b. Affective Domain: 1 receiving sikap menerima; 2 responding
memberikan respon; 3 valuing nilai; 4 organization organisasi; 5 characterization karakterisasi.
c. Psychomotor Domain: 1 initiatory level; 2 pre-routine level; 3 rountinized
level Bloom dalam Sardiman 2011: 23. Hasil belajar juga merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja Suprijono, 2009: 7. Berdasarkan pengertian di atas, pada hakikatnya hasil belajar merupakan
perubahan perilaku secara keseluruhan, yang didapat setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan hasil tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik, dimana ketiga aspek ini didapat secara keseluruhan dan tidak secara terpisah-pisah.
2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat komunikasi yang memiliki sifat sistematik, manasuka yang berbentuk ujaran dan bersifat manusiawi dan komunikatif
Santosa, 2008: 1.2. Kemampuan berbahasa secara dasar harus dimiliki siswa sejak duduk di bangku sekolah dasar. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan. Dalam BSNP 2006: 119 standar kompetensi mata pelajaran bahasa
Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan
dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia
ini, diharapkan: a.
Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap
hasilkarya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; b.
Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber
belajar; c.
Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya; d.
Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
e. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
f. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan
kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.
2.1.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia SD