Aplikasi perwatan sepeda motor otomatis berinjeksi berbasis mobile

(1)

i

Skripsi

Oleh :

Muhammad Arif

207091000263

PROGRAM SARJANA (S1) KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DANB TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

iv

BERINJEKSI BERBASIS MOBILE” BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Jakarta, 11 JULI 2014

Muhammad Arif NIM. 207091000263


(5)

v

Mobile, dibimbing oleh Andrew Fiade, M. Kom dan Viktor Amrizal, M. Kom.

Banyaknya pengguna sepeda motor otomatis yang sudah menggunakan sistem injeksi, membuat kebutuhan informasi mengenai perawatan sepeda motor dibutuhkan. Ada tiga kebutuhan yang belum terpenuhi oleh pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi. Pertama, pengguna motor menginginkan informasi tentang perawatan sepeda motor yang digunakannya. Kedua, informasi yang disampaikan mudah untuk digunakan dan interaktif. Ketiga, informasi yang disampaikan dapat dibuat dalam aplikasi. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, perlu dibuat sebuah aplikasi informasi mengenai perawatan sepeda motor. Aplikasi ini dibuat menggunakan bahasa pemograman Java, dan menggunakan Adobe Photoshop untuk pengeditan gambar. Metode yang digunakan untuk membuat aplikasi ini adalah Metode Luther dengan metode pengumpulan data dan pengembangan sistemnya. Pembuatan aplikasi ini mampu memberikan informasi kepada pengguna sepeda motor untuk melakukan perawatan.


(6)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi banyak nikmat dalam kehidupan ini dan dengan Ridho-Nya pula penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya dalam kehidupan di dunia ini. Semoga rahmat dan hidayah yang diberikan Allah SWT selalu mengalir untuknya beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang selalu istiqomah mengikuti jejak beliau hingga akhir zaman.

Skripsi yang berjudul Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis Mobile merupakan salah satu tugas wajib mahasiswa sebagai persyaratan untuk mengambil gelar Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, baik secara moral maupun secara teknis. Oleh karena itu, perkenakanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si Selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

3. Bapak Andrew Fiade M. Kom dan Bapak Victor Amrizal, M.Kom selaku dosen pembimbing skripsi yang secara koorperatif telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik secara moral maupun teknis. Terima kasih banyak telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis.

4. Seluruh dosen pada Program Studi Teknik Informatika dan Program Studi Sistem Informatika khususnya bagi yang pernah mengajar penulis. Terima kasih atas ilmu-ilmu yang telah diberikan, semoga ilmu yang pernah diberikan dapat menjadi tabungan amal kebaikan yang tidak pernah berhenti dan dapat penulis manfaatkan sebaik-baiknya.

5. Bapak Muhammad Yusuf dan Ibu Rasinah yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis dalam berbagai bentuk. Terima kasih Bapak dan Ibu atas doa-doa yang tak pernah berhenti mengalir untuk anaknya dan atas semua pengorbanan yang telah diberikan baik biaya, tenaga dan waktu 6. Kepada seluruh kakak saya beserta suaminya yang selalu mendukung dan

mendo’akan, tiada berhenti saya untuk terus berterima kasih.

7. Bapak Abdullah selaku kepala mekanik Bengkel Motor Ex-Gadean yang


(8)

viii

9. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas TI-A-2007 terima kasih atas kebersamaannya selama ini dalam menimba ilmu.

10. Kepada seluruh teman-teman Nyamuk Shop yang selalu bersama dan tidak

berhentinya untuk selalu mendukung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih penuh dengan kekurangan. Maka dari itu saran yang membangun, penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Jakarta, Juni 2014


(9)

ix

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

LEMBAR PERNYATAAN... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan Penulisan ... 2

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.5.1 Bagi Mahasiswa ... 3

1.5..2 Bagi Universitas ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 3

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 4


(10)

x

2.1.2 Sejarah Multimedia ... 7

2.1.3 Elemen Multimedia ... 8

2.1.4 Multimedia Interaktif ... 18

2.1.5 Manfaat Multimedia ... 19

2.2 Sistem Bahan Bakar Injeksi ... 20

2.2.1 Pengertian Injeksi ... 20

2.2.2 Sejarah Injeksi ... 20

2.2.3 Bagian-Bagian Injeksi ... 22

2.2.4 Cara Kerja Injeksi... 33

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Injeksi... 35

2.3 Injeksi Pada Honda ... 38

2.3.1 Honda Beat-FI...…. 38

2.3.2 Sistem Injeksi Honda Beat-FI... 40

2.4 Injeksi Pada Yamaha... 43

2.4.1 Yamaha Mio J... 43

2.4.2 Sistem Injeksi Mio J... 44

2.5 Injeksi Pada Suzuki... 48

2.5.1 Suzuki Nex-Fi... 48

2.5.1 Sistem Injeksi Nex-FI... 50


(11)

xi

2.7.1 Alat Perancanagan Sistem ... 54

2.7.2 Flowchart Diagram ... 54

2.7.3 State Transition Diagram (STD) ... 58

2.7.4 Pendekatan untuk membuat STD ... 58

2.7.5 Notasi State Transition Diagram (STD) ... 59

2.8 Dimensi ... 61

2.8.1 Pengertian 2 Dimensi ... 61

2.8.2 Pengertian 3 Dimensi ... 62

2.9 Software Penunjang ... 65

2.9.1 Adobe Photoshop CS ... 65

2.9.2 Bahasa Pemograman Java... 74

2.9.3 Android... 80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 90

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 91

3.1.1 Studi Kepustakaan ... 91

3.1.2 Wawancara ... 91

3.1.3 Observasi ... 92

3.1.4 Studi Litelatur Penelitian Sejenis ... 92

3.2 Metode Pengembangan Multimedia ... 94


(12)

xii

3.2.5 Pengujian ... 96

3.2.6 Distribusi (Implementation) ... 97

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 99

4.1 Metode Pengumpulan Data ... 99

4.1.1 Studi Kepustakaan ... 99

4.1.2 Wawancara ... 99

4.1.3 Observasi ... 99

4.1.4 Studi Literatur Sejenis ... 99

4.2 Metode Pengembangan Sistem ... 100

4.2.1 Konsep... ... 100

4.2.2 Perancangan ... ... 100

4.2.3 Pembahasan Pengumpulan Bahan (Material Collecting)... ... 124

4.2.4 Pembuatan. ... 126

4.2.5 Pengujian (Blackbox Testing)... ... 128

4.2.6 Distribusi ... 132

BAB V PENUTUP... 145

5.1 Kesimpulan ... 145

5.2 Saran ... 145


(13)

xiii

Gambar 2.2 Contoh Gambar Vektor ... 12

Gambar 2.3 Perbedaan Gambar Bitmap dan Gambar Vektor ... 13

Gambar 2.4 Contoh Jpeg Image…...………... 13

Gambar 2.5 gif image….………...………... 14

Gambar 2.6 Contoh Animasi 2D ... 15

Gambar 2.7 Contoh Animasi 3D ... 15

Gambar 2.8 Contoh Animasi Tanah Liat ... 16

Gambar 2.9 Contoh Animasi Jepang ... 17

Gambar 2.10 Fuel Suction Filter ..………... 23

Gambar 2.11 Konstruksi Fuel Pump Module...... 23

Gambar 2.12 Fuel Feed Hose ..…………..……... 24

Gambar 2.13 Konstruksi Fuel Injector...………... 25

Gambar 2.14 Penempatan Fuel Injector pada Throttle Body... 26

Gambar 2.15 Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI.…….……... 26

Gambar 2.16 Contoh Penempatan Sensor Yang Menyatu pada Throttle Body...,... 28

Gambar 2.17 Bank Angle Sensor dan posisi sudut kemiringan sepeda motor... 30

Gambar 2.18 Sinyal atau informasi Bank Angle sensor ke ECU... 31

Gambar 2.19 Posisi Bank Angle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan Saat Terjatuh...……... 32

Gambar 2.20 Konstruksi Throttle Body…...………... 33

Gambar 2.21 Honda Beat-FI...………..…... 38

Gambar 2.22 Skema Cara Kerja PGM-FI...…..…...………... 40

Gambar 2.23 Cara Kerja PGM-FI...…….…...……... 42


(14)

xiv

Gambar 2.28 Aliran Udara Pada Putaran Tinggi...…..…... 48

Gambar 2.29 Suzuki Nex-FI... 49

Gambar 2.30 Tip Over Sensor pada Suzuki Nex-FI ...…... 51

Gambar 2.31 Posisi Fuel Pump Berada di Tangki Bahan Bakar dan O2 Sensor Terletak di Leher Knalpot...…... 51

Gambar 2.32 Throttle Body dari Mikuni dan Injector dengan 4 lubang.…... 52

Gambar 2.33 Pendekatan STD...……... 59

Gambar 2.34 Notasi STD...……... 60

Gambar 2.35 Kondisi dan Aksi... 61

Gambar 2.36 Bidang Cartesian 2 Dimensi... 61

Gambar 2.37 Bidang Cartesian 3 Dimensi ... 63

Gambar 2.38 Tampilan Lembar Kerja Pada Adobe Photoshop CS…... 65

Gambar 2.39 Tampilan Menu Bar Pada Adobe Photoshop CS ...…... 65

Gambar 2.40 Tampilan Option Bar Pada Adobe Photoshop CS .…... 66

Gambar 2.41 Tampilan Toolbox Pada Adobe Photoshop CS ...…... 66

Gambar 2.42 Tampilan Palet Pada Adobe Photoshop CS …... 72

Gambar 2.43 Tampilan Jendela Gambar Pada Photoshop CS …... 73

Gambar 2.44 Arsitektur Android dari buku karangan Nazaruddin Safaat H (2012 : 9)... 88

Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian...……... 90

Gambar 4.1 Rancangan layar Splashscreen..... 101

Gambar 4.2 Rancangan layar Menu Utama... 102

Gambar 4.3 Rancangan layar Injeksi... 103

Gambar 4.4 Rancangan layar Menu Honda...…... 104


(15)

xv Gambar 4.10 Gambar 4.11 Gambar 4.12 Gambar 4.13 Gambar 4.14 Gambar 4.15 Gambar 4.16 Gambar 4.17 Gambar 4.18 Gambar 4.19 Gambar 4.20 Gambar 4.21 Gambar 4.22 Gambar 4.23 Gambar 4.24 Gambar 4.25 Gambar 4.26 Gambar 4.27 Gambar 4.28 Gambar 4.29 Gambar 4.30 Gambar 4.31 Gambar 4.32 Gambar 4.33 Gambar 4.34 Gambar 4.35 Gambar 4.36

Rancangan layar Perawatan... Rancangan layar Dealer... Rancangan layar Menu Suzuki... Rancangan layar Nex-FI... Rancangan layar Perawatan... Rancangan layar Dealer... Rancangan layar Profile... Rancangan layar Menu Keluar... Flowchart Menu Utama... Flowchart Injeksi... Flowchart Honda... Flowchart Yamaha... Flowchart Suzuki... Rancangan Desain Struktur Navigasi... Rancangan STD Menu Utama... Rancangan STD Injeksi... Rancangan STD Honda... Rancangan STD Yamaha... Rancangan STD Suzuki... Rancangan STD Profile... Rancangan STD Keluar... Desain User Interface... Pembuatan Pada Java Galileo... Halaman Splashscreen... Halaman Menu Utama... Halaman Injeksi... Halaman Pengenalan... 108 109 110 111 111 112 113 113 114 115 115 116 116 117 117 118 119 120 121 121 122 123 128 133 133 134 134


(16)

xvi Gambar 4.41 Gambar 4.42 Gambar 4.43 Gambar 4.44 Gambar 4.45 Gambar 4.46 Gambar 4.47 Gambar 4.48 Gambar 4.49 Gambar 4.50 Gambar 4.51 Gambar 4.52 Gambar 4.53 Gambar 4.54 Halaman Honda... Halaman Beat-FI... Halaman Perawatan... Halaman Dealer... Halaman Yamaha... Halaman Mio J... Halaman Perawatan... Halaman Dealer... Halaman Suzuki... Halaman Nex-FI... Halaman Perawatan... Halaman Dealer... Halaman Profile... Halaman Keluar... 137 137 138 138 139 139 140 140 141 141 142 142 143 143


(17)

xvii

Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Beat-FI...….……... 39

Tabel 2.2 Spesifikasi Yamaha Mio J... 43

Tabel 2.3 Spesifikasi Suzuki Nex-FI... 49

Tabel 2.4 Simbol Input/Output...………... 55

Tabel 2.5 Simbol Processing...………... 56

Tabel 2.6 Simbol Pembantu... 56

Tabel 2.7 Simbol Flowchart... 56

Tabel 4.1 Deskripsi konsep Aplikasi... 100

Tabel 4.2 Bahan Pengembangan Aplikasi... 125


(18)

1

Berdasarkan hasil dari survey yang dilakukan pada penguna sepeda motor, diperoleh hasil bahwa pengguna sepeda motor banyak menggunakan jenis motor otomatis dan sudah berinjeksi. Namun pengguna sepeda motor yang sudah menggunakan jenis otomatis berinjeksi ataupun belum menggunakan injeksi, belum mengetahui tentang teknologi injeksi dan perawatannya sepeda motor.

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah selaku kepala mekanik bengkel motor Ex – Gadean, diperoleh bahwa teknologi injeksi belum banyak diketahui pengguna sepeda motor. Dikarenakan informasi tentang teknologi injeksi dan perawatannya masih kurang, oleh karena itu dibutuhkan media untuk menyampaikan informasi tentang teknologi injeksi serta perawatannya.

Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, serta pentingnya penyediaan aplikasi sebagai suatu sarana penyampaian informasi, maka skripsi dengan judul “Aplikasi Perawatan Sepeda Motor Otomatis Berinjeksi Berbasis Mobile” layak di angkat untuk sebuah penelitian. Aplikasi ini diperuntukkan untuk pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi.


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pengembangan aplikasi ini adalah :

1. Bagaimana membuat media informasi untuk pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi ?

2. Bagaimana memberikan informasi perawatan kepada pengguna

sepeda motor otomatis berinjeksi ?

3. Bagaimana peran aplikasi untuk menyelesaikan masalah ?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada aplikasi ini sebagai berikut ;

1. Studi kasus dibataskan pada sepeda motor yang bertransmisi otmatis dengan sistem bahan bakar injeksi.

2. Sepeda motor yang digunakan Honda Beat-Fi, Yamaha Mio-J dan Suzuki Nex-Fi

3. Teknologi yang dipakai menggunakan media handphone dengan

Operating Sistem (OS) berbasis Android.

4. Aplikasi ini tidak menggunakan sistem basis data.

5. Aplikasi ini mengguanakan metode Luther.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah menyediakan aplikasi yang mampu memenuhi kebutuhan informasi perawatan bagi pengguna sepeda motor otomatis berinjeksi.


(20)

1.5 Manfaat Penulisan 1.5.1 Bagi Mahasiswa

1. Menambah wawasan mahasiswa tentang pemanfaatan

teknologi informasi khususnya media multimedia

2. Menerapkan pengetahuan akademis yang telah diperoleh

selama kuliah.

3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika UIN Syarif Hidayatullah.

1.5.2 Bagi Universitas

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi

yang telah diberikan.

2. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu

sebagai bahan evaluasi terhadap materi yang telah diberikan. 3. Sebagai cara untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas

keberadaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi ini terdiri pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. Adapun metodologi pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah:

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Studi Pustaka


(21)

3. Metode Observasi

4. Studi Literatur Penelitian Sejenis

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Untuk pembuatan aplikasi penulis menggunakan metode pengembangan multimedia menurut Arch Luther, yang dikutip oleh Hadi Sutopo (2002). Metode ini terdiri dari enam tahap, yaitu:

1. Konsep

2. Perancangan

3. Pengumpulan Bahan

4. Pembuatan

5. Tes

6. Distribusi

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.


(22)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam penelitian skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan dari aplikasi yang dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta saran dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab sebelumnya.


(23)

6

2.1 Multimedia

Multimedia merupakan kombinasi antara teks, seni, suara, animasi, dan video yang disampaikan melalui komputer atau peralatan elektronik dan digital (Vaughan, 2006). Jika menggunakan bersama-sama elemen multimedia tersebut seperti gambar dan animasi yang dilengkapi dengan suara, video, dan informasi dalam bentuk teks maka akan memberikan makna yang jelas kepada orang yang memerlukannya. Pembuatan aplikasi multimedia memerlukan perancangan dan produksi tersendiri. Perancangan multimedia dibuat dengan pengetahuan, keterampilan penggunaan komputer, talenta dalam seni grafis, video, musik dan kemampuan membuat konsep logis aliran informasi sehingga mudah dipahami (Sutopo, 2003).

2.1.1 Pengertian Multimedia

Terdapat beberapa pengertian dari multimedia, diantaranya:

1) Menurut Rosch (Suyanto, 2003), multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video.

2) Menurut McCormick (Suyanto, 2003), multimedia secara umum


(24)

1. Menurut Turban, (Suyanto, 2003), multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, gambar, dan grafik. Menurut Robin dan Linda (Suyanto, 2003), multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video. 2. Menurut Hofstetter (Suyanto, 2003), multimedia adalah pemanfaatan

komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link, dan alat bantu (tool) yang memungkinkan user melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Dalam hal ini penulis menerapkan multimedia dalam pembuatan media informasi menurut Hofstetter.

2.1.2 Sejarah Multimedia

Istilah multimedia menurut berawal dari kata teater, bukan komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut

pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video

synthesized band dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya

Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun

1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan Video

Adhapter Card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada tahun1994,


(25)

diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia di pasaran (Suyanto, 2003).

Multimedia memungkinkan user komputer untuk mendapatkan output

dalam bentuk yang jauh lebih kaya daripada media tabel dan grafik konvensional. User dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video bergerak atau animasi dan mendengar suara stereo, perekam suara atau musik. Beberapa sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pengguna memilih output dengan mouse atau kemampuan layar sentuh (touch screen) mendapatkan dan menjalankan aplikasi ini.

Output multimedia ini sekarang dapat dijumpai dimana-mana, antara lain di cover majalah, CD-ROM, video game dan film. Multimedia digunakan sebagai alat untuk bersaing antara lain untuk mengiklankan sepatu, pakaian, kosmetik, obat-obatan, mobil, komputer, soft drink, handphone, telepon, rokok, penerbangan dan sebagainya. Bahkan produk yang tidak ada kaitannya dengan multimedia, memanfaatkan multimedia untuk menarik perhatian. Namun demikian diperlukan kombinasi peralatan produksi yang canggih dan professional komunikasi ditambah spesialis informasi.

2.1.3. Elemen Multimedia

Untuk membuat aplikasi multimedia, diperlukan penggunaan dari beberapa elemen, dimana setiap elemen memiliki peranan masing-masing (Suyanto, 2003) yaitu:


(26)

1. Teks

Bentuk data yang paling mudah disimpan dan dikendalikan adalah teks. Teks merupakan yang paling dekat dengan kita dan paling banyak kita lihat. Teks dapat membentuk kata, surat, atau narasi dalam multimedia menyajikan bahasa kita, kebutuhan teks tergantung pada kegunaan aplikasi multimedia. Dengan menggunakan teks, informasi lebih mudah disampaikan dan dimengerti oleh pengguna.

Teks dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: 1. Teks Tercetak

Adalah teks yang paling sering digunakan pada umumnya yaitu teks yang dicetak pada kertas.

2. Teks yang Discan (Scanned Text)

Adalah suatu teks yang pada mulanya discan oleh scanner kemudian teks tersebut diubah menjadi suatu teks yang dapat dibaca pada komputer.

3. Teks Elektronik

Adalah teks yang dapat langsung dibaca pada komputer.

4. Hypertext

Sebuah aplikasi metode pemberian indeks pada teks secara cepat untuk mendapatkan teks yang diinginkan dalam sebuah dokumen atau lebih.

Jenis teks yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah teks elektronik.


(27)

2. Gambar

Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara baru yang lebih sempurna. Sering dikatakan bahwa sebuah gambar mampu menyampaikan seribu kata. Gambar merupakan elemen multimedia yang dipresentasikan dalam dua dimensi maupun tiga dimensi sehingga sebagai ilustrasi yang memperjelas penyampaian informasi.

Secara umum gambar dibagi dua, yaitu: 1. Gambar bitmap atau raster

Representasi spasial dari objek. Setiap titik terkecil dari gambar merupakan unsur independen yang dihitung dalam satuan nilai yaitu pixel. Pixel-pixel tersebut ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu dengan nilai-nilai warna tersendiri yang keseluruhan akan membentuk tampilan gambar. Tampilan bitmap mampu menunjukkan kehalusan gambar, seperti gradasi dan bayangan, karena itu mereka merupakan media elektronik yang sangat tepat untuk gambar-gambar yang sifatnya real, seperti foto digital, lukisan digital dan gambar nyata. Kelemahan bitmap adalah setiap tampilan bergantung pada resolusi yang artinyagambar tetap memiliki keterbatasan pixel, akibatnya gambar bisa kehilangan detail dan juga akan terlihat kotak-kotak jika mengalami pembesaran atau bila dicetak menggunakan resolusi yang lebih kecil daripada nilai resolusi aslinya.


(28)

Gambar 2.1 Contoh Gambar Bitmap

2. Gambar Vektor

Menyimpan dan menampilkan gambar berdasar nilai matematis yang disebut grafik vektor atau grafik berorientasi objek. Setiap objek primitif memiliki atribut bervariasi yang membentuk seluruh objek. Contoh atribut tersebut adalah koordinat, garis dan warna. Tampilan vektor memiliki keterbatasan untuk tingkat detailnya, tapi vektor tidak bergantung pada jumlah resolusi, artinya gambar vektor dapat diubah-ubah ke berbagai ukuran dan juga dapat dicetak pada tingkat resolusi sebesar apapun tanpa kehilangan detail dan ketajaman gambar. Tampilan vektor merupakan pilihan terbaik ketika harus menampilkan gambar-gambar yang harus bisa mempertahankan ketajaman garis ketika ukuran diubah. Contohnya gambar kartun dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi, logo dan teks.


(29)

Gambar 2.2 Contoh Gambar Vektor

Kelebihan lain gambar vektor dibandingkan dengan gambar bitmap, yaitu:

1. Gambar vektor bersifat scalable, artinya kita bisa menggunakan program grafis untuk memperbesar atau memperkecil ukuran gambar tanpa mengubah kualitasnya atau tidak bergantung pada resolusi.

2. Gambar vektor biasanya memiliki ukuran file lebih kecil disbanding gambar dalam format bitmap, karena gambar vektor yang lebih besar dapat dikodekan dengan instruksi yang lebih ringkas maka vektor dapat di-download lebih cepat di internet 3. Gambar vektor dapat dirubah ke dalam berbagai tampilan tiga

dimensi. Dengan perangkat lunak yang sesuai, kita dapat membangun sebuah tampilan dari setiap arah, bahka dari potongan melintang.


(30)

Gambar 2.3 Contoh Perbedaan Gambar Bitmap dan Gambar Vektor

Jenis gambar yang diterapkan dalam aplikasi ini adalah kedua jenis gambar yaitu gambar bitmap dan gambar vektor.

Format file dalam gambar, diantaranya:

1. JPEG (Joint Photographic Experts Group)

JPEG merupakan format grafik yang terkompresi, digunakan untuk menampilka foto dan gambar secara kontinyu dan dapat mengendalikan kedalaman warna. File mempunyai ekstensi

.JPG


(31)

3. GIF (Grafic Interchange File)

GIF merupakan format file terkompresi yang

dikembangkan oleh CompuServe untuk digunakan di internet. File mempunyai ekstensi .GIF

Gambar 2.5 Contoh Gif Image

Format file gambar yang diterapkan dalam aplikasi ini adalah kedua jenis format file yaitu JPEG dan GIF.

3. Animasi

Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberi dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya terkesan hidup (Djalle, 2007). Jenis-jenis animasi menurut Zaharuddin G. Djalle dalam bukunya yang berjudul “The making of 3D animation movie using 3Dstudio


(32)

1. Animasi 2D (2 Dimensi)

Animasi ini yang paling akrab dengan kesaharian kita. Biasa juga

disebut dengan film kartun. Contohnya adalah Tom and Jerry,

Doraemon.

Gambar 2.6 Contoh Animasi 2D 2. Animasi 3D (3 Dimensi)

Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D. Dengan animasi 3D, karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata, mendekati wujud manusia aslinya. Animasi 3D biasa disebut juga CGI (Computer Generated Imagery). Contohnya adalah upin ipin, Final

Fantasy, Finding Nemo, Toys Story.


(33)

3. Animasi Tanah Liat (Clay Animation)

Teknik animasi ini bukan termasuk teknik baru bahkan boleh dibilang sebagai nenek moyangnya animasi. Karena animasi pertama dalam bentuk Clay Animation. Tokoh-tokoh dalam animasi Clay dibuat dengan plasticine, bahan lentur separti permen karet. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di film. Contoh dari film yang menggunakan teknik ini adalah Chicken Run.

Gambar 2.8 Contoh Animasi Tanah Liat

4. Animasi Jepang (Anime)

Animasi ini adalah animasi yang dibuat oleh Jepang. Anime tidak semua diperuntukkan untuk anak-anak tetapi ada juga yang khusus dewasa. Seperti film animasi Amerika atau Eropa, anime juga terdiri dari beberapa jenis, tapi yang membedakan bukan cara pembuatannya melainkan formatnya, yaitu serial televise, OVA, dan film bioskop. Contoh dari anime adalah Samurai X, Gundam, Naruto, One Piece.


(34)

Gambar 2.9 Contoh Animasi Jepang

4. Audio

Audio adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh adanya pergetaran materi. Suara dalam suatu animasi mempunyai fungsi untuk menciptakan suatu suasana, mempertegas suatu kondisi dan menghidupkan aplikasi multimedia tersebut.

Format file dalam audio:

1. Waveform Audio

Merupakan format file audio yang berbentuk digital, dapat dimanipulasi dengan perangkat lunak PC multimedia. File waveform mempunyai ekstensi .wav

2. MIDI (Musical Instrument Digital Interface)

Merupakan cara paling efisien untuk merekam musik, midi merekam performance information yang diperlukan chip suara pada computer agar musik bisa dimainkan. File midi mempunyai ekstensi .mid


(35)

5. Video

Video merupakan elemen multimedia yang paling kompleks. Video mampu menggambarkan gerakan yang sulit diterangkan dengan kata-kata.

Format file dalam video yaitu:

1. Audio Video Interleave (AVI)

Merupakan format video dan animasi yang digunakan video untuk windows. File avi mempunyai ekstensi .avi

2. FLV (Flash Video)

Flash Video (FLV) adalah bentuk format file yang digunakan untuk mengirimkan data video melalui internet dengan menggunakan

Adobe Flash Player. Didalam Flash Video berisi file SWF (Shock Wave

File)

2.1.4 Multimedia Interaktif

Media presentasi pada umumnya tidak dilengkapi alat untuk mengontrol yang dilakukan oleh user. Presentasi berjalan sekuensial sebagai garis lurus sehingga disebut linear multimedia (multimedia linier). Contoh multimedia jenis ini adalah program TV dan film. Presentasi linier sesuai digunakan bila jumlah audiens lebih dari satu orang. Tetapi bila menggunakan satu komputer untuk satu orang, maka diperlukan kontrol dengan keyboard, mouse, atau alat

input lainnya. Hal ini disebut interaktif, dan multimedia yang dapat menangani interaktif user disebut interactive multimedia (multimedia intraktif) (Sutopo,


(36)

2003). Dalam banyak aplikasi, user dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya.

2.1.5 Manfaat Multimedia

M. Suyanto (2003:22) manfaat multimedia digunakan sebagai alat untuk bersaing dalam perusahaan. Multimedia telah mengubah hakikat membaca menjadi dinamis dengan memberi dimensi baru pada kata-kata. Dengan multimedia dalam penyampaian makna, kata-kata dalam suatu aplikasi bias menjadi pemicu yang dapat digunakan untuk memperluas cakupan teks atau memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia tidak hanya menyediakan lebih banyak teks tetapi juga menghidupkan teks dengan meneyertakan bunyi, gambar, music, animasi dan video.

Lembaga riset dan penerbitan computer, yaitu Computer Technology Research (CTR), menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 30% dari yang dilihat, didengar dan dilakukan sekaligus. Maka multimedia sangatlah efektif menjadi tool yang ampuh untuk pengajaran dan pendidikan serta untuk meraih keunggulan bersaing perusahaan.


(37)

2.2 Sistem Bahan Bakar Injeksi

2.2.1. Pengertian Injeksi

Injeksi1 adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran untuk mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.

Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.

2.2.2. Sejarah injeksi

Lahirnya sistem injeksi bensin diawali sejak Robert Bosch berhasil merancang pompa injeksi untuk mesin diesel putaran tinggi (1922-1927). Pada saat itu pompa injeksi untuk solar sekaligus diujicobakan buat mesin bensin. Pada mulanya bensin langsung disemprotkan ke ruang bakar mirip

1


(38)

seperti mesin diesel. Namun berbagai kesulitan ditemukan ketika suhu mesin masih dingin.

Uji coba selanjutnya, penyemprotan bensin dialihkan ke saluran masuk (intake manifold). Namun permasalahan muncul pada elemen pompa injeksi solar yang membutuhkan pelumasan tersendiri. Padahal sifat bensin tidak dapat melumasi seperti solar. Sehingga pembuatan konstruksi pompa injeksi untuk bensin menjadi lebih rumit dan mahal.

Berbagai percobaan lanjutan terus dilakukan oleh para ahli otomotif untuk merancang sistem injeksi bensin yang berbeda dengan mesin diesel. Dan akhirnya sekitar 1960, sistem injeksi bensin seperti yang dipakai pada mobil-mobil saat ini sudah ditemukan. Bahkan 1967 mobil

VW sudah mengaplikasi sistem injeksi dengan unit pengontrol

elektronika.

`Berlanjut di industri mobil Jepang, Toyota sejak 1971 mulai mengembangkan sistem EFI (electronic fuel injection). Dan 1979, Toyota sudah mengekspor mobil berteknologi EFI seperti Crown dan Cressida. Sejak saat itulah era mobil karburator secara perlahan mulai ditinggalkan.

Sedangkan teknologi injeksi bensin buat motor sebenarnya mulai diujicobakan hampir bersamaan dengan mobil. Awalnya diterapkan pada motor berkapasitas besar alias moge. Ambil contoh Honda Jepang, pertama kali memperkenalkan moge injeksi pada 1982 yaitu Honda


(39)

Selanjutnya teknologi injeksi pada moge dikembangkan untuk motor ber-cc kecil berjuluk PGM-FI (electronic fuel injection system). Khusus pasar Eropa, Honda menciptakan scooter PGM-FI yaitu Pantheon 150 cc dan 125 cc. Menyusul Thailand lahir bebek injeksi pertama kali yaitu Honda Wave 125i (2003). Berikutnya, Juni 2006, India meluncurkan Honda Glamour PGM-FI yaitu motor jenis sport 125 cc yang basis mesinnya sama seperti Honda Wave 125i Thailand.

2.2.3. Bagian-bagian Injeksi

1. Sistem Bahan Bakar

Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan

bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan atau menginjeksikan bahan bakar.

Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.


(40)

Gambar 2.10Fuel Suction Filter

2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.

Gambar 2.11 Konstruksi Fuel Pump Module

3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.

4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar


(41)

akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.

Gambar 2.12Fuel Feed Hose

5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic


(42)

Gambar 2.13 Konstruksi Fuel Injector

Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.


(43)

Gambar 2.14 Penempatan Fuel Injector pada Throttle Body

Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah sebagai berikut:

Gambar 2.15 Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI

2. Sistem Kontrol Elektronik

Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank


(44)

lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link

Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen

Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;

1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang

diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.

2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.


(45)

Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara.

Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass

sensor.

Gambar 2.16 Contoh Posisi Penempatan Sensor Yang Menyatu Dengan Throttle


(46)

3. IAT (Intake air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.

4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasiterakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.

5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.

6. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55

0


(47)

Gambar 2.17Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor

Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.


(48)

Gambar 2.18 Sinyal atau Informasi Bank Angle Sensor ke ECU

Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas.

Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok?

Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau

kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFFkan ketiga komponen

tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.


(49)

Gambar 2.19 Posisi Bank Angle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan Saat Terjatuh

Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 55

0

, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 55

0

sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.


(50)

3. Sistem Induksi Udara

Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.

Gambar 2.20 Konstruksi Throttle Body

2.2.4. Cara Kerja Injeksi

Teknologi injeksi bahan bakar adalah salah satu dimana bahan bakar secara langsung dipasok ke dalam ruang silinder intake manifold. Pada kendaraan bermotor yang sudah menerapkan sistem injeksi, memiliki bagian yang berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pasokan udara dan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran secara efektif dan efisien. Bagian kontrol ini terdapat sensor (berupa elektronik) yang akan mengatur jumlah


(51)

udara dan bahan bakar secara homogen sesuai dengan kebutuhan mesin. Selama sensor bekerja dengan baik, kemungkinan kerusakan sangat kecil. Sistem throttle body pasokan bahan bakar yang terletak di throttle body langsung ke ruang asupan sedangkan sistem titik tunggal akan memasok bahan bakar dari injektor tunggal.

Sensor ini akan membaca putaran mesin dan jumlah udara kemudian akan mengirimkan hasil pembacaannya tersebut kepada ECU (Engine Control Unit). ECU akan menghitung dan mengolah selanjutnya akan menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan ke dalam ruang bakar.

Saat bahan bakar mengalir dari tangki bahan bakar menuju proses

atomisasi,atau proses pengkabutan bahan bakar yang akan disemburkan melalui throttle valve. Proses pengkabutan bahan bakar tersebut terjadi karena bahan bakar mengalami pemampatan dan memperoleh tekanan yang cukup tinggi, sehingga diperoleh hasil berupa asap atau kabut. Bahan bakar berbentuk kabut ini akan dikeluarkan lewat lubang injektor canonical yang posisinya menghadap ke ruang bakar mesin.

Dengan sistem injeksi ini bisa dipastikan bahwa bahan bakar secara efisien bercampur dengan udara dan dipasok ke ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang efisien.


(52)

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Injeksi

1. Kelebihan Sistem Injeksi

1. Emisi gas buang rendah

Terjadinya pembakaran yang sempurna pada ruang bakar, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan relatif lebih sedikit apalagi knalpot dilengkapi catalic converter.

2. Daya lebih besar

Konstruksi injektor tepat pada intake manifold sehingga pencampuran bahan bakar lebih homogen

3. Lebih hemat bahan bakar

Air-fuel ratio sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran pada mesin. Standar AFR pada motor adalah 14,7:1 yang artinya 14,7 udara dan 1 bensin. AFR dapat berubah-ubah, misalnya pada saat kondisi mesin dingin AFR 5:1, pada saat idle AFR 11:1, akselerasi 8:1, dan pada saat pemakaian ekonomis 40-60 km/jam AFR 16-18:1. Sehingga konsumsi bahan bakar pada motor injeksi lebih irit dibandingkan karburator.

4. Tidak memerlukan Cok (Choke)

Injeksi bahan bakar dilengkapi sensor temperatur yang akan melaporkan suhu mesin ke engine control module (ECM) yang akan


(53)

memerintahkan injektor untuk memperkaya campuran bensin pada suhu mesin dingin.

5. Perawatan yang lebih praktis

Teknologi injeksi bahan bakar berkonsep bebas perawatan. Pada saat servis, pembersihan dilakukan hanya pada bagian penyaring udara, busi, dan pengaturan klep.

2. Kekurangan Sistem Injeksi

1. Akselerasi kurang responsif

Terjadinya proses yang panjang dari sensor pengatur jumlah udara dan laporan dari sensor-sensor lainnya, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berakselerasi.

2. Kurangnya tenaga ahli

Injeksi bahan bakar termasuk teknologi baru, tidak semua bengkel umum mampu memperbaiki di saat terjadi permasalahan pada kendaraan.

3. Sensitif terhadapa benturan atau guncangan

Semua perangkat terutama engine control module menggunakan

elektronik, sehingga rentan mati apabila mengalami guncangan atau benturan keras. Pada saat terjadi hal tersebut, kendaraan berpeluang


(54)

tidak bisa dihidupkan kembali, karena mengalami kerusakan pada

engine control module. Biaya perbaikan membutuhkan biaya yang relatif masih mahal.

4. Sensitif bahan bakar

Ujung injektor berukuran mikro, sehingga sistem injeksi bahan bakar mudah terjadi penyumbatan karena bahan bakar yang kotor. Hal ini akan mempengaruhi kinerja kendaraan sehingga bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar sedikit,

5. Sensitif kelistrikan

Kondisi kendaraan dilaporkan oleh sensor, dan sensor terhubung menggunakan kabel berkonektor. Konektor sering menjadi penyebab

pelaporan sensor ke engine control module menjadi kacau.

Pengiriman laporan sensor ke engine control module menggunakan sistem pengaman. Apabila konektor kabel terjadi korosi, hal ini akan meningkatkan sistem pengamanan sehingga laporan dari sensor mengakibatkan engine control module berfungsi


(55)

2.3 Injeksi Pada Honda

2.3.1 Honda Beat-FI

Honda Beat-FI merupakan sepeda motor otomatis hasil produksi dari Astra Honda Motor (AHM) yang telah mengaplikasikan sistem injeksi PGM-FI.


(56)

Tabel 2.1 Spesifikasi Honda Beat-FI

Spesifikasi Honda Beat-FI

Panjang X lebar X tinggi 1.863 X 675 X 1.072 mm

Jarak sumbu roda 1.256 mm

Jarak terendah ke tanah 140 mm

Berat kosong 93 Kg

Tipe rangka Tulang punggung

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Lengan ayun suspensi tunggal

Ukuran ban depan 80/90-14 M/C 40P

Ukuran ban belakang 90/90-14 M/C 46P

Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal

Rem belakang Teromol

Kapsitas tangki bahan bakar 3,7 liter

Tipe mesin 4 langkah, OHC

Diameter X langkah 50 X 55 mm

Volume mesin 108 cc

Perbandingan Kompresi 9,2 : 1

Daya maksimum 6.27 kW (8,52 PS) / 8.000 rpm

Torsi maksimum 8.68 Nm (0,89 kgf.m) / 6.500 rpm

Kapasitas oli mesin 0.8 liter / periodik

Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering

Gigi transmisi Otomatis, V-matic

Starter Pedal dan elektrik


(57)

Busi NGK CPR9EA-9 ; DENSO U27EPR9

2.3.2 Sistem Injeksi Honda Beat-FI

Pada Honda Beat-FI, Honda menggunakan teknologi PGM-FI

(Programmed Fuel Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram.

Gambar 2.22 Skema Cara Kerja PGM-FI

Teknologi PGM-Fi adalah teknologi yang ramah lingkungan, karena mampu menekan dan mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Hal ini menyesuaikan dengan standar


(58)

pemerintah Indonesia yang mulai menerapkan pada kendaraan bermotor roda 2 sesuai Standar Euro 3. PGM-Fi sendiri singkatan dari Programmable Fuel Injection yang bekerja secara elektronik sebagai sistem suplai bahan bakar yang artinya sistem terprogram untuk memasok BBM dan oksigen sesuai kebutuhan mesin dengan perhitungan yang tepat dan akurat sehingga mampu menghasilkan tenaga yang responsif dan irit bahan bakar juga ramah lingkungan.

Honda sendiri mempunyai target bahwa seluruh motor keluaran terbarunya baik kategori sport, matic dan bebek akan di benamkan teknologi PGM-FI atau sistem injection ini. Hingga saat ini Honda telah mengeluarjan bebrapa produk yang sudah menggunakan sistem PGM-Fi d antaranya : di ketegori motor sport ada Honda CBR 250R, CBR 150R, di kategor matic ada PCX, vario,Honda Spacy Helm In PGM-FI dan Beat, sementara di kategori bebek ada Revo AT, Honda Supra X 125 PGM-FI, dan Honda Supra X 125 Helm In PGM-FI.


(59)

7 Keunggulan Teknol

1. Jelas sangat iri 2. Tenaga lebih opt

3. Ramah lingkun

4. Mesin mudah di

5. Perwatan jadi l

6. Masih bersaha

7. Akselerasi jadi

Gambar 2.23 Cara kerja PGM-FI knologi PGM-Fi

irit bahan bakar lebih dari 30% h optimal

kungan karena emisi gas buang yang rendah udah di hidupkan

di lebih mudah dan cepat

habat dengan bahan bakar premium di Indonesi adi lebih responsif


(60)

2.4 Injekasi Pada Y

2.4.1 Yamah

Sepeda

Februari 2012 Motor Indonesia

Spesifikasi Yamaha M

Panjang X lebar X tingg Jarak sumbu roda Jarak terendah ke tana Berat isi

Tipe rangka

Tipe suspensi depan Tipe suspensi belakan

ada Yamaha

aha Mio J

peda motor otomatis yang mulai di pasasrka 2012 ini merupakan sepeda motor hasil produks

sia (YMI).

Gambar 2.24 Yamaha Mio J

Tabel 2.2 Spesifikasi Yamaha Mio J

a Mio J

tinggi 1.850 X 700 X 1.050 mm

1.260 mm

anah 130 mm

Chast Wheel 93 Kg / Spoke 92 K Pipa baja tulang bawah

Teleskopik

kang Unit tunggal, suspensi tunggal

srkan pada bulan oduksi dari Yamaha


(61)

Ukuran ban depan 70/90-14M/C 34P

Ukuran ban belakang 80/90-14M/C 40P

Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal

Rem belakang Teromol

Kapsitas tangki bahan bakar -

Tipe mesin 4 langkah, OHC

Diameter X langkah 50,0 X 57,9 mm

Volume mesin 113,7 cc

Perbandingan Kompresi 9,3 : 1

Daya maksimum 5,7 kW / 5.000 rpm

Torsi maksimum 8,5 Nm / 5.000 rpm

Kapasitas oli mesin 0,85 Liter / Penggantian Berkala : 0,74 Liter

Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering

Gigi transmisi Otomatis, V-belt

Starter Pedal dan elektrik

Aki YTZ4V-MF (MF Battery) / GTZ4V-MF (MF

Battery)

Busi NGK R6HSA

2.4.2 Sistem Injeksi Mio J

Pada sistem bahan bakar Mioj yamaha menggunakan teknologi Yamaha Mixture JET-Fuel Injection (YMJET-FI), yang telah dikembangkan di Taiwan pada tahun 2009 ini telah diklaim mampu menghemat bahan bakar hingga 30% dibandingkan dengan teknologi mesin karburator.


(62)

Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha menampilkan efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan mencapai karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan bakarnya, serta ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve mekanis, satu didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran udara tambahan. Pada injektornya dilengkapi dengan perangkat M-JET, secara langsung dipasang ke cylinder head dan dilengkapi dengan saluran by pass udara tambahan (air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin sedang beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang bakar timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor menjad partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder, Sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan bakar (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5).


(63)

Gambar 2.25 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5) Aliran udara masuk pada sistem YMJET-FI dalam berbagai posisi bukaan throttle dapat dibagi menjadi tiga sistem aliran udara yaitu :

1. Saat putaran langsam

Pada saat mesin dalam kondisi putaran langsam throttle valve 1 dan

throttle valve 2 dalam kondisi tertutup, sehingga udara masuk melalui saluran air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 dan dibelakang throttle valve 2, namun udara hanya bisa lewat melalui lubang air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 karna

throttle valve masih dalam kondisi tertutup. Udara yang masuk melalui air assist passageakan dikontrol oleh idle speed control dengan cara membuka plunger penutup laju udara didalam pipa air


(64)

Gambar 2.26 Aliran Udara Pada Putaran Langsam 2. Saat putaran rendah

Pada saat mesin dalam kondisi putaran rendah throttle valve 1 sudah dalam kondisi sedikit terbuka namun throttle valve 2 masih dalam kondisi tertutup. Hal itu disebabkan karna penghubung gerakan dari

throttle valve 1 menuju throttle valve 2 diberi jarak suaian atau

spelling pada throttle valve 2, sehingga pada saat handle gas mulai ditarik akan menggerakan dan membuka throttle valve 1 dan throttle

valve 2 masih dalam kondisi diam atau tertutup, maka udara akan masuk melaluli kedua saluran air assist passage yang terletak didepan

throttle valve 1 dan throttle valve 2


(65)

3. Saat putaran menengah / tinggi

Pada saat mesin dalam kondisi putaran menengah menuju putaran tinggi throttle valve 1 dan throttle valve 2 dalam kondisi sedikit membuka sampai kondisi membuka penuh tergantung dari seberapa banyak handle gas ditarik. Pada kondisi ini udara dapat masuk melalui

main air passage yang akan dicampur dengan bahan bakar untuk proses pembakaran dengan jumlah yang disesuaikan oleh sudut bukaan throttle valve.

Gambar 2.28 Aliran Udara Pada Putaran Tinggi

2.5 Injeksi Pada Suzuki

2.5.1 Suzuki Nex-FI

Suzuki Nex- FI merupakan hasil pengembangan dari Suzuki Nex dengan sistem bahan bakar konvensional atau karburator. Suzuki Nex-FI telah menggunakan teknologi injeksi yang diberi nama Suzuki Performance Fuel Injection (Super FI).


(66)

Gambar 2.29 Suzuki Nex-FI

Tabel 2.3 Spesifikasi Suzuki Nex-FI

Spesifikasi Suzuki Nex-FI

Panjang X lebar X tinggi 1.850 X 665 X 1.035 mm

Jarak sumbu roda 1.235mm

Jarak terendah ke tanah 135 mm

Berat kosong 87 Kg

Tipe rangka -

Tipe suspensi depan Teleskopik

Tipe suspensi belakang Unit tunggal, suspensi tunggal

Ukuran ban depan 70/90 – 14 M/C 34 P

Ukuran ban belakang 80/90 – 14 M/C 46 P

Rem depan Cakram hidrolik piston tunggal

Rem belakang Teromol

Kapsitas tangki bahan bakar 3.5 liter


(67)

Diameter X langkah 51,0 X 55,2 mm

Volume mesin 113 cc

Perbandingan Kompresi 9,4 : 1

Daya maksimum 9,4 kW / 8.800 rpm

Torsi maksimum 8,7 Nm / 6.500 rpm

Kapasitas oli mesin -

Tipe kopling Otomatis, sentrifugal, kering

Gigi transmisi Otomatis, V-belt

Starter Pedal dan elektrik

Aki 12V (3,0 Ah) / 10 HR

Busi -

2.5.2 Sistem Injeksi Nex-FI

Pada suzuki Nex-FI, Suzuki telah memperkuat sejumlah sensor

yang mampu meningkatkan efisiensi bahan bakar. Sensor-sensor tersebut diantaranya Tip-Over Sensor (TOS), Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Pressure Sensor (IAPS), Intake Air Temperature Sensor (IATS), Crankshaft Position Sensor (CKPS), Engine Temperature Sensor (ETS) dan Oxygen Sensor (O2S).

Kelebihan Suzuki nex Super FI terdapat pada Tip Over Sensor. Sensor ini memiliki fungsi mematikan sistem FI jika motor miring lebih dari 65 derajat. Hal ini untuk menunjang keamanan berkendara. Kemudian Idle Speed Control (ISC) yang mampu meningkatkan performa penyalaan mesin menjadi lebih baik meskipun mesin dalam kondisi dingin.


(68)

Sementara sensor O2 untuk mendeteksi kadar oksigen di emisi gas buang agar lebih ramah lingkungan.

Gambar 2.30 Tip Over Sensor pada Suzuki Nex-FI

Gambar 2.31 Posisi Fuel Pump Berada di Tangki Bahan Bakar dan O2 Sensor Terletak di Leher Knalpot


(69)

Gambar 2.32 Throttle Bodydari Mikuni dan Injector dengan 4 lubang

2.6 Computer Software (Aplikasi Komputer)

Menurut Pressman (2001 : 3), sebuah definisi formal dari aplikasi adalah instruksi-instruksi yang dieksekusi untuk menyediakan fungsi-fungsi tertentu. Lebih jauh dijelaskan bahwa aplikasi / perangkat lunak komputer merupakan sebuah produk yang dikembangkan oleh pengembang perangkat lunak (software

engineer) yang mencakup program yang dapat dieksekusi oleh komputer dengan berbagai ukuran dan arsitekturnya.

Aplikasi/perangkat lunak komputer sangat penting karena memiliki pengaruh yang cukup dekat akan berbagai aspek dalam kehidupan dan telah menyerap ke dalam budaya dan aktivitas keseharian manusia. Aplikasi harus dirancang agar dapat digunakan pada berbagai keperluan.


(1)

android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout

android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView

android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Dealer" android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"

android:text="CITRA ASRI BUANA – CIPUTAT\nJln. RE Martadinata No. 59, Cipayung Ciputat Tangerang\ntel (021) 74709090\nfax (021) 74709809 (021)7490202\n\nDWI PERKASA MOBILTAMA – PAMULANG\nJln. Raya Siliwangi No. 6, Pondok Benda Pamulang\ntel (021) 74645252\nfax (021) 74645554\n\nINDOMOBIL MULTI TRADA – BINTARO\nJln. MH.Thamrin Kav. CBD Blok A1 No.1 Sektor VII, Bintaro Jaya\ntel (021) 7455901\nfax (021) 7455902"

android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout>

</LinearLayout> </ScrollView>

Activity_suzuki.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <LinearLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout

android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView

android:src="@drawable/logo_suzuki" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" /> <Button

android:id="@+id/btnMenu1"

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="NEX-FI"


(2)

<Button

android:id="@+id/btnMenu2"

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Perawatan"

android:textSize="20px"/> <Button

android:id="@+id/btnMenu3"

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="wrap_content" android:text="Dealer"

android:textSize="20px"/> </LinearLayout>

</LinearLayout>

Activity_nexfi_spesifikasi.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout

android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView

android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" />

<ImageView

android:src="@drawable/motor_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" />

<TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"

android:text="Panjang X lebar X tinggi :\n1.850 X 665 X 1.035 mm\nJarak sumbu roda :\n1.235mm\nJarak terendah ke tanah :\n135 mm\nBerat kosong :\n87 Kg\nTipe suspensi depan :\nTeleskopik\nTipe suspensi belakang :\nUnit tunggal, suspensi tunggal\nUkuran ban depan :\n70/90 – 14 M/C 34 P\nUkuran ban belakang :\n80/90 – 14 M/C 46 P\nRem depan :\nCakram hidrolik piston tunggal\nRem belakang :\nTeromol\nKapsitas tangki bahan bakar :\n3.5 liter\nTipe mesin :\n4 langkah, OHC\nDiameter X langkah :\n51,0 X 55,2 mm\nVolume mesin :\n113 cc\nPerbandingan Kompresi :\n9,4 : 1\nDaya maksimum :\n9,4 kW / 8.800 rpm\nTorsi maksimum :\n8,7 Nm / 6.500 rpm\nTipe kopling :\nOtomatis, sentrifugal, kering\nGigi transmisi :\nOtomatis, V-belt\nStarter :\nPedal dan elektrik\nAki :\n12V (3,0 Ah) / 10 HR"

android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout>

</LinearLayout> </ScrollView>

Activity_nexfi_perawatan.xml


(3)

<ScrollView

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent"> \<LinearLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout

android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView

android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="\n\n1. REM DEPAN

\n\nPeriksa tinggi permukaan minyak rem dengan posisi tegak. Permukaan minyak rem harus berada di atas tanda batas LOWER. Jika permukaan berada pada atau di bawah tanda batas LOWER, periksalah kanvas rem terhadap keausan. Kanvas rem yang aus harus diganti. Jika tidak aus, periksalah sistem rem Anda tehadap kebocoran.\nMinyak rem yang dianjurkan adalah minyak rem Honda DOT 3 atau DOT4 dari kemasan yang masih bersegel, atau yang setara.\nPemeriksaan lainnya dalah pastikan tidak ada cairan yang bocor. Periksa selang dan dan sambungan terhadap adanya kondisi pemburukan atau keretakan.

\n\n2. REM BELAKANG\n\nSetel jarak main bebas handel rem depan denganposisi ban depan lurus. \nPenyetelan rem :

\na. Posisikan skuter pada standar tengah.

\nb. Ukur jarak pergerakan handel rem belakang sebelum rem terasa menahan. Jarak main bebas pada ujung handel rem harus :10 - 20 mm

\nc. Jika diperlukan penyetelan, putar mur penyetelan rem belakang. penyetelan dengan cara memutar mur penyetelan rem belakang setengah putaran setiap kalinya. Pastikan potongan pada mur penyetel duduk pada pen lengan rem setelah melakukan penyetelan akhir jark main bebas.

\nd. Lakukan pengeremen beberapa kali dan periksa apakah roda dapat berputar bebas setelah handel rem dilepaskan.

\nApabila dengan metode ini penyetelan tidak berhasil, kunjungilah bengkel resmi Suzuki. \nSetelah penyetelan, tekan lengan rem untuk memastikan bahwa ada celah antara penyetel rem belakang dan pen lengan rem.

\nsetelah penyetelan, periksa kembali jarak main bebas handel rem.

\nPeriksa juga kabel rem terhadap kekauan atau tanda-tanda keausan yang menyebabkan kemacetan atau gangguan. Lumasi kabel rem dengan pelumas kabel yang tersedia di pasaran untuk mencegah keausan diniatau karat.

\npastikan lengan rem, pegas dan pengikat-pengikat dalam kondisi baik. \n\n3. BAHAN BAKAR

\n\nTangki bahan bakar terletak di bawah jok, Buka jok lepaskan penutup pengisian bahan bakar dengan memutarnya berlawan arah jarum jam.

\nJangan mengisi tangki berlebihan, tidak boleh ada bahan bakar pada leher pengisian. \nSetelah pengisian bahan bakar, pastikan untuk mengencangkan tutup pengisian bahan bakar erat-erat dengan memutarnya searah jarum jam. Pastikan bahwa tanda panah pada tutup pengisian dan tutup tangki bahan bakar bertepatan. \nBensin sanagat mudah terbakar dan dapat meledak. Anda dapat terbakar atau terluka parah saat menangani bensin.

\nYang sangat perlu diperhatikan adalah matikan mesin dan jauhkan dari panas, percikan bunga api dan api. Selalu isi bahan bakar ditempat terbuka dan lap segera bensin yang tertumpah.

\nGunakan bensin tanapa timbal dengan angka oktan RON ( Research Octan Number) 88 atau lebih tinggi. Penggunaan bensin bertimbal akan menyebabkan kerusakan prematur pada catalytic converter

\nDan apabila terjadi Knocking atau suara letupan pada knalpot pada kecepatan mesin stabildan dengan beban normal, gantilah bensin yang ada dengan yang baru. Jika masih terjadi Knocking konsultasikan ke bengkel resmi Suzuki Anda. Apabila hal ini di abaikan maka dianggap sebagai kesalahan pemakai, dan kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan pemakai tidak di tanggung oleh Suzuki.

\n\n4. OLI MESIN

\n\nPeriksa tinggi permukaan oli mesin setiap hari sebelum mengendarai skuter.

\nTinggi permukaan harus dijaga diantara tanda batas teratas dan terendah pada tangkai pengukur. \na. Hidupkan mesin dan biarkan berputar stasioner selama 3 -5 menit.

\nb. Matikan mesin dan posisikan skuter pada standar tengah di atas permukaan datar.

\nc. Setelah 2 - 3 menit, lepaskan tutup pengisian oli/tangkai pengukur, lap bersih, dan masukan tutup pengisian oli/tangakai pengukur tanpa menyekrupnya ke dalam. lepaskan tutup pengisian oli/tangakai pengukur. Tinggi permukaan oli harus berada anatar tanda batas teratas dan terendah pada tutup pengisian oli/tangkai pengukur.

\nd. Bila perlu, tambahkan oli sesuai spesifikasi sampai tanda batas teratas. jangan mengisi sampai berlbihan.


(4)

\ne. Pasang kembali tutup pengisian oli/tangkai pengukur. Periksa Terhadap kebocoran oli. \n\nPenggantian Oli Mesin

\nKualitas oli mesin adalah faktor utama yang mempengaruhi umur pemakaian mesin. Gantilah oli mesin sesuai dengan ketentuan pada jadwal perawatan berkala.

\nJika skuter Anda dijalankan dalam kondisi sangat berdebu, penggantian oli harus dilakukan dengan lebih sering dari pada yang ditentukan pada jadwal perawatan berkala.

\nBuanglah oli mesin bekas dengan cara yang tidak merusak lingkungan. Kami menyarankan bahwa Anda membawanya dalam kaleng tertutup ketempat penampungan oli bekas atau Bengel Resmi Suzuki Anda untuk dikumpulkan dan diolah kembali. Jangan membuangnya ditempat sampah atau menuangkannya di tanah atau ke dalam selokan.

Oli mesin bekas dapat menyebabkan kanker kulit jika berulangkali mengenai kulit untuk waktu yang lama. Walaupun besar kemungkinan ini tidak terjadi kecuali jika Anda setiap hari menangani oli bekas, tetap dianjurkan untuk mencuci tangan Anda secara menyeluruh dengan air dan sabun sesegera mungkin setelah menangani oli bekas.

\nPenggantian oli memerlukan torque wrench (kunci dengan pengukur torsi pengencangan). Jika Anda tidak memilikinya dan tidak mempunyai keterampilan yang diperlukan, kami menganjurkan Anda untuk menyerahkan pekerjaan ini kepada bengek resmi suzuki

\nGantilah oli mesin dengan mesin pada suhu operasi normal dan dengan skuter ditopang pada standar tengah untuk memastikan pengeluaran oli yang cepat dan menyeluruh.

\n\n5. BAN

\n\nUntuk Mengeropasikan skuter, ban harus tepat jenis dan ukurannya, dalam kmondisi baik dengan telapak ban yang cukup tebal, dan dengan tekanan udara yang tepat.

\nPenggunaan ban yang aus berlebihan atau dengan tekanan udara yang tidak sesuai dapat menyebabkan kecelakaan dimana anda dapat terluka parah atau meninggal.

\n\nTekanan Udara ban

\nBan dengan tekanan udara yang tepat memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, umur telapak ban, dan kenyamanan berkendara. Pada umumnya, ban yang kurang tekananudaranya akan aus secara tidak merata, memperburuk pengendalian, dan lebih besar kemungkinan mengalami kerusakan panas berlebihan. Ban yang kurang tekanan udaranya pada saat berjalan dipermukaan berbatu, dapat juga mengakibatkan kerusakan roda. Ban dengan tekanan udara berlebihan membuat pengemudian skuter Anda lebih keras, dan lebih mudah rusak akibat dari gangguan permukaan jalan, serta akan aus dengan tidak merata.

\n\nPastikan Bahwa tutp pentil ban terpasang dengan erat. Bila perlu, pasang tutup pentil ban yang baru.

\nSelalu periksa tekanan udara ban sewaktu ban dalam keadaan dingin - ketika skuter telah di parkir sekurangnya tiga jam. jika anda memeriksa tekanan udara sewaktu ban dalam keadaan panas - ketika skuter baru dikendarai beberapa kilometer saja - tekanan akan lebih tinggi dibandingdaripada ban dalam keadaaan dingin. Ini normal, jadi jangan kurangi udara daru ban, agar tetap sesuai dengan rekomendasi tekanan udara ban yang diberikan di bawah ini. Jika Anda melakukan ini, ban akan kekurangan tekanan udara.

\n\nTekanan ban udara ban dalam keadaaan dingin yang direkomendasi adalah : \nPengemudi saja :

\nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \nPengemudi dan seorang penumpang \nDepan : 200 (2.00, 29) kPa (kgf/cm2, psi) \nBelakang : 225 (2.25, 33) kPa (kgf/cm2, psi) \n\nPemeriksaaan

\nSewaktu Anda memeriksa tekanan udara ban, Anda juga harus memeriksa telapak ban dan dinding samping ban terhadap keausan, kerusakan, dan benda-benda asing :

\nCarilah :

\na. Benjolan atau tonjolan pada bagian samping ban atau pada telapak ban. Ganti ban jika anda temukan benjolan atau tonjolan.

\nb. Sayatan, robekan atau retak-retak pada ban. Ganti ban jika lapisan tenun atau kawat terlihat. \nc. Keausan berlebih pada telapak ban.

\n\nJuga, jika Anda mengahantam lubang jalan atau benda keras, hentikan skuter sesegera mungkin di pinggir jalan dan periksa ban dengan seksama terhadap kerusakan.

\n\nKeausan Telapak Ban

\nSegera ganti ban apabila indikator keausan tampak pada ban. \n\nPerbaikan dan penggantian ban dalam

\nJika ban dalam tertusuk atau rusak, Anda harus menggantinya secepat mungkin. Ban dalam yang diperbaiki mungkin tidak sama keandalannya dengan ban dalam baru, dan mungkin akan bermasalah ketika Anda berkendara.

\n\nJika Anda perlu membuat perbaikan sementara dengan menambal ban dalam, berhati-hatilah saat berkendara dengan mengurangi kecepatan dan ganti ban dalam sebelum Anda berkendara kembali. Setiap saat ban dalam diganti, ban harus diperiksa dengan teliti seperti dijelaskan sebelumnya.

\n\nPenggantian Ban

\nBan skuter Anda telah dirancang untuk mengimbangi kemampuan unjuk kerja skuter dan memberikan kombinasi terbaik dari pengendalian, pengereman, daya tahan dan kenyamanan.

\n\nPemasangan ban yang tidak sesusai pada skuter Anda dapat mempengaruhi pengendalian dan stabilitas. Ini dapat menyebabkan kecelakaan dimana Anda dapat terluka parah atau meninggal.

\nGunakan selau jenis ban dan ukuran yang dianjurkan. \n\nBan yang direkomendasikan untuk skuter Anda adalah : \nDepan : 70/90-14M/C 34P

\nBelakang : 80/90-14M/C 46P \nJenis : bias-ply, tube

\n\nSetiap kali Anda mengganti ban, pakailah ukuran yang sama dengan yang asli terpasang pada skuter dan pastikan bahwa roda dibalans setelah ban baru dipasang.

\nJuga ingat untuk mengganti ban dalam setiap kali Anda mengganti ban luar. Ban dalam yang lama barangkali telah longgar dan jika dipasang di dalam ban luar baru, kemungkinan tidak berfungsi dengan baik.

\n\n6. CARA KERJA GAS TANGAN

\n\nPeriksa terhadap kehalusan perputaran gas tangan dari posisi terbuka penuh sampai posisi tertutup penuh pada kedua posisi membelok penuh ke kanan dan ke kiri dari kemudi.


(5)

\n\na. Periksa garpu depan dengan mengunci rem depan dan memompa garpu naik turun dengan kuat. Pergerakan suspensi harus lancar dan tidak boleh ada kebocoran oli.

\nb. Selongsong penggantung mesin - dapat diperiksa dengan menekan kuat terhadap bagian samping roda belakang sementara skuter pada stndar tengah dan memeriksa terhadap kelonggran selongsong penggantung mesin.

\nc. Dengan seksama periksalah semua pengencangan suspensi depan dan belakang terhadap kekencangan pemasangan.

\n\n8. STANDAR SAMPING dan Tengah

\n\nLakukan perawatan berikut sesuai dengan jadwal perawatan berkala. \nPemeriksaan fungsi :

\nPeriksa pegas standar samping terhadap kerusakan atau hilangnya tegangan dan standar samping terhadap kebebasan pergerakan.

\nBerikan pelumas kepada logam yang saling bergesekan. \n\n9. MEMBERSIHKAN SKUTER

\n\nBersihkan skuter Anda secara teratur untuk melindungi permukaan cat dan plastik, dan memeriksa terhadap kerusakan, keausan, dan kebocoran oli, cairan pendingin atau minyak rem.

\nJangan memakai produk pembersih yang tidak dirancang khusus untuk permukaan badan skuter atau mobil.

\nproduk-produk ini mungkin mengandung deterjen atau pelarut kimia yang keras yang dapat merusak logam, cat dan plastik pada skuter anda.

\nJika skuter masih panas karena baru saja dipakai, tunggulah sampai mesin dan sistem pembuangan gas telah menurun suhunya.

\nDianjurkan untuk tidak memakai penyemprot air bertekanan tinggi. \n\nMencuci Skuter

\na. Bilaslah skuter secara menyeluruh dengan air dingin untuk melepaskan kotoran. \nb. Bersihkan skuter dengan spons atau kain lunak dengan menggunakan air dingin \nJangan mengarhkan air ke lubang knalpot dan komponen kelistrikan skuter

\nc. Bersihkan parts plastik dan lensa lampu depan dengan memakai kain atau spons yang dilembabkan dengan larutan dari deterjen lunak dan air. Gosoklah daerah yang kotor dengan lembutdengan membilasnya berulang kali dengan air bersih.

\nPerhatikan untuk selalu membersihkan skuter dari minyak rem atau pelarut bahan kimia. Karena pelarut bahan kimia dan minyak rem tersebut akan merusak permukaan plastik dan permukaan yang dicat.

\nBagian dalam lensa lampu depan mungkin akan berembun segera setelah mencuci skuter. Kondensasi kelembaban di dalam lensa lampu depan akan berangsur hilang apabila lampu besar dihidupkan pada sinar lampu jauh. Hidupkan mesin sebelum menyalakan lampu besar.

\nd. Setelah membersihkannya, bilaslah skuter secara menyeluruh dengan banyak air bersih. Sisa deterjen keras yang teringgal dapat mengakibatkan karat pada parts dari logam campuran.

\ne. Keringkan skuter, Hidupkan mesin dan biarkan menyala selama beberapa menit.

\nf. Ujilah rem sebelum mengendarai skuter. Beberapakali pengereman mungkin diperlukan untuk mengembalikan daya pengereman normal.

\nEfisiensi pengereman mungkin akan berkuarang untuk sementara segera setelah skuter dicuci. \nPerkirakan bahwa jarak pengereman akan menjadi lebih panjang sehingga Anda dapat terhindar dari kecelakaan."

android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout>

</LinearLayout> </ScrollView>

Activity_nexfi_dealer.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout

android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <ImageView

android:src="@drawable/logo_nex_fi" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView


(6)

android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="Dealer" android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> <TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"

android:text="CITRA ASRI BUANA – CIPUTAT\nJln. RE Martadinata No. 59, Cipayung Ciputat Tangerang\ntel (021) 74709090\nfax (021) 74709809 (021)7490202\n\nDWI PERKASA MOBILTAMA – PAMULANG\nJln. Raya Siliwangi No. 6, Pondok Benda Pamulang\ntel (021) 74645252\nfax (021) 74645554\n\nINDOMOBIL MULTI TRADA – BINTARO\nJln. MH.Thamrin Kav. CBD Blok A1 No.1 Sektor VII, Bintaro Jaya\ntel (021) 7455901\nfax (021) 7455902"

android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout>

</LinearLayout> </ScrollView>

Activity.profil.xml

<?xml version="1.0" encoding="UTF-8"?> <ScrollView

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent"> <LinearLayout

xmlns:android="http://schemas.android.com/apk/res/android" android:layout_width="fill_parent"

android:layout_height="fill_parent" android:background="#009900"> <LinearLayout

android:gravity="center_vertical" android:orientation="vertical" android:layout_width="fill_parent" android:layout_height="fill_parent" android:layout_marginTop="25px" android:layout_marginBottom="25px" android:background="#ffffff"> <TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000" android:text="PROFIL" android:textSize="36px"

android:layout_marginBottom="25px"/> <ImageView

android:src="@drawable/muh_arif" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="225px"

android:layout_gravity="center_horizontal" /> <TextView

android:layout_gravity="center_horizontal" android:layout_width="wrap_content" android:layout_height="wrap_content" android:textColor="#000000"

android:text="Nama :\nMuhammad Arif\nTempat Tanggal Lahir :\nTangerang 13 Juni 1989\nAlamat :\nJl. Arimbi 2 Pondok Benda Pamulang\nTelepon :\n08568728827\nEmail :\nraysrif@gmail.com\n\nRiwayat Pendidikan :\nSD Negeri IV Pondok Benda\nMTs Negeri Pamulang\nSMA Dua Mei Ciputat\nUIN 2007 Teknik Informatika"

android:textSize="14px"

android:layout_marginBottom="25px"/> </LinearLayout>

</LinearLayout> </ScrollView>