasi yang
efektif: a. Keterbukaan
b. Empati c. Dukungan
d. Rasa Positif e. Kesamaan
- Media Literasi:
a. Pengetahuan b. Keterampilan
Universitas Sumatera Utara
Pewawancara informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah terlibatnnya dalam
kehidupan informan Bungin,2006 : 18. Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan
frekuensi tinggi berulang-ulang secara intensif. Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respons informan, artinya
informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai tugas agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam, dan
bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol Kriyantono,
2008 : 100. Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara
sekaligus dia yang bertindak sebagai “pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia pula berhak menentukan materi yang akan diwawancarai serta kapan
dimulai dan diakhiri. Namun kadang kala informasi pun dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara mulai
dilaksanakan dan diakhiri. Metode wawancara mendalam In-depth Interview adalah sama seperti
metode wawancara lainnya, hanya peran peawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada
umumnya. Sesuatu yang amat berbeda dengan metode wawancara lainnya adalah bahwa wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu
yang lama bersama informan di lokasi penelitian, hal mana kondisi ini tidak pernah terjadi pada wawancara pada umumnya Bungin, 2007 : 108.
Dalam melakukan wawancara ada beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh peneliti. Teknik yang biasanya terdapat dalam wawancara mendalam, antara
lain: a.
Peneliti harus menjamin anonimitas
Universitas Sumatera Utara
b. Memastikan bahwa peneliti telah bertindak akurat
c. Menghindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban
d. Meminta informan mendefenisikan istilah-istilah yang tidak dipahami
e. Tetap fokus
f. Peneliti harus memastikan pertanyaannya jelas dan dapat dimengerti oleh
informan g.
Peneliti tidak segan meminta contoh dan penjelasan detail sebagai upaya memenuhi prinsip authenticity
h. Peneliti harus menyiapkan pertanyaan sebelum wawancara. Peneliti harus
menjelaskan kepada informan responden bahwa apa yang mereka sampaikan dijamin kerahasiaannya dan tidak ada seorang pun di luar
peneliti yang dapat mengenal siapa penyedia informasi tersebut. Peneliti harus menjelaskan kepada informan responden bahwa apa yang mereka
sampaikan dijamin kerahasiaannya dan tidak ada seorang pun di luar peneliti yang dapat mengenal siapa penyedia informasi tersebut.
2. Data Sekunder
Data Sekunder didapat dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dari
berbagai sumber bacaan yang dikumpulkan seperti dokumen, situs-situs, jurnal- jurnal, internet, surat kabar atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan
penelitian.
3.5.2 Keabsahan Data