Komunikasi Massa KAJIAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara b. Raymond Ross menyatakan komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu penerima pesan membangkitkan respons makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. c. Carl I. Hovland menyatakan komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan biasanya dengan menggunakan lambang verbal untuk mengubah perilaku orang lain. d. William J.Seller mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri http:id.wikipedia.orgwikiKomunikasi.

2.2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang idetifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan sebenarnya. Konsep komunikasi massa pertama kali diciptakan pada tahun 1920- an atau 1930-an untuk diterapkan pada kemungkinan baru untuk komunikasi publik yang muncul dari pers massa, radio, dan film. Media-media ini Universitas Sumatera Utara memperbesar khalayak potensial melampaui minoritas yang melek huruf. Menurut Elizabeth - Noelle Neuman, pada dasarnya komunikasi massa adalah kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa. Melalui komunikasi massa seseorang dapat mengetahui berbagai macam informasi. Maka, tidak heran apabila masyarakat sekarang sangat tergantung pada komunikasi massa untuk mengetahui kondisi ataupun berita yang sedang berlangsung karena sifat manusia yang selalu haus akan informasi. Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat menurut Dominick 2002: 1 Pengawasan Surveillance: Fungsi pengawasan dibagi menjadi 2 yaitu : warning or beware surveillance yaitu ketika terjadi ancaman seperti bencana alam, dll maka media akan melakukan fungsi peringatan kepada masyarakat. Dan instrumental surveillance adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan untuk membantu khalayak dalam kehidupan sehari- hari. 2 Penafsiran Interpretation: Media massa memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting dengan tujuan mengajak khalyak luas untuk memperluas wawasan. 3 Pertalian Linkage: Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat sehingga membentuk suatu pertalian berdasarkan kesamaan kepantingan dan minat. 4 Penyebaran Nilai-Nilai Transmission of Values: Disebut juga dengan sosialisasi sosialization yaitu cara seseorang mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa berperan dalam menyebarkan nilai-nilai kepada masyarakat. Melalui nilai-nilai tersebut perilaku dan kepribadian seseorang dapat berubah seperti yang disampaikan oleh media. 5 Hiburan Entertainment Baik media cetak maupun elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Secara teknis, terdapat empat tanda pokok dari komunikasi massa, yaitu bersifat tidak langsung, satu arah, terbuka, dan mempunyai publik yang secara geografis tersebar Rakhmat, 2005 : 188 - 189. Universitas Sumatera Utara Menurut Tan dan Wright, komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Sedangkan Bittner menjelaskan pengertian komunikasi massa sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Definisi yang lebih mudah dimengerti dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat, yang mengartikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat http:www.ut.ac.idhtmlskom4315htm. Media massa merujuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Menurut Michael W. Gamble Nurudin, 2004 : 7, sesuatu bisa didefenisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup : a. Komunikatornya mengandalkan peralatan modern sebagai media penyampai pesan b. Komunikatornya menyebarkan pesan-pesannya dengan maksud untuk mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain, bahkan pengirim dan penerima tidak saling mengenal satu sama lain c. Pesan dapat diterima oleh banyak orang, sehingga disebut bersifat publik d. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan e. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper, artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa f. Umpan balik sifatnya tertunda delayed. Proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu. Komunikasi massa memerlukan media sebagai penghubung maka, proses komunikasi massa tersebut terdapat pada penggunaan media sebagai alat berkomunikasi. Media memberikan informasi, menghibur, menyenangkan, Universitas Sumatera Utara bahkan menyebalkan. Selain itu, media dapat mengatur emosi kita dam menantang kecerdasan kita. Komunikasi adalah proses pembuatan makna yang sama antara media massa dengan audiensnya. Dalam komunikasi masa, media massa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak. Dalam komunikasi massa, komunikasi yang merujuk kepada media massa ini memiliki ciri-ciri tersendiri http:id.wikipedia.orgwikiKomunikasi_massa, yaitu sebagai berikut: a. Menggunakan media masa dengan organisasi lembaga media yang jelas. b. Komunikator memiliki keahlian tertentu c. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana d. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim e. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan f. Ada pengaruh yang dikehendaki g. Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya. h. Hubungan antara komunikator biasanya media massa dan komunikan pemirsanya tidak bersifat pribadi. Sebagaimana diketahui komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, jadi membahas komunikasi massa tidak akan lepas dari media massa sebagai media utama dalam proses komunikasi massa itu sendiri, dan dalam hal ini penelitian difokuskan pada media televisi.

2.2.2.1. Televisi

Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele jauh dari bahasa Yunani dan visio penglihatan dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Universitas Sumatera Utara Baksin, 2006 : 16 mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi hi-tech yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”. Televisi mampu mengantar suatu pesan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan melalui media massa lainnya Shirley, 2010 : 202. Siaran televisi merupakan gabungan dari segi verbal, visual, teknologial, dan dimensi dramatikal. Verbal, berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara singkat, padat, efektif. Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup, memikat. Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di rumah-rumah. Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan. Televisi juga bisa berperang sebagai tabung percobaan untuk belajar dirumah. Tetapi untuk mewujudkannya, kita harus mengamati dari dekat apa yang bisa ia lakukan dan apa yang tidak Milton Chen, 1994 : 15. Stasiun televisi menawarkan beragam tayangan bagi anak, namun terkadang kandungan yang ditonjolkan bukan milik anak-anak lagi. Hanya segelintir tayangan yang memang berusaha menjadikan anak sebagai prioritas, sedang yang lain mengajak anak untuk mendalami suatu niansa hidup yang kurang memiliki substansi yang benar-benar dibutuhkan. Penciptaan program acara seringnya didasarkan pada menguntungkan tidaknya program acara tersebut di mata para pemroduksinya. Argumentasinya masih berkisar mahalnya biaya produksi dan target pasar yang berdasarkan riset terpercaya memang menginginkan tayangan seperti itu. Orang tua kerap menjadikan televisi sebagai pengasuh pengganti diri mereka di rumah. Anak yang masih cukup sederhana pola pikirnya menjadikan televisi sebagai sebuah media dengan begitu banyak kegunaan, sehingga hampir tidak ada penolakan terhadap anjuran untuk menyaksikan televisi dari orang tua mereka. Universitas Sumatera Utara Namun, disadari atau tidak televisi mengandung banyak nilai-nilai yang seyogyanya membutuhkan proses penyortiran, dan di lain pihak proses penguatan. Dengan demikian para orang tua adalah pihak yang paling berkompeten dalam menyortir atau menguatkan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap jenis tayangan terfavorit anak tersebut, misalnya sinetron anak, kartun, atau program acara khusus anak lainnya yang biasa ditonton anak www.parenting.co.id.

2.2.2.2. Tayangan Kartun di Indonesia

Kartun adalah sebuah gambar yang bersifat reprensentasi atau simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, yang terkadang mengangkat kebiasaan hidup masyarakat, peristiwa olahraga, atau mengenai kepribadian seseorang. Kartun merupakan salah satu tayangan televisi yang menjadi konsumsi anak dibawah umur, anak yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak TK. Kartun dapat berisikan lelucon, humor, gambaran kehidupan sehari-hari, hingga nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Misalnya, kegiatan tolong- menolong, saling menghargai, dan lain lain. Kartun di Indonesia dapat berupa kartun lokal, seperti Kabayan Lip Lap, Catatan si Dian, Keluarga Somat, Adit Sopo Jarwo dan sebagainya yang ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta Indonesia. Namun pada saat ini, tayangan kartun di televisi lebih banyak berasal dari luar Indonesia yaitu seperti Spongebob Squarepants, Crayon Sinchan, Doraemon, Tom Jerry, Upin Ipin dan lain-lain. Kartun yang berasal dari luar Indonesia tersebut justru menjadi kartun yang dipilih anak-anak untuk di tonton daripada menonton kartun Indonesia disamping lebih banyaknya ditayangkan kartun luar Indonesia dari pada kartun dari negara sendiri karena alasan seperti gambarnya kurang menarik, ceritanya kurang menarik, dll http:www.anneahira.comanimation.htm. Meskipun tayangan kartun hanyalah gambar yang bersifat representasi atau simbolik dan berisikan lelucon, humor, dll, tayangan kartun juga dianggap tidak ramah anak. Hal tersebut diutarakan pada pelatihan media literasi di Batam pada beberapa bulan lalu. Kartun-kartun yang ditayangkan memuat adegan anak- anak yang melemparkan pisau kepada temannya dan menancap persis mengenai Universitas Sumatera Utara samping perut. Mereka pun menghimbau saat menonton televisi anak-anak harus tetap ditemani, karena film kartun tidak selalu identik atau aman untuk anak-anak. Beberapa bulan lalu, sejumlah media online marak memberitakan mengenai langkah KPI yang memberikan teguran kepada tayangan kartun Tom Jerry dan Spongebob Squarepants. Seperti yang dilansir beberapa media online dalam negeri, KPI memberikan teguran terhadap beberapa tayangan kartun karena dinilai mengandung konten kekerasan, tidak mendidik, dan berbahaya bagi khalayak terutama anak-anak. Di tengah maraknya pemberitaan mengenai KPI di berbagai laman berita online dalam negeri, beberapa media online Internasional pun turut memberitakan hal yang serupa. Media asal Jepang, Asahi Shimbun, memuat berita mengenai langkah yang diambil regulator Indonesia ini. Tidak hanya Asahi Shimbun, laman berita Otakomu asal Jepang yang kerap memuat berbagai berita perkembangan seputar kartun di Jepang juga tak luput memberitakan mengenai Crayon Shinchan. Pemberitaan terus bergulir hingga dilansir oleh laman berita asal Amerika, yakni Anime News Network. Selain itu, pemberitaan yang disampaikan ANN adalah mengenai polemik penayangan Crayon Shinchan yang menurut komisioner KPI, Ibu Agatha Lily dianggap sebagai tayangan yang berbahaya untuk ditonton oleh anak-anak karena memuat berbagai unsur pornografi asosiatif. Penayangan kartun di Indonesia bukanlah hal yang baru berjalan. Sudah banyak berbagai judul kartun yang tayang di stasiun TV Indonesia. Hari minggu pun tak luput dibanjiri oleh berbagai tayangan kartun oleh beberapa stasiun TV Indonesia. Beberapa kartun sempat populer di kalangan khalayak Indonesia saat seri tersebut ditayangkan oleh stasiun TV swasta. Namun menjelang era pertengahan 2000-an, penayangan beberapa kartun mulai mengalami pengurangan. Porsi tayangan kartun di stasiun TV mulai berkurang. Berbagai tayangan program kartun pun hanya ramai pada hari Minggu saja www.kpi.go.id. Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Literasi Media Media Literacy

Dokumen yang terkait

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 72 124

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 16

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 2

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 6

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 16

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 2

Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 20

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBATASI TAYANGAN TELEVISI BAGI ANAK DI PERGURUAN TK PERMATA BANGSA BINJAI BARAT (Studi Kasus terhadap Wacana di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun di Indonesia)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah - Peran Orang Tua Dalam Membatasi Tayangan Televisi Bagi Anak di Perguruan TK Permata Bangsa Binjai Barat (Studi Kasus Terhadap Wacana Di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun Di Indonesia)

0 0 6

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBATASI TAYANGAN TELEVISI BAGI ANAK DI PERGURUAN TK PERMATA BANGSA BINJAI BARAT (Studi Kasus terhadap Wacana di Hapusnya Beberapa Tayangan Kartun di Indonesia)

0 0 16