Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

(1)

SKRIPSI

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2011-2013

Oleh:

Maruli Junifer Silaen 120522036

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya ilmiah orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 20 Agustus 2014

Maruli Junifer Silaen


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, ukuran komite audit, kompetensi anggota komite audit dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol serta variabel independen diproksikan dengan Tobin’s Q.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan 2013 serta menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah di publikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan total sampel yang di peroleh per tahun sebanyak 26 perusahaan. Metode analisis dari penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, uji T, uji F dan uji Determinan (R2) dimana data tersebut dianalisis menggunakan software SPSS versi 21.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan ukuran dewan komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, ukuran komite audit, kompetensi anggota komite audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(4)

ABSTRACT

The purpose of this research is to test the influence of Good Corporate Governance to firm value. Size board of Commissioners, proportion independent commissioners, activity of board commissioners, size of committee audit, competence of audit committee members are independent variables in this study and the firm value as dependent variables which is proxied by Tobin’s Q.

The population of this research are manufacture companies that listed in the year 2011 up to 2013, which publishes an annual report and audited on the Indonesia Stock Exchange (BEI). By using purposive sampling method and obtained a total sample of 26 companies per year. Methods of analysis of this research include test classic assumptions, hypothesis testing, the t test, F test and determinant test so the data could analyzed by using SPSS software version 21.

Results from this study indicate that proportion independent commissioners has a positive and significant effect on firm value. Meanwhile, Size board of Commissioners, activity of board commissioners, size of committee audit, competence of audit committee members has no effect on firm value. Key word : Good Corporate Governance, Firm Value, Tobin’s Q.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penulis kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan menyusun skripsi ini, penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si., Ak., CA dan Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembanding dan Penguji yang telah memberikan saran dan kritik kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Secara khusus penulis persembahkan kepada Ayahanda Drs. Gotlip Silaen dan Ibunda Nenti Simanjuntak S.Pd yang sangat penulis sayangi. Terimakasih buat semua kasih sayang, doa, pengorbanan, didikan, dukungan dan semangat yang sangat berarti.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 20 Agustus 2014 Penulis,

Maruli Junifer Silaen NIM : 120522036


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 11

2.1.1 Agency Theory ... 11

2.1.2 Nilai Perusahaan ... 12

2.1.3 Corporate Governance ... 14

2.1.3.1 Dewan Komisaris ... 19

2.1.3.2 Komisaris Independen ... 20

2.1.3.3 Komite Audit ... 21

2.1.4 Hubungan Corporate Governance dan Nilai Perusahaan ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ... 41

3.5 Metode Analisis Data ... 42

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 42

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.5.2.1 Uji Normalitas ... 42

3.5.2.2 Uji Heteroskesdastisitas ... 43

3.5.2.3 Uji Multikolinearitas ... 43

3.5.2.4 Uji Autokorelasi ... 44

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 46


(8)

3.5.3.3 Uji t (Uji t-Test) ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 48

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 49

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 49

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 51

4.2.3 Persamaan Pada Model Regresi Linear Berganda ... 58

4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ... 59

4.2.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 79

5.3 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 34

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 48

Tabel 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 49

Tabel 4.3 Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov- Smirnov Test ... 53

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 56

Tabel 4.5 Perhitungan Uji Autokorelasi ... 56

Tabel 4.6 Uji Multikoloniearitas ... 57

Tabel 4.7 Uji-F ... 60

Tabel 4.8 Uji-t ... 61


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual ... 29

Gambar 4.1 Uji Normalitas Histogram ... 52

Gambar 4.2 Uji Normalitas P-P Plot Regression ... 52


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Hasil Pengolahan SPSS 21.0 ... 85 Gambar 4.1 Uji Asumsi Klasik ... 86 Gambar 4.2 Hasil Uji regresi ... 87


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah rapat dewan komisaris, ukuran komite audit, kompetensi anggota komite audit dan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol serta variabel independen diproksikan dengan Tobin’s Q.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 sampai dengan 2013 serta menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah di publikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan total sampel yang di peroleh per tahun sebanyak 26 perusahaan. Metode analisis dari penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, uji T, uji F dan uji Determinan (R2) dimana data tersebut dianalisis menggunakan software SPSS versi 21.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan ukuran dewan komisaris, jumlah rapat dewan komisaris, ukuran komite audit, kompetensi anggota komite audit dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(13)

ABSTRACT

The purpose of this research is to test the influence of Good Corporate Governance to firm value. Size board of Commissioners, proportion independent commissioners, activity of board commissioners, size of committee audit, competence of audit committee members are independent variables in this study and the firm value as dependent variables which is proxied by Tobin’s Q.

The population of this research are manufacture companies that listed in the year 2011 up to 2013, which publishes an annual report and audited on the Indonesia Stock Exchange (BEI). By using purposive sampling method and obtained a total sample of 26 companies per year. Methods of analysis of this research include test classic assumptions, hypothesis testing, the t test, F test and determinant test so the data could analyzed by using SPSS software version 21.

Results from this study indicate that proportion independent commissioners has a positive and significant effect on firm value. Meanwhile, Size board of Commissioners, activity of board commissioners, size of committee audit, competence of audit committee members has no effect on firm value. Key word : Good Corporate Governance, Firm Value, Tobin’s Q.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public (Retno dan Priantinah, 2012:85). Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005:117).

Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham yang sering disebut agency

problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai

tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976:44). Misalnya dalam kasus skandal manipulasi laporan keuangan PT Kimia Farma, Tbk pada tahun 2011. Dalam kasus tersebut terjadi


(15)

pelanggaran terhadap prinsip pengungkapan yang akurat (accurate disclosure) dan transparansi (transparency) yang jelas sangat merugikan para investor karena keuntungan yang overstated ini tentu telah dijadikan dasar transaksi oleh para investor, namun ketika kesalahan diumumkan, harga saham akan turun, dan investor dirugikan (Tjager dkk, 2003:55).

Tidak ada pilihan lain bahwa korporasi-korporasi di Indonesia baik perusahaan-perusahaan publik maupun perusahaan-perusahaan terbuka di pasar modal harus melihat corporate governance bukan sebagai aksesoris belaka, tetapi suatu sistem nilai dan best practices yang sangat fundamental bagi peningkatan nilai perusahaan dan menuntut pendekatan holistik dalam penerapannya. Kasus PT Kimia Farma, Tbk tersebut menjadi salah satu bukti masih kurangnya kesadaran

perusahaan untuk menerapkan sistem corporate governance yang baik di

Indonesia, khususnya sektor manufaktur. Manufaktur merupakan sektor terbesar dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur. Selain merupakan sektor terbesar, perusahaan manufaktur juga berbeda dengan jenis perusahaan lain khususnya dalam aktivitas operasional perusahaan. Pada perusahaan manufaktur terdapat aktivitas produksi sehingga dibutuhkan modal yang besar untuk proses produksinya. Oleh karena itu perusahaan ini membutuhkan dana dari investor yang lebih melalui pasar modal. Dana dari investor tersebut harus dikelola dengan baik agar aktivitas operasional perusahaan berjalan lancar dan dapat meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya.

Menurut Simanjuntak dalam Indonesian Institute for Corporate Directorship (2014) atas hasil penilaian tatakelola korporasi perusahaan-perusahaan publik di Indonesia 2013 menyatakan adanya peningkatan yang cukup


(16)

signifikan namun kinerja secara keseluruhan masih kurang memuaskan dengan skor rata-rata 54,55. Pada tahun 2013 Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) melakukan penelitian menggunakan acuan ASEAN corporate governance scorecard dalam menilai praktik corporate governanve terhadap 97 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian sebanyak

30 perusahaan diumumkan sebagai top 30 emiten dengan skor corporate

governance tertinggi 2013. Dalam penelitian tersebut skor corporate governance

tertinggi didominasi oleh sektor perbankan dan BUMN.

Corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan, dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik corporate governance terus berevolusi dari waktu ke waktu. Corporate governance merupakan salah satu fenomena yang menarik untuk diteliti sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud) maupun keterpurukan bisnis yang terjadi sebagai akibat kesalahan yang dilakukan oleh para eksekutif manajemen. Hal tersebut memicu adanya pertanyaan tentang kecukupan (eduquacy) corporate governance yang diterapkan perusahaan. Demikian pula halnya tentang kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan perusahaan juga dipertanyakan (Juanda, 2009:3).

Namun merupakan suatu kenyataan bahwa konsep corporate governance masih belum dipahami dengan baik oleh sebagian besar pelaku usaha. Masing-masing memiliki interpretasi yang berbeda mengenai apa yang dimaksud dengan corporate governance (Tjager dkk, 2003:7). Di Indonesia semenjak tahun 2000 upaya-upaya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya Good Corporate Governance dan penerapannya


(17)

telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun sektor swasta. Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah pembentukan Komnas Good Corporate Governance oleh Kantor Menko Perekonomian dan disusunnya National Code of Good Corporate Governance atau pedoman Nasional Good Corporate Governance. Disamping itu peraturan-peraturan yang telah diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Bursa Efek Indonesia (BEI), serta keputusan-keputusan Menteri Negara BUMN juga telah turut mendorong pelaksanaan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia baik itu perusahaan publik maupun BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Tjager, et al (2003:4) menyatakan bahwa secara teoritis praktek good corporate governance dapat meningkatkan nilai (valuation) perusahaan diantaranya meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang merugikan akibat tindakan pengelola yang cenderung menguntungkan diri sendiri dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Atas dasar penjelasan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk menggali konsep dasar sebagai bahan untuk menjelaskan fenomena corporate governance. Menurut Kaihatu (2006:2) teori utama yang terkait dengan coporate governance adalah agency theory. Agency theory memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pegang saham.


(18)

Penelitian tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Berbagai poin penting hasil penelitian mereka dapat dijadikan acuan atau perbandingan hasil mengenai pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan untuk mengetahui tingkat kekonsistenan penelitian tersebut. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Susanto dan Subekti (2013) meneliti tentang pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini mekanisme corporate governance terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Komisaris independen dan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Komite audit dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) yang meneliti peran praktek corporate governance sebagai moderating variabel dari pengaruh earning management terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa corporate governance yang diproksikan terhadap komisaris independen, kepemilikan institusional, dan kualitas audit berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, namun Good Corporate Governance yang diproksikan terhadap variabel kepemilikan manajerial menurunkan nilai perusahaan.


(19)

Disamping itu ada sebagian besar penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Diantaranya penelitian Che Haat, Rahman, dan Mahenthiran (2008) yang menyimpulkan antara independensi dewan komisaris, cross-directorship dewan, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Lalu penelitian oleh Meryaty (2011) meneliti pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kualitas auditor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Lebih lanjut Pratiwi (2013) melakukan penelitian terhadap mekanisme Good Corporate Governance, kinerja keuangan, Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan perbankan dan menemukan hasil bahwa secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas kita dapat melihat adanya ketidakkonsistenan pada hasil penelitian. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah corporate governance secara konsisten memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan


(20)

pengembangan dari penelitian Herawaty (2008), Susanto dan Subekti (2013), dan Pratiwi (2013). Peneliti melakukan penelitian berdasarkan keterbatasan dari penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2008) dan Susanto dan Subekti (2013) yang menggunakan periode penelitian selama 2 (dua) tahun dan berdasarkan penelitian Pratiwi (2013) yang menganalisis perusahaan perbankan serta memaparkan bahwa Good Corporate Governance, kinerja keuangan, Corporate Social Responsibility dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Tetapi peneliti berfokus pada analisis pengaruh Good Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran Dewan Komisaris, jumlah rapat Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit dan kompetensi anggota Komite Audit.

Penulis menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang untuk mendapatkan daya komparabilitas yang lebih baik. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013”.

1. 2. Perumusan Masalah

Dari rumusan masalah tersebut, maka diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan?


(21)

2. Apakah jumlah rapat Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan?

3. Apakah proporsi Komisaris Independen berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan?

4. Apakah ukuran Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan?

5. Apakah kompetensi anggota Komite Audit berpengaruh secara parsial

terhadap Nilai Perusahaan?

6. Apakah corporate governance yang diproksikan pada ukuran Dewan

Komisaris, jumlah rapat Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit dan kompetensi anggota Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan?

1. 3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial

terhadap Nilai Perusahaan.

2. Untuk mengetahui jumlah rapat Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan.

3. Untuk mengetahui proporsi Komisaris Independen berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan.

4. Untuk mengetahui ukuran Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan.


(22)

5. Untuk mengetahui kompetensi anggota Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap Nilai Perusahaan.

6. Untuk mengetahui corporate governance yang diproksikan pada ukuran Dewan Komisaris, jumlah rapat Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit dan kompetensi anggota Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Nilai Perusahaan.

1. 4. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi sebagai berikut:

1. Bagi manajemen, dapat memberikan kontribusi praktis tentang manfaat

penerapan dan mekanisme corporate governance dalam meningkatkan nilai perusahaan.

2. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran terutama tentang corporate governance dan nilai perusahaan. 3. Bagi Akademis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan

dengan corporate governance dan nilai perusahaan.

4. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan pengaruh corporate governance

terhadap nilai perusahaan.

5. Bagi investor, calon investor dan badan otoritas pasar modal, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai relevansi dari corporate governance

dalam laporan tahunan perusahaan dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi yang penting dalam


(23)

pengambilan keputusan investasi yang akan dilakukan dalam memilih perusahaan yang mempunyai nilai perusahaan yang tinggi.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Agency Theory

Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk memahami isu corporate governance. Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh agen dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan di antara principal dan agen. Jensen dan Meckling (1976) dalam Herawaty (2008:99) menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen sebagai pertanggung jawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen.

Corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberi keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

yang mereka investasikan. Corporate governance berkaitan dengan

bagaimana investor yakin bahwa manajer akan memberi keuntungan bagi investor, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan


(25)

berkaitan dengan dana/capital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan bagaimana para investor mengendalikan para manajer. 2.1.2. Nilai Perusahaan

Peningkatan nilai perusahaan dapat memberikan sinyal positif kepada investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar (investor) percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan (Susanto dan Subekti, 2013:2)

Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Fama (1978) dalam Wahyudi dan Pawestri (2006:2) menyatakan nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya. Harga saham mencerminkan kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Bila dihubungkan dengan corporate governance, apabila perusahaan memiliki struktur corporate governance yang baik, maka kegiatan operasional perusahaan akan berjalan baik dan kredibilitas perusahaan di mata publik juga akan baik sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham.

Weston dan Copelan (2008) dalam Pratiwi (2013:10) menyatakan pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio penilaian. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan, rasio penilaian tersebut terdiri dari:


(26)

a. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. Umumnya PBV digunakan untuk penelitian di Indonesia.

b. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.

c. Market to Book Asset Ratio yaitu ekspektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar asset dengan nilai buku aset.

d. Market Value of Equity (MVE) yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas.

e. Enterprise Value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah

minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas.

f. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share.

g. Tobin’s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan

membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar

keuangan dengan nilai pengganti asset (asset replacement)

perusahaan.

Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q dikembangkan oleh James Tobin pada tahun 1967. Sukamalja (2004) dalam Irnila (2012:9) menyatakan bahwa Tobin’s Q dinilai dapat memberikan informasi yang paling baik karena dapat menjelaskan berbagai fenomena dalam kegiatan perusahaan seperti terjadinya perbedaan crossectional dalam pengambilan keputusan investasi dan diversifikasi, hubungan antar kepemilikan saham manajemen dan nilai perusahaan. Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi (Herawaty, 2008:100). Darmawati (2004) dalam Pratiwi (2013:11) mengatakan bahwa


(27)

“rasio ini memberikan informasi yang baik, karena memasukkan unsur hutang, modal saham perusahaan dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor”.

Semakin besar nilai rasio Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan, maka investor akan semakin rela mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut.

2.1.3. Corporate Governance

Menurut Parkinson (1994) dalam Maksum (2005:5) menyatakan bahwa corporate governance adalah proses supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa dalam manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan kepentingan para pemegang saham (shareholders). Untuk pertama kalinya usaha untuk melembagakan corporate governance dilakukan oleh Bank of England dan London Stock Exchange pada tahun 1992 dengan membentuk Cadbury Committee (Komite Cadbury) yang bertugas menyusun Corporate Governance Code yang menjadi acuan utama (benchmark) di banyak negara. Ada berbagai definisi mengenai corporate governance.

Komite Cadbury (1992) dalam Surya dan Yustiavandana (2006:24) mendefinisikan corporate governance sebagai:


(28)

Corporate governance adalah system yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahan untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, Direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya.

Organization for Economic Cooperation and Development

(2004:12) mendefinisikan corporate governance sebagai:

Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Coporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien.

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, Corporate governance adalah:

Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.

Definisi lain dari Price Waterhouse Coopers (2000) dalam Surya dan Yustiavandana (2006:26):

Corporate governance terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, system berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien, dan efektif dalam mengelola risiko dan bertanggung jawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholders.


(29)

Latar belakang kebutuhan atas corporate governance muncul dari latar belakang praktis dan latar belakang akademis

pengalaman Amerika Serikat yang harus melakukan restrukturisasi corporate governance sebagai akibat market crash pada tahun 1929. Corporate governance yang buruk disinyalir sebagai salah satu sebab terjadinya krisis ekonomi politik Indonesia yang dimulai tahun 1997 yang efeknya masih terasa hingga saat ini. Latar belakang akademis, kebutuhan corporate governance timbul berkaitan dengan principal-agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara principal dan agent. Konflik muncul karena perbedaan kepentingan tersebut haruslah dikelola sehingga tidak menimbulkan kerugian pada para pihak.

Pada latar belakang akademis, kebutuhan akan corporate governance timbul berkaitan dengan agency theory. Agency theory muncul berdasarkan adanya fenomena pemisahan antara pemilik perusahaan (pemegang saham/owner) dengan para manajer yang mengelola perusahaan. Menurut teori agensi, agent harus bertindak secara rasional untuk kepentingan principal-nya. Agen harus menggunakan keahlian, kebijaksanaan, itikad baik, dan tingkah laku yang wajar dan adil dalam memimpin perseroan. Dalam praktik timbul masalah (agency problem) karena ada kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham sebagai pemilik


(30)

perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen. Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang telah diinvestasikannya memberikan pendapatan (return) yang maksimal. Sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan terhadap perolehan incentives atas pengelolaan dana pemilik perusahaan. Konflik kepentingan ini menimbulkan biaya (cost), yang muncul dari ketidaksempurnaan penyusunan kontrak antara agents dan principals, karena adanya informasi yang asimetris (Surya & Yustiavandana, 2008:2)

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006:2) menjelaskan bahwa Corporate governance merupakan acuan bagi perusahan dalam rangka:

a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui

pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan;

b. Mendorong pemberdayaan fungsi kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham;

c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;

d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan;

e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya;

f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun

internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.


(31)

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-MBU/2002, prinsip-prinsip Good Corporate Governance meliputi:

a Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan;

b Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; c Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung

jawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

d Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;

e Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan didalam

memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Surya & Yustiavananda (2006:132) menyebutkan paling tidak diperlukan empat organ tambahan untuk melengkapi penerapan tata kelola perusahaan yang baik, yaitu: Komisaris Independen, Direktur Independen, Komite Audit dan Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Struktur corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini adalah, Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen, dan Komite Audit.

Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut system dua badan (two-board system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan


(32)

dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan (fiduciary responsibility) (KNKG, 2006:12).

2.1.3.1. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate Governance. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara (KNKG, 2006:13).

Menurut Wardhani (2006) dalam Irnila (2012:17) menyatakan bahwa peran Dewan Komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan Direksi. Peran komisaris ini diharapkan akan meminimalkan permasalahan agensi yang timbul antara Dewan Direksi dengan pemegang saham. Oleh karena itu, Dewan Komisaris seharusnya dapat mengawasi kinerja Dewan Direksi, sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) (2006:13) agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip berikut:


(33)

a Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen;

b Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan;

c Fungsi pengawasan dan pemberian nasehat Dewan Komisaris

mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.

2.1.3.2. Komisaris Independen

Istilah independen pada komisaris independen maupun direksi independen bukan menunjukkan bahwa komisaris atau direksi lainnya tidak independen. Istilah komisaris independen ataupun direksi independen menunjukkan keberadaan mereka sebagai wakil dari pemegang saham independen (minoritas) dan juga mewakili kepentingan investor (Surya dan Yustiavandana, 2006:133). Komisaris Indenpenden adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan. Pengertian komisaris independen sebenarnya berasal dari pengertian komisaris dalam Pasal 1 angka 55 UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas menyatakan “komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus serta memberikan nasehat kepada direksi dalam menjalankan perseroan” (Surya & Yustiavananda, 2006:135).

Jumlah Komisaris Independen harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan


(34)

peraturan perundang-undangan. Salah satu dari Komisaris Independen harus mempunyai latar akuntansi atau keuangan.

2.1.3.3. Komite Audit

Komite Audit adalah suatu komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Komite Audit (KNKG , 2006:15). Terbentuknya Komite Audit pada perusahaan-perusahaan di banyak negara merupakan ciri dari corporate governance yang mulai terbentuk dengan baik (KNGCG, 2002:3)

Menurut Komite Nasional Kebijkan Governace (2006:15) bahwa

Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Selain itu, Komite Audit memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

Jumlah anggota Komite Audit harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan surat edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, keanggotaan Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang termasuk ketua Komite Audit. Anggota komite ini yang berasal dari komisaris hanya sebanyak satu orang, anggota komite yang berasal dari komisaris tersebut merupakan


(35)

Komisaris Independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua Komite Audit. Anggota lain yang bukan merupakan Komisaris Independen harus berasal dari pihak eksternal independen. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan kemampuan akuntasi dan atau keuangan.

Menurut Anggraini (2010) dalam Irnila (2012:19) bahwa kompetensi audit adalah kemampuan yang harus dimiliki mengenai pemahaman yang memadai tentang akuntansi, audit, sistem yang berlaku dalam perusahaan. Anggota Komite Audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi/bisnis minimal satu orang sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam LK Nomor 29/PM/2004. Kompetensi audit diperlukan Komite Audit untuk dapat memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris. Kompetensi Komite Audit diwujudkan oleh keahlian keuangan yang dimiliki. Terkait kompetensi anggota Komite Audit yang ditunjukkan dengan pengetahuan keuangan.

2.1.4. Hubungan Corporate Governance dan Nilai Perusahaan

Corporate governace merupakan mekanisme untuk mengatur dan mengelola bisnis, serta untuk meningkat kemakmuran perusahaan. Tujuan utama corporate governance adalah untuk meningkatkan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Mekanisme corporate governance yang baik akan memberikan perlindungan kepada para pemegang saham dan


(36)

kreditur untuk memperoleh kembali atas investasi dengan wajar, tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik yang dilakukannya untuk kepentingan perusahaan.

Besarnya variasi dalam pelaksanaan mekanisme corporate governance menyebabkan corporate governance merupakan faktor yang berdampak signifikan untuk meningkatkan nilai pasar saham dari perusahaan (Black, Jang dan Kim, 2003:4). Dengan adanya corporate governance yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat mengurangi agency conflict, sehingga tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan akan terwujud. Hal ini dapat diwujudkan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang berlaku.

Penerapan corporate governance mengakibatkan proses pengambilan keputusan berlangsung lebih baik, sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal dan dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja perusahaan yang lebih sehat. Pelaksanaan corporate governance yang baik adalah merupakan langkah penting dalam membangun kepercayaan pasar (market convidence) dan pada akhirnya akan berpengaruh pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam menerapkan corporate governance (Irnila, 2012:21).


(37)

2. 2. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, antara lain sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian 1 Wahyudi dan

Pawestri (2006) Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Peruahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening

X1: Struktur Kepemilikan X2: Keputusan Keuangan Y: Nilai Perusahaan

1. Struktur Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap keputusan investasi dan keputusan pendanaan tetapi tidak pada kebijakan dividen. 2. Struktur kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap keputusan keuangan maupun nilai perusahaan 3. Keputusan pendanaan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. Struktur kepemilikan

manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara langsung maupun melalui keputusan pendanaan. 2 Siallagan dan

Machfoedz (2006) Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan

X1:

Kepemilikan Manajerial X2: Dewan Komisaris X3: Komite Audit X4: Kualitas

1. Kepemilikan manajerial secara negatif

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Dewan komisaris secara

positif berpengaruh terhadap nilai perusahaan.


(38)

Y: Nilai Perusahaan

terhadap nilai perusahaan. 4. Kualitas laba

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

3 Herawaty (2008) Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

X1:Earnings

Management

X2: Komisaris Independen X3:Kepemilika n Manajerial X4:Kepemilika n institusional X5:Kualitas Audit Y:Nilai Perusahaan Earnings Management berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Variabel corporate

governance menggunakan moderating variabel, komisaris independen dan kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan,

sedangkan model regresi tanpa moderating variabel, kualitas audit dan

kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial akan

menurunkan nilai perusahaan sedangkan kualitas audit akan meningkatkan nilai perusahaan sehingga hasil pengujian ini tidak

sepenuhnya konsisten dengan prediksi yang diharapkan.

4 Che Haat, Rahman, dan Mahenthiran (2008) Corporate Governance, transparency and performance of Malaysian companies X1: Independensi Dewan Komisaris X2: cross-directorship dewan X3: Kepemilikan Manajerial Hasil penelitian menyimpulkan antara independensi dewan komisaris, cross-directorship dewan, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

signifikan dan berkorelasi negatif terhadap nilai perusahaan yang diukur


(39)

Y: Nilai Perusahaan

dengan menggunakan Tobin’s Q.

5 Permanasari (2010) Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan X1:Kepemilika n Manajemen X2:Kepemilika n Institusional X3:Corporate Social Responsibility Y:Nilai Perusahaan Kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

6 Meryaty (2011) Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan di BEI X1:Kepemilika n Manajemen X2:Kepemilika n Institusional X3:Kepemilika n Asing X4:Komisaris Independen X5:Kualitas Auditor Y:Nilai Perusahaan

Hasil uji simultan

menunjukkan corporate

governance tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 7 Ionescu (2012) Effects of

Corporate Governance On Firm Value (Venezuela)

X : Corporate Governance Y : Firm Value

Terdapat korelasi positif yang signifkan antara nilai perusahaan dan corporate governance.

8 Retno dan Priantinah (2012)

Pengaruh Good Corporate Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar X1:Good Corporate Governance X2:Corporate Social Responsibility X3:Corporate Governance

dan Corporate Social

Responsibility

Good Corporate

Governance berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan dengan variabel control ukuran perusahaan dan leverage.

Pengungkapan Corporate

Social Responsibilty

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan variabel kontrol ukuran


(40)

Periode 2007-2010)

Perusahaan profitabilitas dan leverage. GCG dan Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

9 Randi dan Juniarti (2012)

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2007-2011

X1: Good Corporate Governance X2: Market Share X3: Ukuran Perusahaan X4: Sektor Industri Y: Nilai Perusahaan

H1: bahwa GCG berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. H2: market share tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. H3: ukuran perusahaan berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

H4: sektor industri berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 10 Susanto dan

Subekti (2013)

Pengaruh Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) X1:Corporate Social Responsibility X2:Komisaris Independen X3:Kepemilika n Manajerial X4: Komite Audit X5:

Kepemilikan Institusional

Y:Nilai Perusahaan

Corporate Social Responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Komisaris Independen dan

Kepemilikan Manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan arah positif. Komite Audit dan Kepemilikan Institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

11 Pratiwi (2013) Mekanisme Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai

X1: Good Corporate Governance X2: kinerja keuangan X3: ukuran perusahaan Y: nilai perusahaan

Menemukan hasil bahwa secara simultan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kepemilikan institusional, komisaris independen, ROA, ROE, CSR, dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan


(41)

Perusahaan Perbankan Di BEI

2. 3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual memberikan dasar konseptual bagi penelitian yang mengidentifikasikan hubungan antara variabel yang dianggap penting bagi penelitian yang akan dilakukan.

Dengan memperhatikan variabel-variabel, baik variabel dependen, independen, maupun kontrol yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka kerangka pemikiran yang dapat dikembangkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Ukuran Dewan Komisaris (X1)

Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)

Y Jumlah Rapat Dewan

Komisaris (X2) Proporsi Komisaris

Independen (X3) Ukuran Komite Audit

(X4)

Kompetensi Anggota Komite Audit (X5)

Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan

Gambar 2.1.


(42)

2. 4. Hipotesis Penelitian

Menurut Erlina (2008) dalam Pratiwi (2013:25) menyatakan “hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proporsi yang dapat diuji secara empiris”. Dari kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis 1 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 2 : Jumlah rapat Dewan Komisaris berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 3 : Proporsi Komisaris Independen berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 4 : Ukuran Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 5 : Kompetensi anggota Komite Audit berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan.

Hipotesis 6 : Ukuran Dewan Komisaris, rapat Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit dan kompetensi anggota Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan causal research yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Erlina, 2011:20). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q, sedangkan corporate governance diproksikan melalui ukuran Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, jumlah rapat Komisaris Independen, ukuran Komite Audit, dan kompetensi anggota Komite Audit.

3. 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri dari lima variabel bebas (independen) dan satu variabel terikat (dependen). Variabel independen dalam penelitian ini meliputi ukuran Dewan Komisaris, jumlah rapat Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit, dan kompetensi anggota Komite Audit. Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel

Penelitian Definisi Pengukuran Variabel

Skala Pengukuran 1 Variabel

Dependen Nilai

Nilai perusahaan

adalah nilai yang menunjukkan

Tobins’s Q = (���+�) (���+�)

MVE=closing price X jumlah


(44)

ekuitas dan nilai buku perusahaan, baik berupa nilai pasar ekuitas, nilai buku dari total hutang dan nilai buku dari total ekuitas.

BVE= total aset – total kewajiban D = nilai buku dari total hutang

2 Variabel Independen Ukuran Dewan Komisaris

Dewan Komisaris

adalah Organ

Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi.

��������������������

=� ��������������

Nominal

3 Jumlah Rapat Dewan Komisaris Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris mengadakan rapat

minimal 1 (satu)

bulan sekali dan sewaktu-waktu

apabila dianggap perlu untuk membicarakan hal yang terkait dengan evaluasi perusahaan.

jumlah rapat Dewan Komisaris diukur dengan melihat jumlah rapat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada laporan tahunan perusahaan selama satu tahun

Nominal

4 Proporsi Komisaris Independen Komisaris Independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu

∑ ����������������������������� ∑ �������������� ����%


(45)

perusahaan yang mengawasi

pengelolaan perusahaan. 5 Ukuran

Komite Audit

Komite Audit adalah

sekumpulan orang

yang dipilih dari anggota Dewan

Komisaris yang

bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan dan pengungkapan.

Ukuran Komite Audit =�Komite Audit Nominal

6 Kompetensi Anggota Komite Audit

Kompetensi audit adalah kemampuan yang harus dimiliki mengenai

pemahaman yang memadai tentang akuntansi, audit, sistem yang berlaku dalam perusahaan

= ⅀Angg K. Audit pendidikan Akun/Bisnis

⅀Komite Audit x 100% Rasio

7 Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Jumlah aset diproksikan untuk mengukur ukuran perusahaan

SIZE = Ln Total Aktiva Nominal

3. 3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2011-2013. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang di tentukan. Adapun kriteria sampel yang akan digunakan yaitu:


(46)

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2011-2013. 2. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan secara lengkap dan

berturut-turut laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2011 sampai tahun 2013.

3. Menampilkan data dan informasi yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Dari kriteria purposive sampling di atas maka peneliti mendapatkan 26 perusahaan manufaktur setiap tahunnya yang termasuk dalam sampel penelitian, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Sampel

1

Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk

INTP ฀ ฀ ฀

2 Holcim

Indonesia, Tbk SMCB ฀ ฀ ฀

3 Semen Gresik,

Tbk SMGR ฀ ฀ ฀

4 Asahimas Flat

Glass AMFG ฀ ฀ ฀

1

5 Arwana Citra

Mulia, Tbk ARNA ฀ ฀ ฀

6

Inti Keramik Alam Asri Industri, Tbk

IKAI ฀ ฀ ฀

7

Keramika Indonesia Assosiasi, Tbk

KIAS ฀ ฀ ฀

8 Mulia

Industrindo, Tbk MLIA ฀ ฀ ฀

9 Surya Toto

Indonesia, Tbk TOTO ฀ ฀ ฀

2

10 Alaska


(47)

11

Alumindo Light Metal Industry, Tbk

ALMI ฀ ฀ ฀

12 Beton Jaya

Manunggal, Tbk BTON ฀ ฀ ฀

13 Citra Turbindo,

Tbk CTBN ฀ ฀ ฀

14

Gunawan

Dianjaya Steel, Tbk

GDST ฀ ฀ ฀

15 Indal Aluminium

Industry, Tbk INAI ฀ ฀ ฀

16 Itamaraya, Tbk ITMA ฀ ฀ ฀

17

Jakarta Kyoei Steel Work LTD, Tbk

JKSW ฀ ฀ ฀

18 Jaya Pari Steel,

Tbk JPRS ฀ ฀ ฀

19 Krakatau Steel,

Tbk KRAS ฀ ฀ ฀

20 Lion Metal

Works, Tbk LION ฀ ฀ ฀

21 Lionmesh Prima,

Tbk LMSH ฀ ฀ ฀

22 Pelat Timah

Nusantara, Tbk NIKL ฀ ฀ ฀

23 Pelangi Indah

Canindo, Tbk PICO ฀ ฀ ฀

24 Tembaga Mulia

Semanan, Tbk TBMS ฀ ฀ ฀

25 Barito Pasific,

Tbk BRPT ฀ ฀ ฀

26 Budi Acid Jaya,

Tbk BUDI ฀ ฀ ฀

27 Duta Pertiwi

Nusantara, Tbk DPNS ฀ ฀ ฀

28 Ekadharma

International, Tbk EKAD ฀ ฀ ฀

29 Eterindo

Wahanatama, Tbk ETWA ฀ ฀ ฀


(48)

31 Sorini Agro Asia

Corporindo, Tbk SOBI ฀ ฀ ฀

32 Indo Acitama,

Tbk SRSN ฀ ฀ ฀

33 Chandra Asri

Petrochemical TPIA ฀ ฀ ฀

34 Unggul Indah

Cahaya, Tbk UNIC ฀ ฀ ฀

35 Alam Karya

Unggul, Tbk AKKU ฀ ฀ ฀

36

Argha Karya Prima Industry, Tbk

AKPI ฀ ฀ ฀

37 Asiaplast

Industries, Tbk APLI ฀ ฀ ฀

38 Berlina, Tbk BRNA ฀ ฀ ฀

39 Titan Kimia

Nusantara, Tbk FPNI ฀ ฀ ฀

40 Champion Pasific

Indonesia, Tbk IGAR ฀ ฀ ฀

41

Indopoly Swakarsa Industry, Tbk

IPOL ฀ ฀ ฀

42 Sekawan

Intipratama, Tbk SIAP ฀ ฀ ฀

43 Siwani Makmur,

Tbk SIMA ฀ ฀ ฀

44 Trias Sentosa,

Tbk TRST ฀ ฀ ฀

45 Yana Prima Hasta

Persada, Tbk YPAS ฀ ฀ ฀

3

46

Charoen Pokphand Indonesia, Tbk

CPIN ฀ ฀ ฀ 4

47 Japfa Comfeed

Indonesia, Tbk JPFA ฀ ฀ ฀

48 Malindo

Feedmill, Tbk MAIN ฀ ฀ ฀

49 Siearad Produce,

Tbk SIPD ฀ ฀ ฀

5

50 Sumalindo


(49)

51 Tirta Mahakam

Resources, Tbk TIRT ฀ ฀ ฀

52 Fajar Surya

Wisesa, Tbk FASW ฀ ฀ ฀

53 Indah Kiat Pulp

& Paper, Tbk INKP ฀ ฀ ฀

54 Toba Pulp

Lestari, Tbk INRU ฀ ฀ ฀

55

Kertas Basuki Rachmat

Indonesia, Tbk

KBRI ฀ ฀ ฀

56

Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas, Tbk

SAIP ฀ ฀ ฀

57 Suparma, Tbk SPMA ฀ ฀ ฀

58 Pabrik Kertas

Tjiwi Kimia, Tbk TKIM ฀ ฀ ฀

59 Astra

International, Tbk ASII ฀ ฀ ฀

6

60 Astra Auto Part,

Tbk AUTO ฀ ฀ ฀

61 Indo Kordsa, Tbk BRAM ฀ ฀ ฀ 7

62 Goodyear

Indonesia, Tbk GDYR ฀ ฀ ฀

63 Gajah Tunggal,

Tbk GJTL ฀ ฀ ฀

64 Indomobil Sukses

International, Tbk IMAS ฀ ฀ ฀

65 Indospring, Tbk INDS ฀ ฀ ฀ 8

66 Multi Prima

Sejahtera, Tbk LPIN ฀ ฀ ฀

67 Multistrada Arah

Sarana, Tbk MASA ฀ ฀ ฀

68 Nippers, Tbk NIPS ฀ ฀ ฀

69 Prima Alloy Steel

Universal, Tbk PRAS ฀ ฀ ฀

9

70 Selamat

Sempurna, Tbk SMSM ฀ ฀ ฀

10


(50)

72 Argo Pantes, Tbk ARGO ฀ ฀ ฀

73 Centex, Tbk CNTX ฀ ฀ ฀

74 Eratex Djaya,

Tbk ERTX ฀ ฀ ฀

75

Ever Shine Textile Industry, Tbk

ESTI ฀ ฀ ฀ 12

76 Pan Asia

Indosyntex, Tbk HDTX ฀ ฀ ฀

77 Indo Rama

Synthetic, Tbk INDR ฀ ฀ ฀

78 Apac Citra

Centertex, Tbk MYTX ฀ ฀ ฀

79

Pan Asia Filamament Inti,

Tbk

PAFI ฀ ฀ ฀

80 Pan Brothers, Tbk PBRX ฀ ฀ ฀ 13

81 Asia Pasific

Fibers, Tbk POLY ฀ ฀ ฀

82 Ricky Putra

Globalindo, Tbk RICY ฀ ฀ ฀

83 Sunson Textille

Manufactur, Tbk SSTM ฀ ฀ ฀

14

84 Nusantara Inti

Corpora, Tbk UNIT ฀ ฀ ฀

85 Unitex, Tbk UNTX ฀ ฀ ฀ 15

86 Primarindo Asia

Infrastructure BIMA ฀ ฀ ฀

87 Surya Intrindo

Makmur, Tbk SIMM ฀ ฀ ฀

88 Sumi Indo Kabel,

Tbk IKBI ฀ ฀ ฀

89 Jembo Cable

Company, Tbk JECC ฀ ฀ ฀

16

90 KMI Wire and

Cable, Tbk KBLI ฀ ฀ ฀

91 Kabelindo Murni,

Tbk KBLM ฀ ฀ ฀

92 Supreme Cable


(51)

and Commerce, Tbk

93 Voksel Electric,

Tbk VOKS ฀ ฀ ฀

17

94 Sat Nusantara

Persada, Tbk PTSN ฀ ฀ ฀

18

95 Akasha Wira

International, Tbk ADES ฀ ฀ ฀

19

96

Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

AISA ฀ ฀ ฀

97 Cahaya Kalbar,

Tbk CEKA ฀ ฀ ฀

98 Davomas Abadi,

Tbk DAVO ฀ ฀ ฀

99 Delta Djakarta,

Tbk DLTA ฀ ฀ ฀

20

100

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

ICBP ฀ ฀ ฀

101 Indofood Sukses

Makmur, Tbk INDF ฀ ฀ ฀

102 Multi Bintang

Indonesia, Tbk MLBI ฀ ฀ ฀

103 Mayora Indah,

Tbk MYOR ฀ ฀ ฀

104 Prashida Aneka

Niaga, Tbk PSDN ฀ ฀ ฀

105 Nippon Indosari

Corporindo, Tbk ROTI ฀ ฀ ฀

106 Sekar Laut, Tbk SKLT ฀ ฀ ฀ 21

107 Siantar Top, Tbk STTP ฀ ฀ ฀

108

Ultrajaya Milk Industry and Trading

Company, Tbk

ULTJ ฀ ฀ ฀ 22

109 Gudang Garam,

Tbk GGRM ฀ ฀ ฀

110 Hanjaya Mandala

Sampoerna, Tbk HMSP ฀ ฀ ฀


(52)

Investama, Tbk

112 Darya Varia

Laboratoria, Tbk DVLA ฀ ฀ ฀

113 Indofarma, Tbk INAF ฀ ฀ ฀

114 Kimia Farma,

Tbk KAEF ฀ ฀ ฀

115 Kalbe Farma, Tbk KLBF ฀ ฀ ฀ 24

116 Merck, Tbk MERK ฀ ฀ ฀

117 Pyridam Farma,

Tbk PYFA ฀ ฀ ฀

25

118 Schering Plough

Indonesia, Tbk SCPI ฀ ฀ ฀

119

Taisho

Pharmaceutical Indonesia, Tbk

SQBI ฀ ฀ ฀

120 Tempo Scan

Pasific, Tbk TSPC ฀ ฀ ฀

121 Mustika Ratu,

Tbk MRAT ฀ ฀ ฀

122 Mandom

Indonesia, Tbk TCID ฀ ฀ ฀

123 Unilever

Indonesia, Tbk UNVR ฀ ฀ ฀

26

124 Kedaung Setia

Industrial, Tbk KDSI ฀ ฀ ฀

125 Kedaung Indag

Can, Tbk KICI ฀ ฀ ฀

126

Langgeng

Makmur Industry, Tbk

LMPI ฀ ฀ ฀

Sumber: www.idx.co.id

3. 4. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina, 2011:22). Data sekunder yang digunakan adalah laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan tahunan


(53)

perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory

(ICMD) dan situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu juga diperoleh dari situs masing-masing perusahaan tersebut.

3. 5. Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian. Variabel-variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah ukuran Dewan Komisaris, jumlah rapat Dewan Komisaris, proporsi Komisaris Independen, ukuran Komite Audit, komptensi anggota Komite Audit, dan nilai perusahaan. Menurut Ghozali (2006:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda, harus dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antarvariabel penelitian yang ada dalam model regresi. Pengujian yang dilakukan terdiri dari:

3.5.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual atau variabel berdistribusi normal atau tidak


(54)

2006:110). Hasil pengujian data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, untuk kriteria pengujian adalah: Jika p – value > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika p – value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

Hal ini didukung pula dengan tampilan grafik histogram dan normal probability plot.

3.5.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Apabila grafik yang ditunjukan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila polanya acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006:105).

3.5.2.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen (Ghozali, 2006:91). Apabila sebagian atau seluruh variabel independen berkorelasi kuat


(55)

berarti terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance value tiap-tiap variabel independen (Ghozali, 2006:92). Jika nilai VIF <10 atau nilai tolerance >0,1 maka variabel independen bebas dari multikolinearitas.

3.5.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2006:95). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW), dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai DW. Apabila nilai DW lebih besar dari batas (du) dan kurang dari 4-du, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

Menurut Gujarati (2003) dalam Irnila (2012:37) bahwa analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas) dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai


(56)

variabel independen yang diketahui. Hasil analisis regresi linier berganda adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.

Untuk mengukur analisis regresi berganda dalam penelitian ini menggunakan alat bantu dengan program SPSS versi 21. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan metode penggabungan (pooling data) merupakan model yang diperoleh dengan mengkombinasikan atau mengumpulkan semua data cross section dan data time series. Model data ini kemudian diestimasi dengan menggunakan Ordinary Least Square (OLS). Analisis regresi linear berganda dapat menjelaskan pengaruh antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Pooling data atau data panel dilakukan dengan cara menjumlahkan perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria selama periode pengamatan.

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : Y = α+ ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + ß5X5 + e Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

X1 = Ukuran Dewan Komisaris X2 = Jumlah Rapat Dewan Komisaris X3 = Proporsi Dewan Komisaris Independen


(57)

X4 = Ukuran Komite Audit

X5 = Kompetensi Anggota Komite Audit ß1...ß5 = Koefisien regresi variabel dependen e = Variabel pengganggu (error)

3.5.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda melalui uji ketepatan perkiraan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

Goodness of fit dari model regresi.

Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis yang digunakan antara lain:

3.5.3.1.Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Nilai besaran R2 berada pada kisaran antara 0 sampai dengan 1 (0≤R2≤ 1). Semakin kecil nilai R2, maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dan jika R2 semakin mendekati 1, maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(58)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F dapat dicari dengan melihat Fhitung dari table anova

output SPSS 21. Jika probabilitas value < 0,05 (α=0,05) maka variabel independen berpengaruh simultan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika probabilitas value > 0,05 (α=0,05) maka variabel independen tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

3.5.3.3. Uji t (Uji t- Test)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen jika probabilitas value < 0,05 (α=0,05). Sebaliknya jika variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen jika probabilitas value > 0,05 (α=0,05).


(59)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi sederhana. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi sederhana. Pengujian asumsi klasik dan regresi sederhana ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 21. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 26 perusahaan yang memenuhi kriteria dengan 78 unit analisis dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2011-2013.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

1 Asahimas Flat Glass, Tbk AMFG

2 Surya Toto Indonesia, Tbk TOTO

3 Yana Prima Hasta Persada, Tbk YPAS

4 Charoen Pokhpand Indonesa, Tbk CPIN

5 Siearad Produce, Tbk SIPD

6 Astra International, Tbk ASII

7 Indo Kordsa, Tbk BRAM

8 Indospring, Tbk INDS

9 Prima Alloy Steel Universal, Tbk PRAS

10 Selamat Sempurna, Tbk SMSM

11 Polychem Indonesia, Tbk ADMG

12 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk ULTJ

13 Kalbe Farma, Tbk KLBF

14 Pyridam Farma, Tbk PYFA

15 Unilever Indonesia, Tbk UNVR


(60)

19 Delta Djakarta, Tbk DLTA

20 Voksel Electric, Tbk VOKS

21 Sat Nusantara Persada, Tbk PTSN

22 Akasha Wira International, Tbk ADES

23 Unitex, Tbk UNTX

24 Sunson Textile Manufactur, Tbk SSTM

25 Pan Brothers, Tbk PBRX

26 Ever Shine Textile Industry, Tbk ESTI

Sumber: Data diolah 2014 4.2. Analisis Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal, minimal dan standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian. Disajikan dalam tabel di bawah ini

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics N

Minimu m

Maximu

m Mean

Std. Deviation

Ukuran_Dekom 78 1.10 2.48 1.3922 .35343

Proporsi_Kom_Inde p

78 -1.39 -.22 -.9795 .26522

Jml_Rapat_DeKom 78 .00 2.30 1.2317 .51646

Uk_Kom_Audit 78 .69 1.61 1.1367 .13232

Propor_Komp_Kom _Audit

78 -1.39 .00 -.9709 .31320 Ukuran_Prush 78 25.49 33.00 28.0986 1.57695

Tobins_Q 78 .40 15.54 2.4245 2.89938

Valid N (listwise) 78 Sumber : SPSS 21, Data diolah 2014


(61)

1. Variabel ukuran dewan komisaris memiliki nilai minimum 1,10, nilai maksimum sebesar 2,48, mean sebesar 1,3922 dan standard deviation

sebesar 0,35343 dengan jumlah sampel 78.

2. Variabel proporsi komisaris independen memiliki nilai minimum -1,39, nilai maksimum sebesar -0,22, mean sebesar -0,9775 dan standard deviation sebesar 0,26522 dengan jumlah sampel 78.

3. Variabel jumlah rapat dewan komisaris memiliki nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum sebesar 2,30, mean sebesar 1,2317 dan standard deviation sebesar 0,51646 dengan jumlah sampel 78.

4. Variabel ukuran komite audit memiliki nilai minimum 0,69, nilai

maksimum sebesar 1,61, mean sebesar 1,1367 dan standard deviation

sebesar 0,13232 dengan jumlah sampel 78.

5. Variabel kompetensi anggota komite audit memiliki nilai minimum

sebesar -1,39, nilai maksimum sebesar 0,00, mean sebesar -0,9709 dan

standard deviation sebesar 0,31320 dengan jumlah sampel 78.

6. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 25,49, nilai maksimum sebesar 33,00, mean sebesar 28,0986, dan standard deviation

sebesar 1,57695 dengan jumlah sampel 78.

7. Variabel Tobin’s Q memiliki nilai minimum sebesar 0,40, nilai

maksimum sebesar 15,54, mean sebesar 2,4245 dan standard deviation

2,89938 dengan jumlah sampel 78.


(62)

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji heteroskesdastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolonieritas. 4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110), dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

H0 : variabel residual berdistribusi tidak normal Ha : variabel residual berdistribusi normal

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah distribusi data normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.

1). Analisis Grafik

Pada analisis grafik akan digunakan histogram dan Normal Probability Plot. Pada histogram, data distribusi nilai residu (error) menunjukkan distribusi normal apabila grafik berbentuk lonceng. Pada Normal Probability Plot, nilai residu berdistribusi normal apabila sebaran error (berupa dot) masih berada disekitar garis diagonal.


(63)

Sumber: SPSS 21, Data diolah 2014 Gambar 4.1 Uji Normalitas (1)

Sumber: SPSS 21, Data diolah 2014 Gambar 4.2 Uji Normalitas (2)

Dengan melihat tampilan histogram yang berbentuk lonceng memberikan pola distribusi yang tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan serta Normal Probability Plot yang menunjukkan bahwa dot tersebar disekitar garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi


(64)

normalitas.

Analisis grafik bisa menimbulkan interpretasi yang berbeda antar pembaca satu dengan pembaca lainnya. Sehingga uji statistik diperlukan untuk memastikan kesalahan interpretasi pembacaan grafik tidak terjadi.

2). Uji Statistik

Salah satu pengujian statistik yang bisa dilakukan untuk

memastikan bahwa error berdistribusi normal adalah dengan

menggunakan uji kolmogorov-smirnov dapat dilihat pada tabel Tabel 4.3

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz ed Residual

N 78

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.47827515 Most Extreme

Differences

Absolute .134

Positive .134

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z 1.186

Asymp. Sig. (2-tailed) .120

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: SPSS 21, Data diolah 2014

Dari hasil pengolahan data tersebut, besar nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 1,186 dan asymptonic significance sebesar 0,120 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena 0,120 > dari 0,05. Hal ini sejalan dengan hasil yang didapatkan dari analisis grafik.


(65)

4.2.2.2. Uji Heteroskesdastisitas

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskesdastisitas (Ghozali, 2005:105).

Pengujian heteroskesdastisitas dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan melihat scatterplot. Apabila titik-titik (dots) menyebar dan tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu (misalkan pola menaik ke kanan atas, atau pola menaik ke kiri bawah), maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah heteroskesdastisitas. Berikut scatterplot

dari model regresi penelitian ini

Sumber: SPSS 21, Data diolah 2014 Gambar 4.3


(1)

Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD), 2013. http://www.iicd.or.id/en/asean.cg.scorecard/penilaian.perusahaanpublikindo nesia-berdasarkan-asean-corporate-governance-scorecard.html (9 Juni 2014).

Utama, Sidharta, 2013. http://economy.okezone.com/read/2013/03/25/278/781281/berikut.30.emiten.

dengan-gcg-terbaik.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), 2014 www.bpkp.go.id/dan/konten/299/Good-Corporate.bpkp.


(2)

HASIL PENGOLAHAN SPSS 21.0

Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Ukuran_Dekom 78 1.10 2.48 1.3922 .35343 Proporsi_Kom_Indep 78 -1.39 -.22 -.9795 .26522 Jml_Rapat_DeKom 78 .00 2.30 1.2317 .51646

Uk_Kom_Audit 78 .69 1.61 1.1367 .13232

Propor_Komp_Kom_ Audit

78 -1.39 .00 -.9709 .31320 Ukuran_Prush 78 25.49 33.00 28.0986 1.57695

Tobins_Q 78 .40 15.54 2.4245 2.89938


(3)

(4)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardi zed Residual

N 78

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.47827515 Most Extreme

Differences

Absolute .134

Positive .134

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z 1.186

Asymp. Sig. (2-tailed) .120

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF 1 (Constant) -3.914 7.481 -.523 .602

Ukuran_Deko m

.910 1.150 .111 .791 .431 .523 1.911 Proporsi_Kom

_Indep

4.215 1.235 .386 3.413 .001 .806 1.240 Jml_Rapat_De

Kom

-.821 .651 -.146 -1.262

.211 .766 1.305 Uk_Kom_Audit -.384 2.785 -.018 -.138 .891 .637 1.570 Propor_Komp_

Kom_Audit

-.703 1.022 -.076 -.688 .494 .844 1.184 Ukuran_Prush .355 .297 .193 1.194 .237 .394 2.537 a. Dependent Variable: Tobins_Q


(5)

Runs Test

Unstandardi zed Residual Test Valuea -.28807 Cases < Test Value 39 Cases >= Test

Value

39

Total Cases 78

Number of Runs 43

Z .684

Asymp. Sig. (2-tailed)

.494 a. Median


(6)

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .519a .269 .208 2.58087 2.168

a. Predictors: (Constant), Ukuran_Prush, Propor_Komp_Kom_Audit, Jml_Rapat_DeKom, Proporsi_Kom_Indep, Uk_Kom_Audit,

Ukuran_Dekom

b. Dependent Variable: Tobins_Q

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF 1 (Constant) -3.914 7.481 -.523 .602

Ukuran_Deko m

.910 1.150 .111 .791 .431 .523 1.911 Proporsi_Kom

_Indep

4.215 1.235 .386 3.413 .001 .806 1.240 Jml_Rapat_De

Kom

-.821 .651 -.146 -1.262

.211 .766 1.305 Uk_Kom_Audit -.384 2.785 -.018 -.138 .891 .637 1.570 Propor_Komp_

Kom_Audit

-.703 1.022 -.076 -.688 .494 .844 1.184 Ukuran_Prush .355 .297 .193 1.194 .237 .394 2.537 a. Dependent Variable: Tobins_Q


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Property dan Real Estaate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2013

1 70 119

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1 74 88

Analisis Perusahaan yang Mengalami Underpricing di Bursa Efek Indonesia

24 157 108

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 1 7

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011.

0 3 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

0 0 10

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

0 1 11

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2008-2011 - Perbanas Institutional Repository

0 0 19