kelembaban atau basa serta asam kuat khususnya pada suhu sedang sampai tinggi. Kelebihannya adalah sifat ketahanan yang baik terhadap air dingin, cukup
tahan terhadap air panas tapi tidak tahan terhadap air mendidih Pizzi 1983. Selanjutnya sifat-sifat UF yang lain adalah mengeras pada suhu rendah 115
o
C - 127
o
C, tahan kelembaban, berwarna terang, murah, tidak tahan pada suhu serta kondisi ekstrim serta umur penyimpanan pendek. Perekat ini juga tahan terhadap
pelarut organik, jamur dan rayap tetapi tidak tahan terhadap basa dan asam kuat. Perekat UF mempunyai waktu pengerasan yang singkat dengan kempa panas
kurang lebih 10 menit dan dalam pembuatan papan ditambahkan 10 dari berat kering oven partikel. Secara normal kandungan perekat UF untuk papan partikel
bervariasi dari 6-10 berdasarkan berat perekat padat Haygreen dan Bowyer 1996. Menurut Maloney 1993 perekat ini mempunyai karakteristik viscositas
25
o
C Cps sebesar 30, resin solid content 40-60, pH sekitar 7-8, berat jenis 25
o
C adalah 1,27-1,29.
2.9 Bahan Aditif
Wax atau lilin adalah salah satu jenis zat aditif yang ditambahkan pada adonan untuk meningkatkan sifat papan komposit yang dihasilkan. Dalam
komposisi papan, emulsi wax menimbulkan daya tahan air yang bagus dan stabilitas dimensi yang tinggi pada papan. Kegunaan ini sangat penting untuk
memberikan perlindungan selama proses perendaman tidak sengaja dari papan selama atau setelah kontruksi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
penambahan wax dapat mengurangi penyerapan air secara bertahap Maloney 1993.
Jenis wax yang digunakan adalah parafin lilin mineral yang merupakan produk sampingan dari industri minyak dimana minyak mentah diberi perlakuan
untuk memisahkan fraksi volatile seperti bensin, kerosin, napta, dan solar. Parafin memiliki titik leleh antara 48-56
o
C Kolmann 1975 dalam Putriani 2005. Sjostrom 1998 mencatat bahwa kayu alam juga mengandung lilin yang
merupakan konstituen utama dari bahan lipofil yang terdapat dalam sel- sel parenkim. Kandungan lilin pada kayu berkisar antara 0,08-0,09 berdasarkan
berat kayu kering. Lilin merupakan ester asam lemak dengan alkohol tinggi yang
dapat diekstraksi dari kayu dengan pelarut organik yaitu dietil eter, petroleum eter, aseton
dan lain-lain Fengel dan Gerd 1995. Fungsi parafin pada produksi papan partikel adalah menimbulkan kesan
licin pada permukaan, mengurangi penyerapan air, dan mempermudah pemotongan papan serta pengolahan dengan mesin. Maloney 1993, menyatakan
bahwa penambahan wax sebesar 1 atau kurang berdasarkan berat partikel mempunyai pengaruh kecil atau tidak mempengaruhi sifat kekuatan papan, akan
tetapi apabila lebih besar dari 1 maka kadangkala akan menurunkan sifat kekuatan papan dan hal ini dapat dicegah dengan penambahan perekat, menaikkan
kerapatan atau mengubah ukuran partikel
2.10 Standar Pengujian Sifat-sifat Papan Partikel
Berbagai standar yang digunakan dalam pengujian sifat-sifat papan partikel antara lain:
1. Standar Nasional Indonesia SNI 03-2105-1996
Standar ini mencakup definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengukuran dimensi, cara pengambilan contoh, cara pengujian, cara lulus uji,
syarat penandaan, dan cara pengemasan. Parameter sifat fisis-mekanis papan pertikel menurut standar SNI 03-2105-
1996: Kerapatan Kgcm
3
= 0,5-0,9 Kadar air
= 14 Daya serap air
= - Pengembangan tebal = Maks 12
MOR Kgcm
2
= Min 80 MOE
Kgcm
2
= Min 15.000 Internal bond Kgcm
2
= Min 1,5 Kuat pegang sekrup Kg = Min 30
2. Japanese Standard Association JIS A 5908-2003
Berdasarkan sifat fisis-mekanisnya, papan partikel dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
a Based Particleboard, Decorative Particleboard
b Based Particleboard
c Veneered Particleboard
Parameter sifat fisis-mekanis papan pertikel menurut standar JIS A 5908 - 2003:
Kerapatan Kgcm
3
= 0,4-0,9 Kadar air
= 5-13 Daya serap air
= - Pengembangan tebal
= Maks 12 MOR
Kgcm
2
Tipe 8 = Min 82
Tipe 13 = Min 133
Tipe 18 = Min 184
MOE Kgcm
2
Tipe 8 = Min 20.400
Tipe 13 = Min 25.500
Tipe 18 = Min 30.600
Internal bond Kgcm
2
Tipe 8 = Min 1,5
Tipe 13 = Min 2,0
Tipe 18 = Min 3,1
Kuat pegang sekrup Kg = Min 31.
Keterangan: • Tipe 8 adalah Base Particleboard atau Decorative Particleboard dengan kuat
lentur minimal 8,0 Nmm
2
82 kgcm
2
. • Tipe 13 adalah Base Particleboard atau Decorative Particleboard dengan kuat
lentur minimal 13,0 Nmm
2
133 kgcm
2
. • Tipe 18 adalah Base Particleboard atau Decorative Particleboard dengan kuat
lentur minimal 18,0 Nmm
2
184 kgcm
2
.
BAB III METODOLOGI
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Persiapan bahan baku dan pembuatan lembaran papan partikel dilaksanakan di Laboratorium Bio-Komposit sedangkan untuk pengujian sifat fisis dan mekanis
contoh uji dilakukan di Laboratorium Peningkatan Mutu Kayu dan Laboratorium Keteknikan Kayu. Penelitian dilaksanakan di Departemen Hasil Hutan, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian berlangsung mulai bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Maret 2008.
3.7 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari timbangan, desikator, oven, mesin hot press, rotary blender, spray gun, aluminium foil,
caliper, micrometer, cawan porselin, Disk Mill, ember, kantong plastik, penggaris, spidol, label, plat aluminium, cutter, lem epoxy dan alat uji mekanis merk Instron.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekam padi jenis Ciherang umur 4 bulan yang berasal dari daerah sekitar Darmaga . Perekat yang
digunakan adalah urea formaldehida UF dari PT. Arjuna Utama Kimia. Karakteristik perekat UF dapat dilihat pada Tabel 2. Aditif yang ditambahkan
adalah parafin. Tabel 2 Karakteristik perekat UF
No Test Specification Result
1 Viscosity Poise30
o
C 0,8 - 1,5
0,9 2
pHMeter 7,00 - 8,00
7,00 3
pHBTB 6,8 - 7,2
6,8 4
Non Volatile Content 48,00 - 52,00
49,03 5
Specific Gravity30
o
C 1,180 - 1,200
1,192 6
Temperature
o
C Bellow 35
o
C 33,0 7
Free Formaldehyde 1,00 - 1,40
1,21 8
Appearance Milky White
Milky white
Sumber: PT. Arjuna Utama Kimia 2008