Gejala Kerusakan Tanaman Akibat Hama

165 Bentuk kerusakan tanaman perkebunan oleh sebab hama ditentukan oleh macamjenis hama yang mengganggu atau melakukan pengrusakan, hama dari kelompok vertebrata seperti gajah misalnya dapat menyebabkan pembibitan tanaman menjadi porak poranda oleh injakannya atau belalainya, babi hutan dapat menyebabkan tanaman muda termakan seperti bagian muda. Bentuk kerusakan tanaman oleh hama dari kelompok invertebrata terutama dari golongan serangga banyak ditentukan oleh tipe mulut dari pada serangga yang melakukan pengerusakan. [[ Identifikasi tingkat serangan hama tanaman dilakukan dengan cara : 1 Melaksanakan kegiatan identifikasi tingkat serangan berdasarkan pengamatan lapang. Pengamatan lapang dilakukan terhadap sampel tanaman yang rusak oleh hama dan penyakit , karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel contoh tanaman yang akan diamati untuk dapat mengetahui tingkat serangan hama atau penyakit. 2 Memperhatikan secara teliti keadaan fisik gejala serangan yang timbul pada tanaman. Sebelum memperhatikan dengan teliti keadaan fisik gejala serangan yang timbul pada tanaman terlebih dahulu kita perlu mengetahui bagaimana bentuk-bentuk keadaan fisik dari gejala serangan hama. 166 Keadaan fisik gejala serangan hama Berdasarkan gejala serangan atau bentuk kerusakannya pada suatu tanaman, dapat diketahui hama apa yang melakukan kerusakan pada suatu tanaman, karena setiap hama akan meninggalkan bekas aktifitasnya di suatu tanaman. Hama dari kelompok hewan vertebrata, seperti gajah, babi hutan, tikus dan sebagainya akan meninggalkan jejak, gejala serangan atau bentuk kerusakan yang jelas berdasarkan kebiasaan hewan tersebut merusak, misalnya gajah akan meninggalkan jejak atau bentuk kerusakan berupa injakannya, tumburan badannya, atau kerusakan oleh belalainya. Hama dari kelompok in-vertebrata, utamanya serangga akan meninggalkan bentuk kerusakan sesuai dengan tipe mulut dari pada serangga yang melakukan serangan. Ada beberapa tipe mulut serangga yang masing-masing tipe menyebabkan kerusakan dengan bentuk yang berbeda-beda. Berdasarkan tipe mulut ini dapat diketahui jenis hama yang melakukan serangan. Pada dasarnya alat mulut serangga dapat digolongkan menjadi tiga tipe utama, yaitu;  Mandi bulate untuk memotongmenggigit dan mengunyah bahan makanan padat,  Haustelate untuk mengambil bahan cair atau bahan makanan yang terlarut.  Kombinasi, untuk mengambil bahan makanan padat atau cair. Kemudian ketiga tipe tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa tipe, seperti yang tertera pada Tabel 27. 167 Tabel 27. Empat contoh tipe mulut serangga hama No Tipe Mulut Bentuk Kerusakangejala serangan Kelompok serangga hama 1 Menggigit- mengunyah Adanya bekas gigitan yang dimulai dari pinggir daun, dan atau adanya bekas gigitan pada bagian tengah daun Lepidoptera, Coleoptera, Orthoptera. Contoh , diantaranya; Spodoptera sp., Agrotis sp., Heliothis sp., Oryctes sp 2 Menusuk- mengisap Bercak merahcoklathitam bekas hisapan pada daun, buah, atau batang tanaman atau adanya purubintil pada daun atau buah Hemiptera, contoh: Kepik; Walang sangit 3 Meraut- mengisap Adanya bercak-bercak putih pada daun da daun menjadi salah bentuk Thysanoptera, contoh; Thrip sp 4 Menggerek Adanya bekas gerekan pada daun tertutup oleh kulit luar daunepidermis, gerekan pada ranting, cabang atau batang tanaman Diptera larva Coleoptera 168 Jenis hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman diperhatikan secara teliti sejak dini.

d. Pengertian Hama Tanaman

Yang dimaksud dengan hama tanaman adalah hewan yang merusak tanaman budidaya dan mengakibatkan kerugian sehingga keberadaannya tidak diinginkan.

e. Identifikasi Hama

Untuk mengenali masalah apa yang ditimbulkan oleh suatu hama atau penyakit, dapat dilakukan melalui pengetahuan tentang bagaimana kondisi tanaman yang rusak atau mengalami gangguan oleh suatu hama atau penyakit, atau bentuk-bentuk kerusakan dari tanaman dan kotoran yang ditinggalkan oleh organisme pengganggu tanaman bersangkutan atau juga disebut gejala kerusakan tanaman. Kondisi dari pada tanaman yang terganggu tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang pada akhirnya dapat menurunkan produksi dan kualitas. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap berkembangnya permasalahan hama dan penyakit adalah Iklim dan unsur-unsurnya sinar matahari, curah hujan, kelembaban, dll. Karena pengaruh unsur- unsur iklim tersebut hama dan penyakit yang bersifat endemis pada suatu daerah biasanya dapat mereda dan menurun populasinya, atau sebaliknya dapat eksplosif dengan populasinya yang meningkat karena keadaan alam dapat menyebabkan lingkungan hidup menjadi merosot kindisinya atau kondisi lingkungan hama dan penyakit menjadi meningkatlebih baik, disamping itu faktor-faktor lain seperti cara budidaya persiapan lahan, penanaman, pengairan, pemupukan dsb juga sangat mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit . 169

f. Diagnosa Gangguan Hama

Diagnosa gangguan hama dapat dilihat gejalanya, dan pengendalian secara langsung. 1 Tungaukutu perisai a Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun. b Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan sudah parah, harus disemprot insektisida dengan dosis 2 ccliter. 2 Semut a Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. b Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar raksebaiknya pot digantung. 3 Belalang a Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. b Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontakyang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkandibunuh. 4 Trips a Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda; menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. b Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.