Permasalahan dan Peluang Dalam Pembangunan Perikanan

47 tersebut dan juga sangat terbatasnya aparat penjaga perairan laut di wilayah perairan Situbondo dan sekitarnya. Peluang dalam pelaksanaan pembangunan perikanan di Kabupaten Situbondo antara lain dalah sebagai berikut : 1 Potensi sumberdaya ikan di perairan sekitar Situbondo khususnya Selat Madura, Selat Bali dan Laut Bali cukup tinggi dalam segala musim; 2 Permintaan ikan hasil perikanan tangkap terus mengalami peningkatan; 3 Semakin terbukanya peluang pasar untuk penjualan ikan hasil tangkapan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi; 4 Sudah dibangun prasarana dan sarana untuk pengolahan ikan hasil tangkapan khususnya untuk pemindangan ikan dan pembuatan tepung ikan meskipun masih belum memadai; 5 Dekat dengan tempat pengolahan ikan pengalengan ikan skala besar di wilayah Banyuwangi untuk pengalengan ikan lemuru dan ikan tongkol; 6 Dekat dengan kawasan wisata Bali, Pasir Putih yang membutuhkan ikan segar berkualitas tinggi seperti kerapu, kakap, udang untuk konsumsi wisatawan asing dan lokal. Beberapa hambatan yang dihadapi oleh nelayan Kabupaten Situbondo mempunyai dampak negatif bagi usaha penangkapan ikan di perairan laut, selanjutnya berdampak pada rendahnya produktivitas tangkapan karena belum mampu memanfaatkan peluang yang ada sehingga pada akhirnya menyebabkan rendahnya penghasilan nelayan. 48 4 METODOLOGI

4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Juni 2005 sampai dengan Desember 2007, dengan fokus daerah penelitian di kawasan laut Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dan perairan sekitarnya. Daerah penelitian meliputi Selat Madura bagian timur, Laut Jawa bagian timur, Laut Bali bagian barat, dan Selat Bali bagian utara, sebagaimana Gambar 9. Gambar 9 Cakupan wilayah penelitian dalam informasi spasial ZPPI Mengacu pada penelitian Narendra 1993, wilayah penelitian untuk informasi spasial ZPPI mingguan terletak pada batas-batas geografi antara 113 - 115 BT dan 7 - 8 LS, dalam kawasan berbentuk bujur sangkar atau unit spasial yang sisinya mempunyai panjang sebesar 5’ 9.260 m. Penetapan ukuran unit 49 spasial ini juga mengacu pada hasil uji coba dari sejumlah kegiatan yang pernah dilakukan LAPAN serta sebuah pemikiran agar informasi ZPPI dapat digunakan dengan mudah oleh nelayan, pembagian area yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan unit spasial yang disesuaikan dengan sistem area pada peta dasar yang digunakan sebagai referensi. Wilayah penelitian ZPPI bulanan meliputi perairan Selat Madura, Laut Bali bagian barat, Laut Jawa bagian selatan, sebelah utara Sumenep, Pamekasan sampai Sampang, serta Selat Bali bagian utara, dengan batas-batas geografi pada koordinat 112 50’ - 116 00’ BT dan 6 30’ - 8 10’ LS. Mengacu pada hasil penelitian oleh Narendra 1993, wilayah penelitian kawasan ini dibagi menjadi unit spasial dengan ukuran 10’. Ukuran unit spasial adalah 10’ x 10’ 18,52 km x 18,52 km. Panjang sisi dari unit spasial ini mendekati ukuran jarak lokasi daerah penangkapan ikan seperti yang disarankan Narendra 1993, dengan catatan bahwa 1° = 60’ dan 1’ = 1 mil laut atau 1.852 m.

4.2 Metode Pengumpulan Data

4.2.1 Materi penelitian

Materi utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penginderaan jauh dari satelit NOAA-AVHRR hasil akuisisi Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca LAPAN. Data NOAA-AVHRR yang digunakan adalah data time series mingguan selama 10 tahun yaitu dari tahun 1996 sampai dengan 2005, khususnya data NOAA-AVHRR kanal 4 dan kanal 5 infra merah termal yang dipergunakan untuk menentukan sebaran suhu permukaan laut SPL. Untuk mendapatkan hasil perhitungan SPL yang baik, dilakukan 3 tiga kegiatan penting yaitu : 1 pemisahan data hasil akuisisi pada saat terjadi El-Nino; 2 pemilihan data yang bebas awan; dan 3 dilakukan cropping untuk cakupan data NOAA-AVHRR wilayah Jawa Timur. Selain data SPL yang diperoleh dari data NOAA-AVHRR dan data kandungan klorofil-a bulanan yang diperoleh download dari situs internet http:oceancolor.gsfc.nasa.govcgibrpuse.pl, dalam penelitian ini juga digunakan: