Pengamatan pada tanaman : Kajian pertumbuhan dan produksi nenas pada lahan gambut dan lahan aluvial di Kalimantan Barat

b. Pengambilan sampel buah yang telah matang pada tanaman N3 untuk diambil datanya di laboratorium. c. Pengambilan sampel tanaman, yaitu dengan membongkar tanaman untuk diambil data berat basah dan berat kering, data serapan hara N, P dan K pada daun. d. Pengambilan sampel tanah pada lahan gambut dan aluvial untuk dianalisa di laboratorium.. Pengamatan Tanaman di Lapangan meliputi : a. Panjang daun cm, mengukur pada daun terpanjang dengan penggaris dari pangkal hingga ujung daun. Daun yang diukur merupakan daun yang terpanjang dalam satu tanaman, kemudian daun tersebut ditandai untuk terus diambil datanya hingga akhir penelitian. b. Lebar daun cm, mengukur pada daun terpanjang dengan penggaris bagian terlebar dari helaian daun. c. Tinggi tanaman cm, yang diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman yang terpanjang, yang terus diambil datnya hingga akhir penelitian. Pengamatan Tanaman di laboratorium meliputi : 1. Analisa pada sampel tanaman, meliputi : a. Bobot basah daun gram, yaitu pengukuran bobot daun dengan cara menimbang daun setelah dibongkar b. Bobot kering daun gram, yaitu hasil pengukuran bobot daun yang telah dikeringkan dengan oven pada suhu 105 o C selama 24 jam. 2. Analisa lengkap pada sampel tanah gambut dan tanah mineral, yang meliputi: a. kandungan unsur hara makro persen C organik, persen N total, P tersedia dan K tersedia. - persen C organik, menggunakan metode Walkley and Black yaitu dengan titrasi FeSO 4 untuk tanah aluvial dan metode pengabuan yang diukur dengan alat grafimetrik untuk gambut. - Persen N total, menggunakan metode Kjeldhal, yaitu titrasi dengan menggunakan larutan HCl 0.02. - P tersedia, menggunakan metode Bray I dengan alat Spectrophotometer. - K tersedia, menggunakan metode Bray I. b. Kandungan unsur hara mikro Ca, Mg, H, Fe, Zn dan Mn - Ca dan Mg menggunakan larutan NH 4 OAc pH 7 yang dapat langsung diukur dengan metode foto nyala. - H, Fe, Zn dan Mn menggunakan pengekstrak larutan HCl 0.05 N, kemudian diukur dengan alat AAS Atomic Absorbtion Spectrophotometer. c. pH H 2 O dan HCl. d. kapasitas tukar kation KTK - Nilai KTK merupakan penjumlahan dari kation-katiaon pada sampel tanah yang dinyatakan dalam me100 gr. e. kejenuhan basa KB - Nilai Kejenuhan Basa dinnyatakan dalam persen, dengan rumus : Jumlah Kation KB = ----------------------- x 100 KTK f. persen tekstur pasir, debu dan liat. - menggunakan metode pipet, setelah dilakukan perendaman dengan H 2 O 2 selama 24 jam dan dipanaskan, suspensi dan dipipet per waktu. g. Kadar Air dan Kadar Abu. - Kadar Air dengan menghitung selisih berat basah dan berat kering, yang dinyatakan dalam persen. - Kadar Abu dengan menggunakan metode graphymetric, dengan memanaskan dan diabukan. Perhitungan berdasarkan bobot kehilangan dimana totalpasir, debu dan liat sama dengan 100 persen. Pengambilan sampel tanah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada awal dan akhir penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan disekitar perakaran tanaman sampel. Setelah di laboratorium tanah dikeringkan dengan oven dengan suhu 60°C selama 24 jam. 3. Analisa pada sampel jaringan daun nenas, meliputi pengukuran : Pengambilan sampel untuk analisis kandungan hara N, P dan K pada jaringan daun tanman dilakukan pada akhir penelitian. Pengambilan organ tanaman dilakukan pada pagi hari dan segera dimasukkan kedalam cool box. Setelah sampai di laboratorium, sampel dimasukkan kedalam freezer dengan suhu -10°C dan pada hari berikutnya dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 60°C selama 24 jam. Sampel yang sudah kering disimpan kembali ke dalam freezer untuk dianalisis kadar unsur haranya. Analisis kandungan Nitrogen menggunakan metode Kjeldhal. Prinsip kerjanya adalah sampel didestruksi dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan kalium sulfat dan merkuri oksida sebagai katalisator. Nitrogen organik yang terdapat dalam sampel diubah menjadi ion ammonium. Kemudian ammonium didestilasi dengan penambahan natrium hidroksida. Kadar nitrogen dalam sampel ditentukan dengan Kjeltec Auto Analiyzer. Analisis kandungan Posfat dan Kalium menggunakan metode pengabuan kering dengan menggunakan Hidrogen Klorida pekat. 4. Analisa pada sampel buah nenas, meliputi pengukuran : a. kadar air persen Cawan petri yang akan digunakan dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang A gram. Timbang sebanyak 5 B gram sampel yang telah dihomogenkan. Selanjutnya dimasukkan dalam oven pada suhu 100-105°C sampai beratnya konstan lalu didinginkan dan ditimbang C gram. Kadar air dihitung dengan rumus : B - C ---------------- x 100 B - A Dimana A = berat cawan B = berat cawan + bahan sebelum dikeringkan C = adalah berat cawan + bahan setelah dikeringkan. b. padatan total terlarut PTT °Brix PTT diukur dengan hand-refraktometer. Setetes filtrat sampel diteteskan pada prisma refraktometer yang sudah distabilkan dan dilakukan pembacaan. Jika dilakukan pengenceran, hasil pembacaan dikalikan dengan faktor pengencer. Sebelum dan sesudah digunakan, prisma refraktometer dibersihkan dengan aquades. Total Padatan Terlarut dinyatakan dengan °Brix. c. kandungan asam total persen Kandungan asam tertitrasi dihitung melalui asam tertitrasi. Sebanyak 25 gram hancuran buah nenas dilarutkan dengan 250 ml aquades kedalam labu ukur 100 ml kemudian disaring dan dipipet sebanyak 10 ml, setelah itu diberi 3 tetes indikator fenolftalein. Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu. ml NaOH x N NaOH x fp x BE Total Asam = ------------------------------------------ x 100 mg sampel N = Normalitas larutan NaOH Fp = Faktor pengencer 25025 BE = Berat Equivalen asam malat umtuk nenas d. pH buah Pengukuran pH dilakukan pada bagian pangkal tengah dan ujung buah. Sebanyak 10 gram hamcuran buah di larutkan dengan aquades menjadi 100 ml kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH meter. e. bobot buah dan bobot buah tanpa mahkota gram Pengukuran dilakukan dengan melakukan penimbangan buah dengan timbangan elektrik. f. panjang buah dan panjang mahkota cm. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris dari pangkal hingga ujung. g. jumlah daun mahkota helai Dilakukan dengan menghitung jumlah helaian daun yang ada pada mahkota buah. h. diameter buah dan diameter hati cm Pengukuran dilakukan dengan menggunakan jangka sorong setelah terlebih dahulu buah dibelah secara vertikal. i. kedalaman mata cm Dilakukan dengan menggunakan jangka sorong setelah terlebih dahulu buah dibelah secara vertikal. Pengukuran dilakukan pada pangkal tengah dan ujung buah. j. warna buah dan warna daging buah menggunakan Shell colour 0-7 k. uji organoleptik Pengujian dilakukan oleh 25 orang fanelis, bagian buah yang lakuan pengujian adalah bagian tengahnya. Uji organoleptik dilakukan terhadap aroma buah, keempukan, kerenyahan, kemanisan, intensitas rasa manis dan intensitas rasa masam.

B. Pengamatan Teknik Budidaya :

Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah dengan melihat dan melakukan wawancara serta pengisian kuesioner sebanyak 35 orang petani. Berdasarkan luasan areal penanaman nenas, maka pemilihan rensponden ditentukan berdasarkan pertimbangan luasan lahan. Untuk lahan gambut diambil 20 orang responden sedangkan untuk lahan aluvial diambil 15 orang responden. Informasi yang diketahui meliputi: asal bibit, pengolahan tanah, pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, jenis hama dan penyakit, panen, pasca panen dan pemasaran.

C. Pengamatan lingkungan fisik :

Yaitu pengamatan lingkungan fisik di sekitar pertumbuhan tanaman dengan melihat serta mengambil data : a. Adanya serangan hama dan penyakit. Selain dengan wawancara juga dilakukan observasi ke lahan untuk mencari tanaman yang terserang hama dan penyakit, serta bagaimana cara penanggulangannya selama ini. b. Pengambilan gambar pertumbuhan tanaman photo tanaman c. Warna daun dan buah menggunakan shell colour 0-7 d. Pengamatan Curah Hujan mmbulan selama setahun di lokasi pengamatan. Pengamatan dilakukan langsung pada lokasi pengamatan di lahan gambut dan aluvial dengan cara manual yaitu dengan cara menampung air hujan pada wadah dengan menggunakan corong berukuran diameter 15 cm selama 1 tahun pengamatan. e. Curah Hujan rata-rata mmbulan 10 tahun terakhir pada stasiun klimatologi terdekat. Pengukuran curah hujan juga dilakukan pada stasiun klimatologi terdekat yaitu stasiun klimatologi anjungan yang berjarak 15 km dari lokasi gambut, dan stasiun klimatologi semelagi yang berjarak 40 km dari lahan aluvia. Data curah hujan selama 10 tahun terakhir juga diambil dari dua stasiun klimatologi tersebut untuk mengetahui pola curah hujan daerah setempat selama ini. f. Jumlah Hari Hujan hari selama setahun dilokasi pengamatan. Data mengenai jumlah hari mengalami hujan selama penelitian yang diambil pada saat pengamilan data curah hujan