responden 55,6 dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang berdasarkan sumber informasi
non media sebanyak 1 responden 100, tidak ada responden yang berpengetahuan baik dan cukup.
Menurut Notoadmodjo 2003, media informasi merupakan alat bantu
pendidikan karena alat- alat tersebut diupayakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan semua sumber informasi dapat
menyampaikan informasi bagi masyarakat di dalamnya . Dengan adanya informasi
diharapkan akan terjadi peninkatan pengetahuan sikap dan perilaku dalam diri individu atau kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan
individu yang diharapkan. Teori di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan hasil
penelitian yang dikemukakan oleh Notoadmodjo, dimana semakin banyak sumber informasi maka semakin baik pengetahuan.
5. Pengetahuan Bidan berdasarkan memiliki Rumah Bersalin.
Dari tabel 5.7 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik dan cukup berdasarkan memiliki rumah bersalin sebanyak
16 responden 50 dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak
memiliki rumah bersalin sebanyak 10 responden 77 dan minoritas responden yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden 7,7.
Hasil penelitian Sutrisno 1997 dalam penelitiannya di Kabupaten Purworejo menyebutkan bahwa suami, orang tua dan mertua adalah anggota
kelompok referensi yang paling sering memberikan anjuran memilih tenaga
Universitas Sumatera Utara
penolong persalinan. Bidan memiliki peran dan fungsi dalam meliputi pelayanannya, salah satunya bidan sebagai pengelola atau memiliki Rumah
Bersalin. Bidan berpartisipasi dan kerjasama dalam melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya baik di Puskesmas ataupun Rumah
Sakit yang memiliki fasilitas dan tenaga yang lebih terampil dan lebih banyak untuk upaya penyelamatan pasien yang berada dalam kondisi kritis atau status
risiko tinggi, maka bidan akan lebih mengetahui kemana pasien akan dirujuk apabila tindakan yang harus diambil oleh bidan adalah melakukan rujukan,
sehingga bidan akan lebih tahu dan terampil dalam mengambil keputusan. Teori diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang
di kemukakan oleh Sutrisno,dimana Bidan memiliki peran dan fungsi dalam meliputi pelayanannya, salah satunya bidan sebagai pengelola atau memiliki
Rumah Bersalin. Maka bidan akan lebih mengetahui kemana pasien akan dirujuk apabila tindakan yang harus diambil oleh bidan adalah melakukan rujukan,
sehingga bidan akan lebih tahu dan terampil dalam mengambil keputusan.
6. Pengetahuan Bidan berdasarkan memiliki Ambulan.
Dari tabel 5.8 didapatkan bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan baik berdasarkan memiliki ambulance sebanyak 5 responden
83,3 dan tidak ada responden yang berpengetahuan kurang sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan cukup berdasarkan tidak memiliki
ambulance sebanyak 25 responden 64,1 dan minoritas responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 2 responden 5,1.
Teori Green pada tahun 1980 menjelaskan bahwa salah satu indikator dari kualitas hidup adalah kematian ibu bersalin. Kematian tersebut terjadi karena
Universitas Sumatera Utara
adanya keterlambatan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh keluarga dan penolong dalam merujuk ibu bersalin ke rumah sakit. Keterlambatan
tersebut meliputi keterlambatan dalam mengambil keputusan merujuk, keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan, para bidan mempersiapkan hal-
hal yang berkaitan dengan tindakan merujuk, mempersiapkan transportasi pada ibu bersalin. Faktor tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan bidan untuk
mengenali tanda-tanda bahaya ibu bersalin dan ibu bersalin risiko tinggi, keyakinan mengenai cara menghadapi permasalahan dalam persalinan, Bila
tersedia fasilitas dalam merujuk maka kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.
Teori diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh Green,dimana keterlambatan dalam mengambil keputusan
merujuk, keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan, para bidan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan merujuk, mempersiapkan
transportasi pada ibu bersalin. Bila tersedia fasilitas dalam merujuk maka kualitas pengetahuan bidan tentang persalinan akan relatif baik.
7. Pengetahuan Bidan berdasarkan memiliki kerjasama dengan dokter spesialis kandungan obgin.