laba bersih setelah pajak dan mengurangi total aktiva yang diinvestasikan ditanamkan perusahaan, dengan rumus sebagai berikut:
Laba Bersih Setelah Pajak Return on assets
= x 100
Total Aktiva Rata-rata
2.7. Penelitian Terdahulu
Panggabean 2008 melakukan penelitian pada PT. Pelindo I Persero Medan dengan perumusan masalah bahwa terjadinya penurunan likuiditas dan rentabilitas modal
sendiri pada tahun 2006 dibanding tahun 2005. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa likuiditas
perusahaan pada tahun 2006 mengalami penurunan. Rasio lancar menurun dari 507,79 pada tahun 2005 menjadi 282,05 pada tahun 2006. Rasio cepat menurun dari 503,99
pada tahun 2005 menjadi 279,65 pada tahun 2006. Rasio kas menurun dari 449,65 pada tahun 2005 menjadi 214,97 pada tahun 2006. Penyebab penurunan likuiditas
perusahaan adalah penurunan laba bersih dari Rp. 176.540.216.579 pada tahun 2005 menjadi Rp. 176.110.353.116 pada tahun 2006. Sedangkan penurunan laba bersih
disebabkan peningkatan biaya operasional dengan jumlah yang cukup besar. Perusahaan telah mengeluarkan kas yang lebih besar pada tahun 2006 untuk membiayai biaya
operasionalnya, sehingga likuiditas perusahaan mengalami penurunan. Rasio rentabilitas perusahaan mengalami penurunan, kecuali rasio perputaran total aktiva. Rasio operating
profit margin menurun dari 51,48 pada tahun 2005 menjadi 44,67 pada tahun 2006. Net profit margin menurun dari 34,49 pada tahun 2005 menjadi 29,93 pada tahun
2006. ROA menurun dari 19,18 pada tahun 2005 menjadi 17,24 pada tahun 2006. ROE menurun dari 23,31 pada tahun 2005 menjadi 21,19 pada tahun 2006.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan perputaran total aktiva meningkat dari 0,56 kali pada tahun 2005 menjadi 0,58 kali pada tahun 2006. Penurunan ratio rentabilitas modal sendiri ROE bukan
disebabkan penurunan perputaran modal kerja, karena perputaran modal kerja perusahaan justru mengalami peningkatan. Dari data yang diperoleh, penurunan
rentabilitas modal sendiri disebabkan penurunan laba bersih serta peningkatan modal sendiri.
Hasil penelitian Sitompul 2007 melakukan penelitian pada PT. BRI Cabang Sidikalang dengan perumusan masalah bahwa menurunnya tingkat likuiditas pada tahun
2006 dibanding tahun 2005. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif. Penelitian tersebut menyimpulkan rasio likuiditas PT. BRI Cabang
Sidikalang pada tahun 2006 mengalami penurunan. Rasio likuiditas bank yang mengalami penurunan adalah: quick ratio dari 23,53 pada tahun 2005 menjadi 14,32
pada tahun 2006, banking ratio dari 167,22 pada tahun 2005 menjadi sebesar 149,72 pada tahun 2006, assets to loan rasio dari 86,88 pada tahun 2005 menjadi
81,09 pada tahun 2006, loan to deposit ratio dari 113,18 pada tahun 2005 menjadi 89,99 pada tahun 2006. liquidity risk ratio dari 18,76 pada tahun 2005 menjadi
12,07 pada tahun 2006. Sedangkan kas rasio meningkat dari 492,78 pada tahun 2005 menjadi 637,76 pada tahun 2006.
Likuiditas bank mengalami penurunan disebabkan peningkatan deposit maryarakat pada bank tidak cukup untuk membiayai
peningkatan penyaluran kredit. Peningkatan penyaluran kredit pada tahun 2006 mencapai Rp. 285.296.000, sementara peningkatan sumber pembiayaan kredit dari deposit
maryarakat hanya sebesar Rp. 249.108.000. Penurunan likuiditas juga disebabkan penggunaan yang relatif besar untuk membeli aktiva tetap pada tahun 2006. Jumlah
penggunaan kas untuk membiayai pembelian aktiva tetapnya mencapai Rp. 150.000.000, atau dengan persentase 309,64 dari tahun sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya hasil penelitian Ginting 2010 melakukan penelitian pada PT. Kurnia Aneka Gemilang Tanjung Morawa dengan perumusan masalah bahwa
Menurunnya rentabilitas modal sendiri pada tahun 2007 dibanding tahun 2006. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan deduktif. Hasil penelitian bahwa
Gross profit margin menurun dari 30,59 pada tahun 2006 menjadi 21,43 pada tahun 2007. Operating profit margin menurun dari 22,28 pada tahun 2006 menjadi
13,22 pada tahun 2007. Sedangkan net profit margin menurun dari 6,56 pada tahun 2006 menjadi 4,30 pada tahun 2007. Basic earning power menurun dari 6,90 pada
tahun 2006 menjadi 5,66 pada tahun 2007. Perputaran total aktiva meningkat dari 0,37 kali pada tahun 2006 menjadi 0,53 kali pada tahun 2007. Return on assets ROA
menurun dari 2,45 pada tahun 2006 menjadi 2,27 pada tahun 2007. Sedangkan return on equity ROE menurun dari 2,75 pada tahun 2006 menjadi 2,50 pada tahun
2007. Harga pokok penjualan pada tahun 2007 mengalami peningkatan. Setiap penjualan Rp. 100 pada tahun 2006 mempunyai beban pokok sebesar Rp. 69,41, sedangkan pada
tahun 2007 beban pokok atas penjualan Rp. 100 meningkat menjadi Rp. 78,57. Peningkatan biaya usaha yang lebih besar dibanding peningkatan laba kotor. Biaya usaha
meningkat sebesar Rp. 62.544,200. sedangkan peningkatan laba kotor hanya sebesar Rp. 26.766.445.
2.8. Kerangka Konseptual