Rekreasi.
Adalah suatu kesenangan tersendiri dalam mengunjungi objek-objek bersejarah karena kita akan mendapat gambaran bagaimana orang-orang terdahulu
membentuk lingkungan binaan yang unik dan berbeda dengan kita sekarang.
Inspirasi. Patriotisme adalah semangat yang bangkit dan tetap akan berkobar jika kita
tetap mempertahankan hubungan kita dengan masa lalu, siapa kita sebenarnya, bagaimana kita terbentuk sebagai suatu bangsa dan apa tujuan mulia pendahulu
kita. Preservasi objek bersejarah akan membantu untuk tetap mempertahakan konsep-konsep tersebut.
Ekonomi.
Pada masa kini objek-objek bersejarah telah bernilai ekonomi dimana usaha- usaha untuk mempertahan bangunan lama dengan mengganti fungsinya telah
menjadi komoditas parawisata dan perdagangan yang mendatangkan keuntungan.
2.5 Manfaat Konservasi
Manfaat pelestarian perlu diketahui agar tindakan pelestarian memiliki tujuan yang jelas dan dapat mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan
pelestarian. Usaha-usaha pelestarian dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya Jacob, 1992.
Menurut Budihardjo 1995:8, manfaat upaya pelestarian yaitu memperkaya pengalaman visual, menyalurkan hasrat berkesinambungan,
memberi kaitan berarti dengan masa lalu, serta memberi pilihan untuk tinggal dan
Universitas Sumatera Utara
bekerja di samping lingkungan modern; pada saat perubahan dan pertumbuhan terjadi secara cepat seperti saat ini, kelestarian lingkungan lama akan memberi
suasana permanen yang menyegarkan; memberi keamanan psikologis bagi seseorang untuk dapat melihat, menyentuh dan merasakan bukti-bukti fisik
sejarah; kelestarian mewariskan arsitektur, menyediakan catatan historis tentang masa lalu dan melambangkan keterbatasan masa hidup manusia; kelestarian
lingkungan lama adalah salah satu aset komersil terbesar dalam kegiatan wisata internasional;
dengan dilestarikannya warisan yang berharga dalam keadaan baik maka generasi yang akan datang dapat belajar dari warisan-warisan tersebut dan
menghargainya sebagimana yang dilakukan pendahulunya.
2.6 Sasaran Konservasi
Upaya konservasi tidak lepas dari kegiatan perlindungan dan penataan serta tujuan perencanaan kota yang bukan hanya secara fisik saja, tetapi juga
stabilitas penduduk dan gaya hidup yang serasi, yakni pencegahan perubahan
sosial.
Mengingat hal itu, dalam upaya konservasi perlu digariskan sasaran yang tepat, antara lain: mengembalikan wajah dari objek pelestarian; memanfaatkan
peninggalan objek pelestarian yang ada untuk menunjang kehidupan masa kini; mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan perencanaan
masa lalu yang tercermin dalam objek pelestarian tersebut; menampilkan sejarah pertumbuhankotalingkungan dalam ujud fisik tiga dimensi. Sasaran pelestarin
Universitas Sumatera Utara
saat itu meliputi mulai dari dokumen tertulis, lukisan, patung, perabot, kemudian meningkat ke bangunan candi, keraton, benteng, gua. Budihardjo, 1989
Konsep konservasi kemudian berkembang, tidak hanya mencakup monumen, bangunan atau benda arkeologis saja melainkn juga lingkungan, taman,
dan bahkan kota bersejarah. Konservasi mencakup alam, kesenian, arkeologi dan lingkungan binaan.
Alam terbagi atas badan air: sungai, laut, danau, dan lain-lain; lahan: pertanian, kehutanan, pariwisata alam. Kesenian terdiri atas tari, karawitan dan musik.
Arkeologi terdiri atas dokumen dwi mantra: dokumen tertulis, lontar, lukisan; artefak tri mantra: perabot rumah tangga, peralatan, patung; arsitektur yaitu
arsitektur mikro: gardu, pelengkap jalan, gerbang, pagar, tugu, dan lain-lain serta bangunan kuno: keratin, benteng, pasar, stasiun, dll. Lingkungan binaan terdiri
atas arsitektur; lingkungan bersejarah: pusat kota lama, kawasan kunotradisional, dll; tamanruang terbuka: alun-alun, lapangan, tempat rekreasi, dll; kota
bersejarah.
2.7 Lingkup Konservasi