c. pemilihan materi pengajaran hendaknya yang dapat membawa peserta didik
ke arah melek sains dan teknologi beserta penerapannya dan berbagai dampak positif atau negatif terhadap lingkungan, masyarakat, serta pada
teknologi itu sendiri. Sehingga dapat lebih menumbuhkan kepedulian peserta didik dan tanggung jawab mereka pada pemecahan masalah
lingkungan dan masyarakat. d.
pembuatan bahan evaluasi hendaknya menerapkan sains, teknologi, masyarakat, lingkungan yang relevan.
2.4 Pendidikan Berbasis Karakter
Pendidikan karakter telah lama menjadi perhatian pemerintah. Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
pasal 1 satu disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan karakter diarahkan untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan nasional Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan karakter bangsa adalah meningkatkan kualitas prilaku,
akhlak, budi pekerti dari setiap anak bangsa dalam menjalani kehidupan sebagai masyarakat dan makhluk Tuhan. Adapun fungsi pendidikan karakter menurut
Kemendiknas 2010: 4 adalah : a p
engembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik dan berperilaku baik”.
b perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku yang sudah baik. c penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.
Pelaksanaan pendidikan berbasis karakter perlu memperhatikan beberapa prinsip diantaranya adalah berkelanjutan, artinya pengembangan nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang sejak dini yang diberikan dari awal hingga akhir masa pendidikan Kemendiknas, 2010:11-14.
Ada beberapa nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada siswa. Menurut Kemendiknas 2010:9-10, ada 18 nilai pendidikan karakter bangsa antara lain:
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab.
Karakter yang diintegrasikan dalam bahan ajar adalah disiplin, rasa ingin tahu, komunikatif, dan tanggungjawab. Adapun pengertian keempat karakter
tersebut adalah: 1 disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; 2 rasa ingin tahu yaitu sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar; 3 komunikatif yaitu tindakan
yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain; 4 tanggungjawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara, dan Tuhan
Yang Maha Esa . Pendidikan karakter yang diterapkan dalam lingkungan pendidikan akan
memiliki dampak langsung pada prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Benninga et al. 2003 terhadap 681 Sekolah Dasar di California
menunjukkan bahwa sekolah dengan tingkat penerapan pendidikan karakter yang tinggi cenderung memiliki prestasi akademik lebih baik dibandingkan sekolah lain
yang kurang atau tidak menerapkan pendidikan karakter.
2.5 Kerangka Berfikir