Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

bahasa Jawa dapat dikategorikan purwakanthi guru sastra, sedangkan asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan. Persamaan bunyi konsonan dalam bahasa Jawa dapat dikategorikan purwakanthi guru swara Waluyo, 1995:92. Asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan Suharianto 2005:47. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Boulton dalam Waluyo 1991:92. Berpendapat bahwa asonansi merupakan ulangan bunyi vokal pada kata-kata tanpa selingan persamaan bunyi konsonan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rima merupakan pengulangan bunyi yang dapat dilihat antara baris satu dengan baris yang lain. Biasanya rima ini terletak di awal, di tengah dan di akhir baris. Adapun pengulangan bunyi dalam satu baris yaitu berupa pengulangan bunyi vokal yang disebut asonansi dan pengulangan bunyi konsonan yang disebut aliterasi.

2.8 Kerangka Berfikir

Primbon Ajimantrawa adalah primbon yang berisikan kumpulan mantra, rajah, aji-aji dan donga Jawa. Kitab ini adalah salah satu kitab warisan Eyang Raden Ngabehi Kartohasmoro. Primbon Ajimantrawara sendiri adalah salah satu kumpulan dari kitab Mujarabat. Primbon Ajimantrawara pertama kali diterbitkan pada tahun 1955. Dalam primbon ini berisi mantra, aji-aji, donga dan rajah, dibandingkan dengan primbon lainnya yang kebanyakan berisi ajaran, tradisi, atau perhitungan Jawa. Mantra sebagai sastra lisan dapat kita temukan melalui media primbon, salah satunya yaitu Ajimantrawara. Mantra mempunyai stuktur, stuktur adalah bagaimana sesuatu itu disusun, bagaimana sebuah bangunan menjadi bangunan yang kokoh. Mantra dapat diibaratkan sebuah bagan struktur bangunan yang disusun atas unsur-unsur dan komponen-komponen saling terikat antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu pemahaman atas unsur dan komponen mantra sangatlah penting untuk melihat mantra secara lengkap atau rinci. Sebuah mantra mempunyai unsur pembentuk yang meliputi komposisi mantra, isi mantra, dan makna mantra. Unsur-unsur ini merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan. Urutan kata atau kalimat dalam mantra pun tidak dapat dipindah-pindah karena hal itu dapat mengubah makna atau isi mantra itu tersendiri. Kata-kata itu harus diartikan lebih dari apa yang dimaksudkan dengan kata-kata yang seolah-olah tidak lengkap artinya, baik karena diucapkan dengan satu suara atau suku kata maupun kadang dua atau tiga suku kata. Maka dalam penelitian ini akan membahas secara rinci struktur dalam Primbon Ajimantrawara. 36

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberikan perhatian penuh pada karya sastra sebagai unsur intrinsik dalam suatu cipta sastra mantra serta melihat bagaimana hubungan antar unsur yang satu dengan lainnya serta peranan unsur-unsur tersebut Aminudin, 1991:164. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan struktur mantra dalam Primbon Ajimantrawara. Penelitian ini menggunakan metode strukturalisme semiotik yang difokuskan pada struktur, rima, diksi, makna yang terdapat pada mantra Ajimantrawara.

3.2 Objek dan Sasaran Penelitian

Objek penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah Primbon Ajimantrawara, Yogabrata dan Rajah Yogamantra karya Eyang Raden Ngabehi Kartohasmoro. Mantra-mantra tersebut selanjutnya dianalisis untuk diketahui struktur, diksi dan rima yang digunakan. Komposisi mantra meliputi, unsur judul, pembuka, niat, sugesti, tujuan, penutup. Unsur rima meliputi asonansi, aliterasi, awal, sempurna, tak sempurna, tengah, horizontal, vertikal dan lain-lain. Unsur diksi meliputi denotasi, konotasi, bahasa arkais, kata asing yang sebagai unsur