21 independen mengungkapkan informasi tentang kinerja perusahaan secara benar,
dan sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pengelola terhadap pemangku kepentingan.
2.2.6 Ukuran Dewan Direksi
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dewan direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggungjawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan. Pada umumnya direktur memiliki tugas antara lain : 1 memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan; 2
memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian manajer; 3 menyetujui anggaran tahunan perusahaan; dan 4 meyampaikan
laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.
Penelitian Pfeffer 1972, Pearce dan Zahra 1992 dalam Wibowo dan Nugrahanti 2012 menunjukkan bahwa peningkatan ukuran dewan direksi akan
memberikan manfaat bagi perusahaan, karena terciptanya network dengan pihak luar perusahaan sehingga dapat memperbaiki kinerja perusahaan. Secara teoritis
jumlah dewan direksi merupakan indikator mekanisme governance yang penting, karena dewan direksi dapat memastikan bahwa manajer mengikuti kepentingan
pemegang saham Beiner et al., 2003. Ukuran dewan direksi dalam cakupan prinsip corporate governance mewakili akuntabilitas, dimana direksi sebagai
22 pengelola berkewajiban membina sistem yang efektif dan bertanggungjawab
sehingga pengelolaan berjalan efektif.
2.2.7 Frekuensi Pertemuan Komite Audit
Menurut FCGI 2002 dalam Sundari dan Amiruddin 2015 komite audit biasanya perlu mengadakan pertemuan tiga-sampai empat kali dalam satu tahun
untuk melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya. Pertemuan tersebut diselenggarakan, 1 sebelum dilakukannya audit tahunan; 2 sesudah
pelaksanaan audit dan sebelum laporan keuangan dikeluarkan; dan 3 sebelum rapat umum pemegang saham tahunan.
Komite audit harus secara regular berkomunikasi dengan manajemen, akuntan publik serta internal auditor. Pertemuan komite audit berfungsi sebagai media
komunikasi formal anggota komite audit dalam mengawasi proses corporate governance, memastikan bahwa manajemen senior membudayakan corporate
governance, memonitor bahwa peusahaan patuh pada code of conduct, mengerti semua pokok persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja keuangan atau
non-keuangan perusahaan, memonitor bahwa perusahaan patuh pada tiap undang- undang dan peraturan yang berlaku, dan mengharuskan auditor internal
melaporkan secara tertulis hasil pemeriksaan corporate governance dan temuan lainnya. Frekuensi komite audit dalam cakupan prinsip corporate governance
mewakili prinsip transparansi dan responsibilitas, dimana dalam rapat komite audit terdapat pengungkapan informasi perusahaan yang didiskusikan oleh
internal perusahaan agar tercipta solusi dan efisiensi kinerja perusahaan, sehingga
23 pengelola dapat mengambil keputusan yang efekitif dalam menjalankan
perusahaan.
2.3 Biaya Modal