Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
41
Teknik Otomasi Industri
2.  Cara Kerja Motor Listrik
Tahukah  kalian  bagaimana  sebuah  motor  listrik  bekerja  ?  Untuk  mengetahuinya marilah kita cermati langkah-langkah pemnbelajaran di bawah ini.
Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati penampang dan penyambungan dari sebuah motor listrik :
Gambar 2. 8 Penampang dan penyambungan dari sebuah motor listrik
Hubungan antara frekuensi sumber listrik, jumlah kutub magnet dan jumlah putaran dituliskan dengan rumus di bawah ini :
Dengan  adanya  medan  magnet  yang  berputar  mengelilingi  rotor,  maka  pada kumparan rotor akan teriadi tegangan induksi ggl.
f =  frekuensi sumber listrik
P =  jumlah kutup magnet
N
s
=  putaran sinkron.
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
42
Teknik Otomasi Industri
Karena susunan kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka akan mengalir arus  rotor  Ir.  Dengan  adanya  arus  rotor  ini  maka  pada  rotor  akan  timbul  medan
magnet listrik. Ke dua medan magnet di stator dan di rotor akan saling bereaksi, menimbulkan gaya
gerak F. Bila kopel mula beban mekanik yang dipikul oleh rotor lebih kecil dari gaya reaksi
magnet F yang terjadi, maka rotor akan bergerak mengikuti arah putaran medan magnet dari stator.
Proses terjadinya medan magnet putar dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan contoh sket motor induksi gambar
1.1-9di bawah ini :
Gambar 2. 9 Contoh peletakan kumparan jangkar pada motor induksi tiga fasa
Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati susunan kumparan stator dari sebuah motor listrik dan sumber 3 fasa :
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
43
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 10 Susunan kumparan stator dan sumber 3 fasa
Putaran medan magnet Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati putaran medan magnet awal, putaran
medan  magnet  sampai  dengan  60 ,  putaran  medan  magnet  sampai  dengan  120
, dan putaran medan magnet selama satu putaran dari sebuah motor listrik:
+ a
1
a
2
b
1
c
1
c
2
b
2
+ +
. .
.
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
44
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 11 Putaran medan magnet awal
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
45
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 12 Putaran medan magnet sampai dengan 60
Gambar 2. 13 Putaran medan magnet sampai dengan 120
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
46
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 14 Putaran medan magnet selama satu putaran
Gambar 2. 15 Fluksi total saat fasa A maksimum
+ a
1
a
2
b
1
c
1
c
2
b
2
+ +
. .
.
c
b r
a t
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
47
Teknik Otomasi Industri
Cara penyambungan kumparan armature Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati sambungan bintang dan segitiga pada
sebuah motor listrik :
Gambar 2. 16 Sambungan bintang star
Gambar 2. 17 Sambungan segitiga delta
Phasa A Phasa C
Phasa B
Beginning A
Beginning B Beginning C
End A End C
End B
A
1
A
2
B
1
B
2
C
2
C
1
Sumber Tegangan
Sumber Tegangan
Junction Box
Phasa A Phasa C
Phasa B
Beginning A
Beginning B Beginning C
End A End C
End B
A
1
A
2
B
1
B
2
C
2
C
1
Sumber Tegangan
Sumber Tegangan
Junction Box
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
48
Teknik Otomasi Industri
Tugas 1.1 Carilah berapa besarnya putaran medan magnet yang mengelilingi rotor dari suatu
motor  induksi  yang  mempunyai  jumlah  kutub  magnet  8,  sedangkan frekuensi  arus masuknya sebesar a 60 cps, b. 50 cps dan c. 25 cps.
Tugas 1.2 Hitunglah besarnya putaran sinkron mator induksi tiga buah memiliki frekuensi 60
cps dan jumlah kutub a 4 buah, b 6 buah dan c 10 buah.
Slip dan Putaran Rotor
Nr   =   Ns  1-S
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
49
Teknik Otomasi Industri
Tugas 1.3 Putaran  rotor  motor  induksi  50  cps  dengan  jumlah  kutub  sebesar  6,  sebesar  960
rpm, Hitunglah besarnya slip dalam prosen
Tugas 1.4 Hitunglah  putaran  rotor  dari  suatu  motor  induksi  yang  memiliki  jumlah  kutub  14,
frekuensi 60 cps dan slip  s  sebesar 0,05 ? Tegangan Dan Frekuensi Pada Rotor
Tugas 1.5 Suatu motor induksi tiga fasa 60 cps, dengan jumlah kutub 6 buah, 220 V. Kumparan
stator dihubungkan secara segitiga  dan kumparan rotor secara bintang. Bila jumlah belitan  kumparan  rotor  setengah  jumlah  kumparan  stator,  putaran  rotor  sebesar
1110 rpm, hitunglah :
•  Besarnya slip S •  Tegangan induksi saat rotor masih diam block rotor voltage = E
BR
•  Tegangan induksi pada rotor E
R
per fasa •  Tegangan rotor diantara terminal-terminalnya
•  Frekuensi arus rotor E
R
= S x E
BR
F
R
= S x F Dimana :
E
R
= Tegangan induksi pada rotor berputar dengan slip sebesar S
E
BR
= Tegangan induksi pada rotor saat diam
F
R
= Frekuensi arus rotor pada saat slip sebesar S
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
50
Teknik Otomasi Industri
Tegangan dan Arus Pada Rotor
Bila  tegangan  ini  dibagi  dengan  tahanan  impedansi  per  fasa  Z
R
akan  diperoleh arus rotor I
R
. Tahanan Z
R
pada dasarnya terdiri dari dua komponen yaitu: •  Tahanan rotor R
R
, dan •  Reaktansi bocor sX
BR
Dimana  X
BR
adalah  tahanan  reaktansi  saat  rotor  masih  diam  belum  berputar. Besarnya reaktansi rotor sebanding dengan besarnya slip,  Jadi besarnya arus rotor
dapat dirumuskan :
Tugas 1.6 Dengan  menggunakan  data  padatugas  1.5,  hitunglah  besarnya  arus  rotor  I
R
bila diketahui tahanan rotor R
R
= 0,1 Ohm, dan tahanan reaktansi X
BR
= 0,5 Ohm.
E
R
= S x E
BR
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
51
Teknik Otomasi Industri
Daya Pada Rotor Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati hubungan antara arus, tegangan dan
tahanan pada rotor :
Gambar 2. 18 Hubungan antara arus, tegangan dan tahanan
Dari gambar 2. 18 di atas dapat dituliskan persamaan berikut :
Sehingga : RPI rotor power input = RCL rotor copper loss + RPD rotor power
developed
RCL = I
R 2
R
R
 Rugi daya pada kumparan
I
R
S R
R
E
BR
X
BR
I
R
E
BR
X
BR Tahanan Rotor
per phasa Tahanan ekivalen
beban per phasa R
R
S
R
R
1-S
 Rugi daya yang dirubah menjadi daya mekanik
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
52
Teknik Otomasi Industri
Perlu diperhatikan bahwa daya yang dihasilkan oleh rotor RPI sedikit lebih besar dari daya yang diubah menjadi tenaga mekanik RPD, karena RPI mencakup daya
yang  hilang  akibat  gesekan  baik  oleh  angin  atau  pada  bearing.  Dengan  demikian maka rumus RPD dapat ditulis kembali dalam bentuk :
RPD=                        x1-S=RPI1-S
Tugas 1.7
Dengan menggunakan data padatugas 1.5 dan 1.6, hitunglah: •   Daya masuk pada rotor RPI
•   Rugi daya pada kumparan RCL •   Rugi daya yang dirubah menjadi daya mekanik RPD
•   Daya rotor dalam HP
Torsi Pada Rotor
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
53
Teknik Otomasi Industri
Tugas 1.8 Torsi  maksimum  yang  dapat  dihasilkan  oleh  motor  dengan  data  pada  tugas  1.6.
Berapa kecepatan putaran saat torsi tersebut terjadi ?
Torsi Mula Torsi mula adalah torsi yang terjadi saat motor mulai berputar kata lain rotor masih
diam. Untuk jenis tertentu torsi awal lebih besar dari torsi nominal. Torsi awal terjadi bila slip sama dengan satu unity artinya rotor masih belum berputar.
Dengan demikian maka arus awal I
ST
dapat dirumuskan:
Harga arus ini dapat dimasukkan ke rumus torsi lalu sebagai rumus torsi awal T
st
. Slip pada torsi maksimum =
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
54
Teknik Otomasi Industri
Tugas 1.9 Hitunglah torsi awaldari motor induksi pada tugas 1.6 yang lalu
Efisiensi dan Testing Motor Tiga macam kerugian pada motor induksi adalah :
•  Rugi daya pada kumparan rotor dan stator Cu-loss •  Iron loss hysterisis  eddy current pada stator
•  Gesekan pada bearing ataupun gesekan dengan udara Efisiensi dan karakteristik operasi suatu motor induksi dapat ditetapkan melalui tiga
macam motor tes yaitu: •  Tes beban kosong
•  Tes beban penuh •  Tes tahanan kumparan stator
Rumus efisiensi dari sebuah motor induksi adalah :
Tes beban kosong
Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati rangkaian kelistrikan untuk tes beban kosong suatu motor induksi :
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
55
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 19 Tes beban kosong
Tes beban penuh Rangkaian  pengetesan sama  dengan tes beban nol,  gambar
2.  19
hanya  berbeda dalam  batas  ukur  alat  ukurnya,  mempunyai  batas  pengukuran  yang  lebih  tinggi,
karena  motor  akan  diberi  beban.  Selain  itu  juga  diperlukan  tahanan  muka  untuk mengatur  besarnya  arus  masuk  yang  mendekati  arus  pada  name  motor  tersebut.
Dalam  hal  inidaya  merupakan  penjumlahan  dari  kedua  wattmeter,  karena  faktor daya melebihi 0,5.
Tes tahanan kumparan stator Melalui gambar  di bawah ini dapat kita amati rangkaian kelistrikan untuk tes tahanan
kumparan stator suatu motor induksi :
Gambar 2. 20 Tes tahanan kumparan stator
A
A P2
P1 V
V
3 Phase source
S
MOTOR
X1
X3 X2
Ra Rb
Rc
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
56
Teknik Otomasi Industri
Pengukuran : I R
A
+ R
B
= X
1
II R
A
+ Rc  = X
2
III R
B
+ Rc  = X
3
Tiga kali pengukuran  = X
1
+ X
2
+ X
3
Tugas 1.10 Suatu  motor  induksi  tiga  fasa  dengan  daya  5  HP,  60  cps,  115  volt,  memiliki  kutub
sebanyak 8, dari hasil pengetesan diperoleh data-data sebagai  berikut: Tes beban nol : V
NL
= 115 V; P
1
= 725 W; P
2
= 425 W; I
NL
= 10 A Tes berbeban  : V
L
= 115 V; P
1
= 3.140 W; P
2
= 1.570 W; I
NL
= 27,3 A; RPM
rotor
= 810 Tes tahanan kumparan diantara terminal: = 0,128 Ohm
Hitunglah :
•  Daya keluar dalam HP •  Torsi yang terjadi
•  Efisiensi dalam prosentase •  Power faktor untuk beban dalam pengetesan
Jadi harga rata-rata   =
Untuk satu kumparan : : 2
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
57
Teknik Otomasi Industri
Tes Rotor Diam Harga  tahanan  dan  reaktansi  rotor  baik  untuk  rotor  belit  atau  rotor  sangkar  dapat
diperoleh  dari  tes  rotor  diamatau  block  rotor  test.  Dalam  pengetesan  rotor  diam harus hati-hati karena motor akan cepat sekali menjadi panas biarpun arusnya tidak
begitu besar.
Tugas 1.11 Motor induksi pada contoh 10 yang lalu diadakan tes rotor tertahan block rotor test,
diperoleh data-data sebagai berikut :
V
BR
= 26 V;  I
BR
= 32 A;  Pl =1.430 W;  P
2
=860 W. Hitunglah :
•  Tahanan ekivalen motor R
e
? •  Tahanan reaktansi ekivalen X
e
? •  Tahanan dan reaktansi dari rotor?
•  Kecepatan putaran saat terjadi torsi maksimum ?
R
R
= R
e
- Rstator
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
58
Teknik Otomasi Industri
Pada block rotor test, besarnya arus stator akan sama dengan VrateV
BR
x I
BR
, dan daya masuk saat rotor blok adalah VrateV
BR 2
. x P
BR
. Keadaan demikianmemungkinkan untuk menghitung torsi awal.
Tugas 1.12 Hitunglah torsi awal dari motor induksi pada tugas 1.10 dan 1.11
Alat Bantu Jalan Starting System Cara menjalankan motor induksi secara garis besar dibeda kan menjadi tiga yaitu:
•  Tanpa alat bantu jalan full voltage starting •  Pengurangan tegangan reduce voltage
•  Sebagian kumparan part winding starting
Tugas 1.13 Data berikut diperoleh dari suatu motor induksi 50HP, 440 V, 1.160 rpm. Torsi beban
penuh,  tegangan  440  V  dan  arus  63  A  sebesar  227  lb-ft.  Torsi  awal  putar  pada tegangan 440 V, arus 362 A sebesar 306 Ib-ft.
Hitunglah besarnya •  Torsi dan arusnya saat tegangan masuk 254 volt
Starting Langsung direct starting Melalui  gambar    di  bawah  ini  dapat  kita  amati  rangkaian  kelistrikan  untuk  starting
langsung sebuah motor induksi :
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
59
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 21 Starting langsung direct starting
Starting Dengan Pengurangan Tegangan Melalui  gambar    di  bawah  ini  dapat  kita  amati  rangkaian  kelistrikan  untuk  starting
dengan pengurangan tegangan menggunakan komparator :
3 Phase source
Motor
Stop Start
M OLs
Ma
S
OL M
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
60
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 22 Starting dengan pengurangan teganganmenggunakan komparator
Melalui  gambar    di  bawah  ini  dapat  kita  amati  rangkaian  kelistrikan  untuk  starting dengan pengurangan tegangan menggunakan tahanan muka :
3 Phase source
S
80 65
50 80
65 50
Motor
S1 S2
R1 S5
S6 R3
S4 S3
R2 Auto Transformer
OL OL
S
R
TR S
R OLs
Stop Start
Delay ON Running Relay
Start Relay TR
TR
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
61
Teknik Otomasi Industri Gambar 2. 23 Starting dengan pengurangan teganganmenggunakan tahanan muka
3 Phase source
S
Motor S
OL OL
S S
R R
R
S
R
TR S
R OLs
Stop Start
Delay ON Running Relay
Start Relay TR
TR
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
62
Teknik Otomasi Industri
Melalui  gambar    di  bawah  ini  dapat  kita  amati  rangkaian  kelistrikan  untuk  starting dengan pengurangan tegangan hubungan bintangdelta :
Gambar 2. 24 Starting dengan pengurangan tegangan hubungan bintangdelta 3 Phase
source S
Motor M
OL OL
S
CR
M
TR CR
OLs Stop
Start Delay ON
Kontaktor utama
Cont. Relay
CR
R R
R M
M S
S
S
CR
R
TR TR
Relai waktu tunda
Sambungan Segitiga
Sambungan Delta
Sistem Kontrol Elektromekanik  Elektronik
63
Teknik Otomasi Industri
Starting Wound Rotor Rotor Belit Melalui  gambar    di  bawah  ini  dapat  kita  amati  rangkaian  kelistrikan  untuk  starting
wound rotor rotor belit :
Gambar 2. 25 Starting Wound rotor Rotor Belit
3.  Karakteristik Operasi Motor Listrik