15. Staf Pembelian
Bagian pembelian bertugas sebagai berikut: -
Mencari dan menentukan pemasok bahan baku sesuai dengan kebutuhan perusahaan dengan harga yang paling rendah.
- Membuat surat order pembelian sesuai dengan permintaan staf gudang.
16. Staf Penerimaan
Bagian penerimaan bertugas sebagai berikut: -
Menerima dan memeriksa jenis dan jumlah bahan baku yang dibeli dari pemasok.
- Membuat laporan penerimaan bahan baku.
4.2. Hasil Penelitian
Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan semua aktiva lancar, dan diukur dalam
satuan persen. Besarnya rasio lancar dihitung dengan cara membagikan jumlah aktiva lancar terhadap jumlah kewajiban lancar dan dikali dengan seratus persen.
Dari laporan keuangannya diketahui bahwa jenis aktiva lancar pada PT. Hilon Sumatera Medan adalah kas dan bank, piutang, persediaan dan biaya
dibayar dimuka. Sedangkan jenis kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, panjar dari langganan dan pajak. Jumlah aktiva
Universitas Sumatera Utara
lancar dan kewajiban lancar serta rasio lancar perusahaan selama 10 tahun 2001 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 PT. Hilon Sumatera
Medan
Aktiva Lancar, Kewajiban Lancar, dan Rasio Lancar
Tahun Aktiva Lancar
Rp Kewajiban Lancar
Rp Rasio Lancar
2001 5.697.680.599
1.843.505.735 309,07
2002 6.152.439.756
1.891.416.300 325,28
2003 5.798.199.124
1.487.953.680 389,68
2004 6.695.540.996
1.864.436.000 359,12
2005 6.214.530.077
2.116.631.584 293,60
2006 6.644.678.298
2.444.999.004 271,77
2007 6.751.263.694
1.999.001.300 337,73
2008 6.735.260.979
2.038.932.764 330,33
2009 7.047.538.047
2.610.313.109 269,99
2010 6.989.710.490
3.040.463.932 229,89
Rata-rata 6.472.684.206
2.133.765.341 311,65
Sumber: PT. Hilon Sumatera
Medan
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata aktiva lancar perusahaan adalah Rp. 6.472.684.206 per tahun, sedangkan rata-rata kewajiban lancar adalah
Universitas Sumatera Utara
Rp. 2.133.765.341 per tahun. Selanjutnya, rata-rata rasio lancar perusahaan cukup besar, yaitu 311,65 , yang berarti bahwa setiap seratus rupiah kewajiban lancar
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 311,65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki jaminan yang cukup besar untuk
membayar semua kewajiban lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio lancar yang cukup besar tersebut juga mengartikan bahwa aktivitas operasional
perusahaan lebih dominan dibiayai oleh modal sendiri dibanding modal utang jangka pendek. Kecil kemungkinan perusahaan menghadapi masalah likuditas
jangka pendek.
Return On Asset ROA Perusahaan
Return on asset ROA merupakan rasio kemampulabaan, yang diukur dalam satuan persen. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba atas semua aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROA berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba semakin tinggi.
ROA dihitung dengan cara membagi laba bersih terhadap total aktiva dan dikali dengan seratus persen. Besarnya laba bersih, total asset dan ROA pada PT.
Hilon Sumatera Medan selama 10 tahun 2001 – 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 PT. Hilon Sumatera
Medan
Laba Bersih, Total Asset dan Return on Asset
Tahun Laba Bersih
Rp Total Asset
Rp Return on Asset
2001 1.521.564.250
20.964.678.522 7,26
2002 1.326.520.140
20.639.109.227 6,43
2003 1.725.362.500
19.761.009.107 8,73
2004 1.250.265.150
21.987.756.577 5,69
2005 950.256.260
22.790.208.421 4,17
2006 652.452.320
22.371.028.161 2,92
2007 1.603.254.620
21.628.285.077 7,41
2008 1.458.636.520
20.726.853.061 7,04
2009 578.699.230
22.976.932.636 2,52
2010 485.215.020
23.592.298.479 2,06
Rata-rata 1.155.222.601
21.743.815.927 5,42
Sumber: PT. Hilon Sumatera Medan
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa perolehan laba bersih perusahaan selama 10 tahun terakhir berfluktuasi antara Rp. 485.215.020 - 1.603.254.620, dengan rata-
rata sebesar Rp. 1.155.222.601 per tahun, sedangkan total asset berkisar antara Rp. 19.761.009.107 – Rp. 23.592.298.479, dengan rata-rata sebesar Rp.
21.743.815.927 per tahun. ROA paling tinggi yang pernah dicapai perusahaan dalam 10 tahun
tarakhir adalah 8,73 , dimana setiap seratus rupiah aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 8,73. Sedangkan ROA paling rendah adalah 2,06 , dimana
setiap seratus rupiah aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 2,06. Secara rata-rata, ROA perusahaan adalah 5,42 , yang berarti bahwa setiap seratus
rupiah aktiva menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 5,42.
Return On Equity ROE Perusahaan
Return on equity ROE juga merupakan rasio kemampulabaan, yang diukur dalam satuan persen. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atas ekuitas atau modal sendiri yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROE berarti kemampuan perusahaan menghasilkan laba atas modal sendiri
semakin tinggi. ROE dihitung dengan cara membagi laba bersih terhadap total ekuitas dan
dikali dengan seratus persen. Besarnya laba bersih, ekuitas dan ROE pada PT. Hilon Sumatera Medan selama 10 tahun 2001 – 2010 dapat dilihat pada Tabel
4.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 PT. Hilon Sumatera Medan
Laba Bersih, Equity dan Return on Equity
Tahun Laba Bersih
Rp Equity
Rp Return on Equity
2001 1.521.564.250
17.321.172.787 8,78
2002 1.326.520.140
17.147.692.927 7,74
2003 1.725.362.500
16.873.055.427 10,23
2004 1.250.265.150
17.123.320.577 7,30
2005 950.256.260
18.073.576.837 5,26
2006 652.452.320
17.726.029.157 3,68
2007 1.603.254.620
17.829.283.777 8,99
2008 1.458.636.520
17.287.920.297 8,44
2009 578.699.230
17.866.619.527 3,24
2010 485.215.020
18.351.834.547 2,64
Rata-rata 1.155.222.601
17.560.050.586 6,63
Sumber: PT. Hilon Sumatera Medan
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa total ekuitas perusahaan selama 10 tahun tarakhir berfluktuasi antara Rp. 16.873.055.427 – Rp. 18.351.834.547, dengan
rata-rata sebesar Rp. 17.560.050.586 per tahun. Jumlah ekuitas berfluktuasi walaupun perusahaan tidak pernah mengalami kerugian disebabkan adanya
mengambilan atau pembagian laba oleh pemilik perusahaan. ROE paling tinggi yang pernah dicapai perusahaan dalam 10 tahun
tarakhir adalah 10,23 , dimana setiap seratus rupiah modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 10,23. Sedangkan ROE paling rendah
adalah 2,64 , dimana setiap seratus rupiah modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 2,64. Secara rata-rata, ROE perusahaan adalah 6,63 , yang
berarti bahwa setiap seratus rupiah modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 6,63.
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian