kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar, 3 pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata atau kosa kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud dengan perbendaharaan kata atau kosa kata
suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diselaraskan bahwa diksi
adalah pemilihan kata yang tepat yang sengaja dilakukan oleh pengarang untuk mengungkapkan gagasan, perasaan, dan pengalamannya agar tercipta suatu
keestetisan atau keindahan serta efek majis dalam karya sastranya. Karena pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga dipertimbangkan secara
cermat dalam pemilihannya Waluyo, 1987:72.
2.7 Rima
Rima adalah
pengulangan bunyi
dalam puisi
untuk membentuk
musikalitas atau orkestrasi, sehingga puisi menjadi merdu ketika dibaca. Untuk mengulang
bunyi, penyair
mempertimbangkan lambang
bunyi, sehingga
pemilihan bunyi mendukung perasaan dan suasana puisi Waluyo 1987:90. Rima merupakan kata pungut dari bahasa Inggris, yaitu
rhyme. Artinya pengulangan bunyi di dalam baris atau larik baris, pada akhir baris, atau bahkan keseluruhan
baris dan bait puisi Jabrohim, dkk. 2005:53.
Baribin 1990:43-44 berpendapat bahwa rima adalah bunyi yang sama, yang berulang-ulang ditemukan dalam sajak puisi. Menurut tempatnya dalam
puisi, rima dibedakan menjadi: rima awal, rima tengah, dan rima akhir. Persamaan bunyi rima ada yang secara keseluruhan sama, dan ada yang sebagian bunyinya
saja yang sama. Maka menurut sempurna atau tidaknya sempurnanya persamaan bunyi itu, rima dapat dibedakan menjadi rima sempurna, dan rima akhir.
Suharianto 2005:45 berpendapat bahwa rima adalah istilah lain untuk persajakan
atau persamaan
bunyi. Selanjutnya,
Suharianto 2005:47-49
berpendapat bahwa menurut jenisnya, rima dapat dibedakan atas: 1. Berdasarkan bunyinya, rima terdiri atas dua jenis yaitu:
a Asonansi
Asonansi adalah rima yang disebabkan oleh adanya unsur vokal yang sama Suharianto 2005:47. Menurut Keraf 2002:130, asonansi adalah semacam
gaya bahasa yang berwujud perulangan bunyi vokal yang sama.
b Aliterasi
Aliterasi adalah rima yang disebabkan oleh adanya unsur konsonan yang sama Suharianto 2003:47. Menurut Keraf 2002:130, aliterasi adalah semacam
gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan yang sama. 2. Berdasarkan letaknya dalam kata, rima terdiri atas tiga jenis yaitu:
a Rima sempurna
Rima sempurna, bila salah satu suku katanya sama. Suharianto 2005:48
b Rima tak sempurna
Rima tak sempurna, bila dalam salah satu suku katanya hanya vokal atau konsonannya saja yang sama.
3. Berdasarkan letaknya dalam baris, rima terdiri atas lima jenis yaitu:
a Rima awal Rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap
bait puisi Suharianto 2005:48.
b Rima tengah Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada
bait puisi Suharianto 2005:48.
c Rima Akhir
Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi Suharianto 2005:49.
d Rima horizontal
Rima horizontal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horizontal. Bila terdapat pada baris yang sama Suharianto 1982:59.
e Rima vertikal
Rima vertikal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertikal. Bila terdapat pada baris yang berlainan Suharianto
1982:59. Bentuk intern pola bunyi ini meliputi: aliterasi, asonansi, persamaan akhir,
persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, dan repetisi bunyi kata. Aliterasi merupakan persamaan bunyi pada suku kata pertama, dalam
bahasa Jawa dapat dikategorikan purwakanthi guru sastra, sedangkan asonansi
merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan. Persamaan bunyi konsonan dalam bahasa Jawa dapat dikategorikan
purwakanthi guru swara Waluyo, 1995:92. Asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata
tanpa selingan persamaan bunyi konsonan Suharianto 2005:47. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Boulton dalam Waluyo 1991:92. Berpendapat bahwa
asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rima merupakan pengulangan bunyi yang dapat dilihat antara baris satu dengan baris yang lain.
Biasanya rima ini terletak di awal, di tengah dan di akhir baris. Adapun pengulangan bunyi dalam satu baris yaitu berupa pengulangan bunyi vokal yang
disebut asonansi dan pengulangan bunyi konsonan yang disebut aliterasi.
2.8 Kerangka Berfikir