Metode Analytical Hirarki Proses AHP

c. Sistem menggunakan aplikasi google map untuk tampilan peta pada sistem informasi geografis pencarian rute rumah makan dan restoran terpendek di kota Medan. d. Sistem menampilkan routing pada map sebagai rute terpendek. e. Sistem mempunyai storage datadatabase server pada webserver.

3.1.2.2. Non Fungsional

Analisis kebutuhan non fungsional dilakukan untuk mengetahui kebutuhan non-fungsional. Spesifikasi kebutuhan non fungsional merinci tentang hal-hal yang dilakukan saat pengimplementasian. Analisis ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai serta kontrol terhadap sistem. Untuk membantu kinerja sistem secara lebih baik, terdapat kebutuhan non-fungsional sistem yaitu: a. Tampilan antarmuka sistem dapat mudah dimengerti dan dipahami oleh user atau pengguna sistem. b. Data yang digunakan oleh sistem haruslah data real atau nyata dan sesuai sehingga dapat menghasilkan pencarian rute lokasi rumah makan dan restoran terbaik dengan perhitungan yang tepat dan sesuai.

3.2. Penerapan Metode

Penerapan metode digunakan untuk memecah masalah dan sebagai perhitungan dalam sistem.

3.2.1. Metode Analytical Hirarki Proses AHP

Perhitungan manual Metode AHP Analytical Hierarki Process dalam Sistem Pendukung Keputusan untuk Mencari Restoran Terbaik di Kota Medan Berbasis Sistem Informasi Geografis adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Input jenis rumah makan digunakan untuk memasukan data jenis rumah makan yang disediakan. 2. Input data rumah makan di gunakan untuk memasukkan semua data yang berhubungan dengan umah makan yang ada di Kota Medan. 3. Mendefinisikan masalah Pada langkah ini masalah yang ada pada perusahaan adalah adanya perbedaan kriteria dari masing-masing klien. Untuk menentukan rumah makan terlebih dahulu kita harus menentukan kriteria setiap rumah makan Tabel 3.1 Kriteria Penilaian A1-Harga A2-Kebersihan A3-Fasilitas A4-Kenyamanan 4. Membuat struktur hierarki Berdasarkan definisi masalah diatas dapat kita gambarkan struktur hirarki permasalahan sebagai berikut: Sistem Pendukung Keputusan untuk Mencari Restoran Terbaik di Kota Medan Berbasis Sistem Informasi Geografis Dengan AHP dan Djikstra Harga Kebersihan Fasilitas Kenyamanan Gambar Gambar 3.2 struktur hierarki 5. Input data kriteria penilaian berfungsi untuk memasukkan data kriteria dan sub kriteria seleksi tes yang digunakan untuk suatu rumah makan beserta bobot nilai kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan AHP. Proses penilaian yang dilakukan pertama kali adalah memasukkan data kriteria penilaian beserta sub kriteria yang telah ditetapkan oleh administrator. Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria adalah sebagai berikut : a. Membuat matrik perbandingan berpasangan Universitas Sumatera Utara Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain. Cara pengisian elemen matriks pada tabel : 1. Elemen a[i,i] = 1 dimana i = 1,2,....,n n=4 2. Elemen matriks segitiga atas sebagai input 3. Elemen matriks segitiga baw ah mempunyai rumus a[j,i] = 1a[i,j] untuk i ≠ j 4. Hasil penilaian kriteria dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.2 Skala Perbandingan INTENSITAS KEPENTINGAN DEFINISI 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Tabel 3.3. Matrik Perbandingan Berpasangan Dari 22 Kriteria Goal Harga Kebersihan Fasilitas Kenyamanan Harga 1 2 2 3 Kebersihan 0,5 1 2 2 Fasilitas 0,5 0,5 1 2 Kenyamanan 0,33 0,5 0,5 1 Jumlah 2,33 4 5,5 8 Universitas Sumatera Utara b. Menghitung normalisasi matriks 1. Menjumlahkan tiap kolom Psikologis = 1 + 0,5 + 0,5 + 0,33 = 2,33 Pengetahuan = 2 + 1 + 0,5 + 0,5 = 4 Performance = 2 + 2 + 1 + 0,5 = 5,5 Wawancara = 3 + 2+ 2 + 2 = 8 2. Tiap cell dari kolom dibagi berdasarkan hasil 1 Tabel 3.4. Tiap Cell Dari Kolom Dibagi Berdasarkan Hasil 1 Goal Harga Kebersihan Fasilitas Kenyamanan Harga 12,33 = 0,42 24=0,5 25,5 = 0,36 38=0,375 Kebersihan 0,52,33 =0,21 14=0,25 25,5= 0,36 28=0,25 Fasilitas 0,52,33=0,21 0,54=0,125 15,5=0,18 28=0,25 Kenyamanan 0,332,33=0,14 0,540,125 0,55,5=0,09 18=0,125 Jumlah 0.99 1.01 0.99 1.01

3. Menghitung Total Priority Value TPV

Menghitung Total Priority Value TPV untuk mendapatkan bobot subkriteria. Pada tahapan ini penentuan bobot criteria diperoleh dari pembagian nilai dari masing- masing jumlah baris dengan jumlah kriteria Σbarisn, dimana n = jumlah kriteria adalah 4, sehingga didapat tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Bobot Kriteria Kriteria TPV Σ baris4 HASIL Harga 0.994 0.248 Kebersihan 1.014 0.253 Fasilitas 0.99 4 0.248 Kenyamanan 1.014 0.253 4. Menghitung Uji Konsistensi Setelah diperoleh bobot kriteria, kita dapat menghitung konsistensi rasio apakah nilai tersebut konsisten atau tidak. Langkah dalam menentukan konsistensi rasio adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara