Pengertian Profitabilitas Rasio-Rasio Profitabilitas

Quick ratio or acid test lebih baik dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, karena dalam perhitungannya semua unsur-unsur persediaan dikurangkan atau dianggap tidak digunakan untuk membayar utang jangka pendek. c. Rasio Kas Cash Ratio Rasio kas adalah perbandingan antara aktiva lancar yang benar-benar likuid yaitu dana kas dengan kawajiban jangka pendek. Rasio kas dihitung dengan rumus sebagai berikut: Kas dan bank + Surat Berharga Rasio Kas = Kewajiban lancar Dari rumus tersebut terlihat bahwa persediaan dan piutang dagang yang kurang likuid harus dikeluarkan dari aktiva lancar, sehingga pembayaran kewajiban jangka pendek hanya bersumber dari kas dan setara kas efek-efek.

2.5. Pengertian Profitabilitas

Menurut Bambang Riyanto 2005:331 menyatakan bahwa rentabilitas profabilitas yaitu: Rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya atau menggambarkan kemampuan perubahan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti Universitas Sumatera Utara kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham 2005:57 mengatakan bahwa “rasio profitabilitas adalah Memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan dari pendapatan investasi. Freddy Rangkuti 2004:77 mendefinisikan rasio keuntungan profitability ratio sebagai berikut: “Rasio keuntungan adalah ukuran untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas manajemen dalam mengelola perusahaannya. Efektifitas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen, seperti keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, dan operasional”. Dari defenisi di atas dapat dinyatakan bahwa rentabilitasprofitabilitas merupakan suatu rasio keuangan yang menunjukkan hasil akhir dari seluruh kebijakan perusahaan, khususnya kebijakan keuangan yang bertumpu pada pendayagunaan seluruh sumberdaya secara efektif dan efisien dan juga menunjukkan pengaruh secara keseluruhan dari likuiditas, pengelolaan aktiva maupun solvabilitas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba semaksimal mungkin.

2.6. Rasio-Rasio Profitabilitas

Menurut Sofyan Syafri Harahap 2005:304 bahwa “Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”. Universitas Sumatera Utara Rasio keuntungan kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Rasio keuntungan kemampulabaan yang umum digunakan yaitu: a. Gross Profit Margin Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari setiap rupiah penjualan yang berfungsi untuk mengendalikan dan menutupi biaya- biaya produksi, biaya operasi, biaya modal, pajak penghasilan dan biaya-biaya lain. Secara internal dalam suatu perusahaan, bahwa marjin kotor akan mencerminkan hubungan antara harga, volume dan biaya, sehingga setiap perubahan dalam harga jual produk, tingkat biaya produksi produk dan volume dalam bauran produk akan mengakibatkan perubahan dalam marjin kotor. Selain itu dalam organisasi perdagangan atau jasa, marjin kotor dapat dipengaruhi oleh kombinasi perubahan dalam harga yang dibebankan untuk produk dan jasa yang diberikan, harga yang dibayarkan untuk barang yang dibeli dari luar, biaya jasa yang diberikan oleh sumber internal dan eksternal serta setiap perubahan volume dalam bauran produkjasa perusahaan. Demikian juga secara eksternal, perbedaan tingginya rasio marjin laba kotor antar perusahaan dapat disebabkan oleh tepat tidaknya lokasi perusahaan, tepat tidaknya produk yang dihasilkan perusahaan, tepat tidaknya teknologi yang digunakan perusahaan, komposisi aktiva tetap, struktur modal yang dimiliki, cakap tidaknya manajemen perusahaan dan kondisi persaingan. Selain itu kondisi dunia usaha dalam bentuk inflasi, resesi dan sebagainya juga turut berpengaruh terhadap tinggi rendahnya rasio margin laba kotor perusahaan. Secara sederhana rasio marjin laba kotor dapat dirumuskan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Laba Kotor Gross Profit margin = x 100 Penjualan Bersih b. Net Profit Margin Hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan sampai cukup berhasil dalam memulihkanmengendalikan harga pokok barang daganganjasa, beban operasi, penyusutan, bunga pinjaman dan pajak. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen untuk menyisihkan marjin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemiliki perusahaan yang tetap menyediakan modalnya dengan suatu resiko. Secara sederhana marjin laba bersih dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Bersih Setelah Pajak EAT Net Profit Margin = x 100 Penjualan Bersih c. Operating Profit Margin Rasio ini menunjukkan laba operasi sebelum bunga dan pajak net operating income laba usaha, yang dihasilkan setiap rupiah penjualan. Oleh karena itu total penjualan sama dengan jumlah unit penjualan dikali dengan harga jual per unit dan beban pokok penjualan sama dengan jumlah unit penjualan dikali dengan beban pokok penjualan per unit. Universitas Sumatera Utara Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya marjin laba operasi yaitu: jumlah unit produk yang dijual, rata-rata harga jual produk per unit, beban manufaktur atau beban perolehan produkbeban produksi perusahaan, kemampuan dalam mengawasi beban umum dan administrasi beban operasi serta kemampuan dalam mengawasi beban dalam memasarkan serta mendistribusikan produk perusahaan. Dengan demikian seluruh faktor tersebut akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan rasio marjin laba operasi. Oleh karena itu marjin laba operasi menunjukkan besarnya biaya operasi dan biaya produksi dan bermanfaat sebagai ukuran keseluruhan atas keberhasilan kegiatan operasi perusahaan. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Usaha Operating Profit Margin = x 100 Penjualan Bersih d. Basic Earning Power Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik. Rasio ini sangat berguna untuk membandingkan perusahaan yang satu dengan yang lain meskipun kondisi perpajakan dan leverage keuangannya berbeda. Semakin besarr hasilnya, maka akan semakin baik. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Basic Earning Power = x 100 Total Aktiva Universitas Sumatera Utara e. Total Asset Turn Over Menurut Erich A. Helfert 2005:78 bahwa rasio ini menunjukkan “Besarnya komitmen aktiva tercatat yang diperlukan untuk mendukung tingkat penjualan tertentu, atau sebaliknya, jumlah penjualan yang dihasilkan oleh setiap dolar aktiva”. Oleh karena itu perputaran total aktiva menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan tertentu. Semakin tinggi rasio perputaran total aktiva berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Penjualan Bersih Total Assets Turn Over = x 100 Total Aktiva Rata-rata f. Return on Equity ROE Rasio return on equity memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, serta mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. Tinggi rendahnya rasio ini dipengaruhi oleh beberapa komponen, yaitu: marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan pengganda ekuitas. Pada komponen yang pertama hal ini sudah diuraikan pada rasio marjin laba bersih. Dimana apabila marjin laba menunjukkan rasio yang akan rendah akan turut mengurangi rendahnya rasio ROE. Hal ini berarti bahwa setiap periode kemampuan untuk menghasilkan laba bersih semakin Universitas Sumatera Utara rendah apabila nilai penjualan bersih tidak berubah atau kenaikkannya lebih kecil dibanding kenaikan biaya. Pada rasio perputaran total aktiva juga turut mendorong rendahnya nilai ROE. Hal ini disebabkan oleh penggunaan aktiva dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan periode sebelumnya dalam menghasilkan penjualan. Hal ini berarti bahwa total aktiva lebih banyak diinvestasikan ditanam untuk memperoleh penjualan dan sedikit dioperasikan untuk modal kerja maupun nilai biaya modal yang tinggi. Demikian juga pada faktor pengganda ekuitas yang berasal dari rasio antara total aktiva dengan ekuitas pemegang saham. Dimana faktor ini merupakan alat ukur lain dari pengungkit keuangan yang nilanya sama dengan 1 + rasio hutang terhadap ekuitas. Oleh karena itu semakin tinggi nilai penggandaan dari rasio hutang dan ekuitas maka semakin tinggi pula rasio ROE. Semakin besar hasilnya maka rasio semakin baik. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Bersih Setelah Pajak Return on equity = x 100 Rata-rata Modal Sendiri g. Return on Total Asset Return on total asset yang sering disebut juga return on investment adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Return on assets ROA dipengaruhi dua faktor, yaitu laba bersih dan total aktiva. Dimana secara teoritis untuk meningkatkan ROA dapat dilakukan dengan meningkatkan Universitas Sumatera Utara laba bersih setelah pajak dan mengurangi total aktiva yang diinvestasikan ditanamkan perusahaan, dengan rumus sebagai berikut: Laba Bersih Setelah Pajak Return on assets = x 100 Total Aktiva Rata-rata

2.7. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Likuiditas dan Garis Trend terhadap kinerja PT. BPR PIJER PODI KEKELENGEN

9 104 86

Analisis Hubungan Rasio Likuiditas, Rasio Levarage, Rasio Aktivitas Terhadap Rasio Profitabilitas (Kemampulabaan) Pada PT. Ahlindo Perkasa Alam

2 30 86

Analisis Hubungan Antara Rasio Likuiditas Dengan Rasio Profitabilitas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Cabang Medan

0 30 79

Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 32 98

Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

3 23 114

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO LEVERAGE, DAN RASIO PROFITABILITAS PADA KINERJA KEUANGAN Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Dan Rasio Profitabilitas Pada Kinerja Keuangan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Babussal

0 4 14

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas Terhadap pertumbuhan Laba.

0 9 27

Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Pada Return Saham Syariah BAB 0

1 1 16

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO PROFITABILITAS PADA PT HAIDAN PRATAMA PUTRA - POLSRI REPOSITORY

0 0 13

Analisis pengaruh rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage terhadap profitabilitas perusahaan - USD Repository

0 1 117