Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
63
Teknik Otomasi Industri
Starting Wound Rotor Rotor Belit Melalui  gambar    di  bawah  ini  dapat  kita  amati  rangkaian  kelistrikan  untuk  starting
wound rotor rotor belit :
Gambar 2. 25 Starting Wound rotor Rotor Belit
3.  Karakteristik Operasi Motor Listrik
Untuk Squirrel-Cage Motor Karakteristik  operasi  motor  induksi  tiga  fasa  rotor  sangkar,  ditentukan  oleh
tahanan rotor, celah udara antara stator dan rotor, bentuk alur slot dan gigi-gigi teeth  dari  stator  dan  rotor.  Faktor-faktor  tersebut  akan  mempengaruhi  arus
awal, torsi awal, torsi maksimum, prosentase regulasi dan efisiensi. Dengan menaikkan tahanan rotor akan diperoleh:
•  Torsi awal akan naik sampai mencapai torsi maksimum •  Arus awal akan turun
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
64
Teknik Otomasi Industri
•  Efisiensi beban akan turun •  Prosentase regulasi naik
Pabrik telah membuat berbagai tipe konstruksi motor untuk berbagai keperluan, diantaranya :
•  Kelas A, adalah motor yang digunakan secara umum general purpose motor mempunyai  arus  awal  yang  rendah,  memilikitorsi  awal  sebesar  1,25  -
1,75torsi rata-rata, arus awal 5 - 7 kali arus nominal. Motor-motor jenis banyak digunakan pada mesin tools, blower, pumpa dan sejenisnya.
•  Kelas  B  juga  dibuat  sebagai  general  purpose  yang  dapat  langsung tersambung ke jala-jala, tanpa alat bantu starting. Motor ini mempunyai tahanan
reaktansi lebih tinggi, sehingga arus awalnya hanya 4,5 – 5 kali  arus nominal. Faktor daya lebih kecil dari mator Kelas A.
•  Kelas  C,  motor  yang  dibuat  dengan  double  cage,  dapat  di  start  langsung dengan tegangan penuh. Arus awal 4,5 - 5 kali arus nominal dan torsi awalnya
lebih dari dua kali torsi output. Motor ini banyak digunakan untuk tekan, pompa refrigerator, crusher, conveyor, boring mills, mesin-mesin tekstil, dan sejenisnya.
•  Kelas  D,  mempunyai  tahanan  reaktansi  yang  cukup  tinggi,  digunakan  pada meralatan  yang  memerlukan  torsi  awal  starting  torque  yang  berattinggi.
Efisiensi lebih rendah dari ketiga Kelas motor di atas. Motor ini dapat di sambung langsung ke jala-jala dengan arus awal 4-5 kali arus nominal. Torsi awal 2-3 kali
torsi  beban  penuh.  Karena  efisiensinya  yang  rendah  pemakaian  motor  ini sifatnya  khusus  misalnya  untuk  mesin  bulldozer,  mesin  potong,  hoist,  punch
press, dan sejenisnya.
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
65
Teknik Otomasi Industri
Untuk Motor Dengan Rotor BelitWound Rotor Motor  induksi  dengan  rotor  belit  digunakan  bila  diinginkan  torsi  awal  starting
beban secara halus atau diperlukan yang tinggi, dengan arus awal yang rendah. Perbedaan dengan rotor gulung adalah perbedaan cara memperoleh tegangan
induksi. Pada rotor sangkar tahanan rotor tetap, sehingga diperoleh kerakteristik full load operating speed, torque maksimum  dan accelarasi putaran juga tetap.
Pada  rotor  belit,  kumparan  rotor  terdiri  daritiga  kumparan  seperti  halnya  pada kumparan  stator,  ujung-  ujung  dihubungkan  ke  slip-ring,  dimanapada  slip  ini
dipasangkan  tahanan  kontroler  lihat  gambar  2.  24  .  Dengan  merubah  nilai tahanan  rotor  akan  diperoleh  atau  kata  perubahan  torsi  awal  dan  perubahan
putaran,atau  kata  lain  putaran  dan  torsi  dapat  diatur  secara  halus  perubahan putaran dapat mencapai 50- 75.
Makin tinggi tahanan rotor makin rendah putarannya. Motor induksi dengan rotor belit banyak digunakan pada elevator, crane, Kompresor, hoist, large ventillating
fan, dan sejenisnya.
4.  Pengaturan Putaran