Istana Maimun HASIL DAN PEMBAHASAN

secara turun-menurun. Mengenai adat dan kebudayaan yang di pakai di negeri Deli adalah adat dan budaya Melayu, yang menapis dan memasukkan juga unsur- unsur kebudayaan lainnya yang positif ke dalam kebudayaan Melayu guna mencapai perpaduan masyarakat yang kompak dan harmonis. Secara keseluruhan raja atau sultan yang pernah bertahta di Kerajaan Deli adalah sebagai berikut: Sumber: Sinar 1989 No. Nama Sultan Peran 1. Tuanku Panglima Gocah Pahlawan 1632- 1669 Mendirikan Kesultanan Deli dan memusatkan pemerintahan di Deli Tua 2. Tuanku Panglima Parunggit 1669-1698 Memindahkan pemerintahan ke Medan 3. Tuanku Panglima Padrap 1698-1728 4. Tuanku Panglima Pasutan 1728-1761 Memindahkan pemerintahan ke Labuhan Deli 5. Tuanku Panglima Gandar Wahid 1761- 1805 6. Sultan Amaluddin Mangedar Alam 1805- 1850 7. Sultan Osman Perkasa Alamsyah 1850- 1858 8. Sultan Mahmud Perkasa Alam 1858-1873 9. Sultan Ma‟moen Al Rasyid Perkasa Alam 1873-1924 Memindahkan pemerintahan kembali ke Medan 10. Sultan Amaluddin Al Sani Perkasa Alam 1924-1945 11. Sultan Osman Al Sani Perkasa Alam 1945- 1967 12. Sultan Azmy Perkasa Alam 1967-1998 13. Tuanku Otteman Mahmud Perkasa Alam 1998-sekarang Tabel 4.1 Nama Sultan di Kerajaan Deli

4.2 Istana Maimun

Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Istana Maimun pada tahun 1890-1905 sumber: google image Istana Maimun merupakan salah satu warisan budaya bangunan tradisional pada masa kesultanan Deli. Istana Maimun merupakan bukti sejarah yang nyata tentang kejayaan kerajaan Deli pada masanya yang sangat dijaga oleh masyarakat Melayu. Istana Maimun dibangun pada masa Sultan Ma‟moen Alrasyid Perkasa Alamsyah yakni Sultan Deli ke-9. Pada tahun 1890, Sultan Ma‟mun Al Rasyid memindahkan pusat pemerintahan Kesultanan Deli kembali ke Medan Pelly dkk., 1986:2 dalam Baiduri 2012. Pada saat memindahkan pusat pemerintahan ke Medan, Sultan Ma‟moen Al-Rasyid mendirikan sebuah istana yang megah yang bernama Istana Maimun. Peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 26 Agustus 1888 dan mulai dihuni tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 1891 Sinar, 1991:104. Tidak banyak catatan sejarah mengenai pemerintahan Sultan Ma‟mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. Namun di bawah kepemimpinannya, Kesultanan Deli berkembang Universitas Sumatera Utara dengan sangat pesat. Selain istana ini, ia juga membangun beberapa bangunan yang menjadi sejarah besar bagi masyarakat Melayu, yakni Mesjid Raya dan Balai Kerapatan Gedung Kantor Bupati Serdang. Bangunan Istana Maimun berada di Jalan Brigadir Jenderal Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun ini didirikan diatas tanah seluas 2.772 m 2 merupakan rancangan seorang arsitek berkebangsaan Italia sekaligus perwira Belanda yang bernama TH. Van Erp. Ia mendesain istana ini dengan memadukan beberapa gaya arsitektur yakni arsitektur tradisional Melayu, arsitektur India Islam Mogul dan arsitektur Eropa. Istana Maimun memiliki 2 unsur arsitektural, yaitu unsur arsitektur tradisional lokal dan arsitektural luar asing. Ciri arsitektur tradisional yang dimaksud adalah arsitektur tradisional Melayu. Hal tersebut dapat dilihat pada denah, tangga, lantai, bentuk-bentuk jendela. Sedangkan ciri atau unsur arsitektur asing dapat dilihat pada halaman, denah, pondasi, tangga depan, lantai, pintu, jendela, ventilasi, tiang, pilaster, lengkungan, dan atap. Unsur arsitektur asing yang dimaksud berasal dari wilayah India dan Eropa Pasaribu, 2004: 189-196. Dalam UU No.11 tahun 2010 menurut pengkategorian cagar budaya, Istana Maimun dapat dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya yang hanya terdiri dari satu bangunan atau dapat disebut juga sebagai bangunan tunggal. Adapun fungsi dari situs ini pada masa lalu adalah sebagai bangunan pusat pemerintahan. Dalam buku Istana Maimoon The palace of Sultan Deli oleh Djohan A. Nasution, Istana Maimoon berdiri di atas tanah seluas 2,772 m 2 sedangkan luas Universitas Sumatera Utara bangunan Istana Maimoon sendiri adalah 1262,25 m 2 . Bangunan ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian induk, sayap kiri dan sayap kanan. Bangunan ini merupakan bangunan bertingkat dua, dengan 82 buah tiang batu dan 43 buah tiang kayu, dengan lengkungan – lengkungan yang berbentuk lunas perahu terbalik dan landam kuda. Atap benbentuk kubah, yakni 3 kubah berwarna hitam dan juga 3 puncak. Semua ini merupakan adaptasi dari rumah tradisional Melayu, yang umumnya merupakan rumah panggung dengan menggunakan banyak tiang. Istana Maimun memiliki arsitektur yang unik dengan perpaduan beberapa unsur kebudayaan Melayu bergaya Islam, Spanyol, India dan Italia. Perpaduan ini menyuguhkan keunikan inilah yang memberikan karakter khas bangunannya. Keunikan perpaduan tradisi Melayu dengan kebudayaan Eropa pada bangunan interiornya yang terlihat dari ornamen lampu, kursi, meja, lemari, jendela serta pintu dorong. Pengaruh Islam dapat dilihat dari bentuk lengkung di beberapa bagian atap istana yang bentuknya menyerupai perahu terbalik yang kerap dikenal dengan sebutan Persia Curve yang biasanya dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah, India atau Turki. Walupun bangunan Istana Maimoon memiliki keaneka ragam gaya arsitektur, arsitektur Melayu adalah gaya arsitektur yang paling ditonjolkan, khusunya pada eksterior bangunan. Bangunan Istana Maimun berdiri dari tahun 1888-sekarang, namun terdapat beberapa periode perbaikan-perbaikan yang pernah dilaksanakan secara berturut-turut yakni tahun 1948, 1959, 1973, dan 1974-1975 dimana perbaikan- perbaikan yang dilakukan adalah berupa pengecetan kembali bangunan istana, dan perbaikan taman dan peralatan istana. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1979-1981 bangunan Istana Maimun dikonservasi oleh Bidang Permuseuman, Sejarah, dan Kepurbakalaan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sumatera Utara Depdikbud, 19811982:25. Saat ini, jumlah kamar di Istana Maimun sudah bertambah menjadi 40 kamar. Dengan pembagian 20 kamar di lantai 1, dan 20 kamar di lantai 2. Penambahan ruangan ini dilakukan dengan cara memberikan sekat pada ruangan-ruangan berukuran besar dan dengan menutup teras-teras beratap yang dulu ada di sisi barat lantai 2 bangunan Istana Maimun. Gambar 4.2 Istana Maimun saat ini sumber: google image Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Singgasana raja di ruang utama sumber: google image Gambar 4.4 Prasasti marmer sumber: google image Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5 Tahta raja sumber: google image Gambar 4.6 Bagian dalam Istana Maimun sumber: google image

4.3 Dasar Tinjauan Penelitian